AMP - Memperingati 12 Tahun Perdamaian Aceh pasca penandatanganan MoU Helsinki antara Pemerintah RI dengan GAM, Tim Aceh Tracker bersama Mapala Pintu Rimba FISIP Unsyiah telah menyelesaikan Ekspedisi JELAJAH PUNCAK ACEH (JAPAKEH) XI 2017 dengan tema “The 12th Commemoration Memorandum of Understanding between RI-GAM For The Better Aceh in The Future (2005, August 15 – 2017, August 15)” di wilayah Teritorial 0 Km Indonesia yakni Kawasan Pegunungan Pulau Weh, Sabang mulai tanggal 13 s/d 16 Agustus 2017.
Kegiatan ini menargetkan dua puncak tertinggi di Pulau Weh yakni Puncak Gunung Cot Kulam (617mdpl) dan Puncak Gunung Sarongkris (571mdpl). Ekspedisi ini merupakan bagian dari rangkaian penjelajahan gunung Aceh Tracker, sebelumnya pada Mei 2017 dalam Ekspedisi JAPAKEH X, Tim Aceh Tracker berhasil mencapai Puncak Goh Cumoh (684,6mdpl) yang merupakan daratan tertinggi di Pulau Breueh, Kep.Aceh.
Sayyid Muhammad Chaidir Almahdaly, Wakil Humas Acehtracker, dalam rilisnya, Minggu (27/8/2017) mengatakan, tujuan utama ekspedisi JAPAKEH adalah meningkatkan citra positif kawasan pegunungan Aceh. Selain itu juga menginventarisir keanekaragaman hayati di dalamnya, serta mengembangkan potensi generasi muda Aceh dalam kiprah giat positif berinteraksi dengan alam liar.
“Juga membangun kedisiplinan, terlatih dalam ilmu terapan, berjiwa militan, mandiri, peduli dan berwawasan lingkungan. Semangat juang Tgk.Di Japakeh sebagai figur pemimpin dan pejuang Kerajaan Aceh pada masanya menjadi inspirasi Aceh Tracker dalam berkontribusi pada negeri berbasis keterampilan alam terbuka diluar pendidikan formal,” terangnya.
Ia melanjutkan, perlawanan terhadap degradasi moral para pemuda Aceh, terutama terkait narkoba menjadi motivasi dasar. Dengan strategi mengalihkan generasi muda agar lebih dekat dengan alam pegunungan dan menjauhi perbuatan merusak masa depan.
“Momentum 12 Tahun Damai Aceh diharapkan mampu menjadi sebuah pijakan generasi muda Aceh untuk berjuang meningkatkan SDM, dalam mengisi pembangunan Aceh yang terus berbenah mengejar ketertinggalan setelah bertahun-tahun dilanda konflik bersenjata,” katanya.
Sayyid melanjutkan, pendakian dua puncak tertinggi di Pulau Weh ini serta 16 puncak lainnya di Aceh adalah salah satu refleksi sebagaimana harapan Presiden H. Joko Widodo kepada Gubernur Aceh terpilih, H. Irwandi Yusuf beberapa waktu lalu, agar Aceh harus benar-benar aman. Hal ini akan berdampak pada meningkat dan berkembangnya prospek investasi di Aceh. Melalui Program JAPAKEH, Aceh Tracker berkomitmen dan konsisten melakukan penjelajahan-penjelajahan di hutan gunung Aceh sehingga tercipta opini publik secara global dalam trend positif bahwa Kawasan (pedalaman dan hutan) Aceh adalah zona aman (investasi).
