AMP - Pria bertubuh gempal berinisial AI (24), dihadirkan polisi dalam konferensi pers di Polresta Banda Aceh, Senin (23/10/2017).
AI ditangkap polisi bersama sejumlah wanita di sebuah hotel di Banda Aceh, Minggu (22/10/2017) dini hari.
AI diduga germo atau 'papi' praktik prostitusi online. Sementara sejumlah wanita yang bersamanya diduga korban prostitusi online.
AI sudah memberikan sejumlah keterangan kepada polisi saat diinterogasi usai dibekuk polisi.
Kepada polisi, AI mengaku sudah menjalankan praktiknya selama dua tahun.
"Menurut pengakuan, AI sudah dua tahun melakukan ini," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin dalam konferensi pers tadi.
AI juga mengaku, ia belajar praktik tersebut dari seorang perempuan.
"Dari ibu itu dia belajar, lalu dikembangkan sendiri," kata Kombes Pol T Saladin.
Para korban atau perempuan yang berhasil dipengaruhi AI, kata Saladin, bahkan tidak kenal dengan AI.
"Mereka diantar oleh seorang, yaitu partnernya AI," pungkas Saladin.
Ini Tarifnya
Tak hanya AI, enam perempuan korban AI yang diamankan polisi juga dihadirkan.
Mereka mengenakan topeng.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin SH mengapresiasi tim Sat Reskrim Polresta yang telah berhasil mengungkap parktik tersebut.
"Kita apresiasi penuh personel yang telah membongkar ini. Operasi ini berhasil diungkap berkat informasi dari masyarakat, sehingga personel ikut memesan atau undercover buy," katanya.
Dalam konferensi pers, Kombes Pol T Saladin juga mengatakan, tarif wanita yang terlibat dalam praktik tersebut beragam.
"Tarifnya berkisar, Rp 800 ribu sampai Rp 1,5 juta," pungkas Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin.
Saat ini, tersangka dan enam perempuan yang dibekuk tersebut masih ditahan di Polresta Banda Aceh, guna pemeriksaan lebih lanjut.| Srambinews
AI ditangkap polisi bersama sejumlah wanita di sebuah hotel di Banda Aceh, Minggu (22/10/2017) dini hari.
AI diduga germo atau 'papi' praktik prostitusi online. Sementara sejumlah wanita yang bersamanya diduga korban prostitusi online.
AI sudah memberikan sejumlah keterangan kepada polisi saat diinterogasi usai dibekuk polisi.
Kepada polisi, AI mengaku sudah menjalankan praktiknya selama dua tahun.
"Menurut pengakuan, AI sudah dua tahun melakukan ini," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin dalam konferensi pers tadi.
AI juga mengaku, ia belajar praktik tersebut dari seorang perempuan.
"Dari ibu itu dia belajar, lalu dikembangkan sendiri," kata Kombes Pol T Saladin.
Para korban atau perempuan yang berhasil dipengaruhi AI, kata Saladin, bahkan tidak kenal dengan AI.
"Mereka diantar oleh seorang, yaitu partnernya AI," pungkas Saladin.
Ini Tarifnya
Tak hanya AI, enam perempuan korban AI yang diamankan polisi juga dihadirkan.
Mereka mengenakan topeng.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin SH mengapresiasi tim Sat Reskrim Polresta yang telah berhasil mengungkap parktik tersebut.
"Kita apresiasi penuh personel yang telah membongkar ini. Operasi ini berhasil diungkap berkat informasi dari masyarakat, sehingga personel ikut memesan atau undercover buy," katanya.
Dalam konferensi pers, Kombes Pol T Saladin juga mengatakan, tarif wanita yang terlibat dalam praktik tersebut beragam.
"Tarifnya berkisar, Rp 800 ribu sampai Rp 1,5 juta," pungkas Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol T Saladin.
Saat ini, tersangka dan enam perempuan yang dibekuk tersebut masih ditahan di Polresta Banda Aceh, guna pemeriksaan lebih lanjut.| Srambinews
loading...
Post a Comment