AMP - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membandingkan tindakan “Israel” di Jalur Gaza dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler, setelah baru saja pemerintahnya dan “Israel” secara resmi berdamai setelah enam tahun perselisihan.
“Saya tidak setuju dengan apa yang Hitler lakukan dan saya juga tidak setuju dengan apa yang “Israel” lakukan di Gaza,” kata Erdogan dalam wawancara yang jarang terjadi dengan televisi “Israel”, sebagaimana dilansir Al Bawaba. Selasa (22/11/2016).
“Tidak ada tempat untuk membuat perbandingan yang lebih barbar,” kata Erdogan.
Erdogan kemudian menuding “Israel” melakukan genosida dan mengatakan bahwa tindakan “Israel” itu lebih barbar dari pada rezim Nazi.
Bulan ini, kedua negara itu sepakat untuk melakukan pertukaran duta besar, yang merupakan pertama kalinya sejak 2010. Pada Tahun itu, sebuah angkatan laut “Israel” menyerang armada bantuan untuk Jalur Gaza, menyebabkan 10 warga Turki tewas.
Erdogan marah atas tindakan tentara “Israel” yang menyerang kapal bantuan tersebut. Dia mengatakan bahwa sikap keras “Israel” yang mengatakan bahwa tentaranya berusaha untuk mencegah pertumpahan darah ketika naik ke kapal Mavi Marmara di perairan internasiona adalah semuanya bohong.
Itu merupakan wawancara yang pertama kalinya Erdogan dengan outlet media “Israel” sejak kedua negara itu memperbaiki hubungan selama musim panas.
Komentar Erdogan tersebut menanggapi pertanyaan-pertanyaan tentang insiden kapal Mavi Marmara yang diajukan oleh wartawan Ilana Dayan dari TV show Uvda di Channel 2.
Sumber: arrahmah.com
“Saya tidak setuju dengan apa yang Hitler lakukan dan saya juga tidak setuju dengan apa yang “Israel” lakukan di Gaza,” kata Erdogan dalam wawancara yang jarang terjadi dengan televisi “Israel”, sebagaimana dilansir Al Bawaba. Selasa (22/11/2016).
“Tidak ada tempat untuk membuat perbandingan yang lebih barbar,” kata Erdogan.
Erdogan kemudian menuding “Israel” melakukan genosida dan mengatakan bahwa tindakan “Israel” itu lebih barbar dari pada rezim Nazi.
Bulan ini, kedua negara itu sepakat untuk melakukan pertukaran duta besar, yang merupakan pertama kalinya sejak 2010. Pada Tahun itu, sebuah angkatan laut “Israel” menyerang armada bantuan untuk Jalur Gaza, menyebabkan 10 warga Turki tewas.
Erdogan marah atas tindakan tentara “Israel” yang menyerang kapal bantuan tersebut. Dia mengatakan bahwa sikap keras “Israel” yang mengatakan bahwa tentaranya berusaha untuk mencegah pertumpahan darah ketika naik ke kapal Mavi Marmara di perairan internasiona adalah semuanya bohong.
Itu merupakan wawancara yang pertama kalinya Erdogan dengan outlet media “Israel” sejak kedua negara itu memperbaiki hubungan selama musim panas.
Komentar Erdogan tersebut menanggapi pertanyaan-pertanyaan tentang insiden kapal Mavi Marmara yang diajukan oleh wartawan Ilana Dayan dari TV show Uvda di Channel 2.
Sumber: arrahmah.com
loading...
Post a Comment