Program ekspedisi JAPAKEH Aceh tracker tahap pertama (2012-2022), menargetkan 100 Puncak Gunung di Aceh yang tersebar di 15 kawasan kabupaten/kota di Aceh. Kegiatan ini telah dilaksanakan di wilayah pegunungan Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Timur, Gayo Lues dan Aceh Tamiang. Saat ini juga Aceh Tracker bersama UKM-PA JEMPA FE UNSAM dan UKM-PA MATERIAL FT UNSAM sedang mempersiapkan Ekspedisi JAPAKEH XII di 6 Puncak Gunung di Aceh Tengah yang digelar pada Oktober 2017.[acehtrend.co]
Kegiatan ini menargetkan dua puncak tertinggi di Pulau Weh yakni Puncak Gunung Cot Kulam (617mdpl) dan Puncak Gunung Sarongkris (571mdpl). Ekspedisi ini merupakan bagian dari rangkaian penjelajahan gunung Aceh Tracker, sebelumnya pada Mei 2017 dalam Ekspedisi JAPAKEH X, Tim Aceh Tracker berhasil mencapai Puncak Goh Cumoh (684,6mdpl) yang merupakan daratan tertinggi di Pulau Breueh, Kep.Aceh.
Sayyid Muhammad Chaidir Almahdaly, Wakil Humas Acehtracker, dalam rilisnya, Minggu (27/8/2017) mengatakan, tujuan utama ekspedisi JAPAKEH adalah meningkatkan citra positif kawasan pegunungan Aceh. Selain itu juga menginventarisir keanekaragaman hayati di dalamnya, serta mengembangkan potensi generasi muda Aceh dalam kiprah giat positif berinteraksi dengan alam liar.
“Juga membangun kedisiplinan, terlatih dalam ilmu terapan, berjiwa militan, mandiri, peduli dan berwawasan lingkungan. Semangat juang Tgk.Di Japakeh sebagai figur pemimpin dan pejuang Kerajaan Aceh pada masanya menjadi inspirasi Aceh Tracker dalam berkontribusi pada negeri berbasis keterampilan alam terbuka diluar pendidikan formal,” terangnya.
Ia melanjutkan, perlawanan terhadap degradasi moral para pemuda Aceh, terutama terkait narkoba menjadi motivasi dasar. Dengan strategi mengalihkan generasi muda agar lebih dekat dengan alam pegunungan dan menjauhi perbuatan merusak masa depan.
“Momentum 12 Tahun Damai Aceh diharapkan mampu menjadi sebuah pijakan generasi muda Aceh untuk berjuang meningkatkan SDM, dalam mengisi pembangunan Aceh yang terus berbenah mengejar ketertinggalan setelah bertahun-tahun dilanda konflik bersenjata,” katanya.
Sayyid melanjutkan, pendakian dua puncak tertinggi di Pulau Weh ini serta 16 puncak lainnya di Aceh adalah salah satu refleksi sebagaimana harapan Presiden H. Joko Widodo kepada Gubernur Aceh terpilih, H. Irwandi Yusuf beberapa waktu lalu, agar Aceh harus benar-benar aman. Hal ini akan berdampak pada meningkat dan berkembangnya prospek investasi di Aceh. Melalui Program JAPAKEH, Aceh Tracker berkomitmen dan konsisten melakukan penjelajahan-penjelajahan di hutan gunung Aceh sehingga tercipta opini publik secara global dalam trend positif bahwa Kawasan (pedalaman dan hutan) Aceh adalah zona aman (investasi).
Program ekspedisi JAPAKEH Aceh tracker tahap pertama (2012-2022), menargetkan 100 Puncak Gunung di Aceh yang tersebar di 15 kawasan kabupaten/kota di Aceh. Kegiatan ini telah dilaksanakan di wilayah pegunungan Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Timur, Gayo Lues dan Aceh Tamiang. Saat ini juga Aceh Tracker bersama UKM-PA JEMPA FE UNSAM dan UKM-PA MATERIAL FT UNSAM sedang mempersiapkan Ekspedisi JAPAKEH XII di 6 Puncak Gunung di Aceh Tengah yang digelar pada Oktober 2017.[acehtrend.co]
loading...
Post a Comment