AMP - Wakil Ketua DPR Aceh, Teuku Irwan Djohan menjelaskan dalam rapat koordinasi dengan Biro Pusat Statistik (BPS) Aceh terkait data kemiskinan, Jumat 11 Agustus 2017, bahwa terlepas dari peringkat Aceh saat ini dengan persentase kemiskinan tertinggi di Sumatera yang mencapai 16,89 persen pada Maret 2017, namun dalam lima tahun terakhir justru Aceh yang paling berhasil menurunkan persentase kemiskinan di Sumatera.
“Memang menurut data BPS di bulan Maret 2017, persentase penduduk miskin di Aceh adalah 16,89 persen. Sedangkan Provinsi Bengkulu yang tahun lalu persentasenya paling tinggi, kini berkurang menjadi 16,45 persen. Makadi awal tahun 2017 ini Aceh menjadi provinsi dengan kemiskinan tertinggi dari 10 provinsi di Sumatera,” ujar Irwan Djohan.
Terlepas dari data tersebut, menurut Irwan Djohan, untuk menilai kinerja pemerintah dalam pengentasan kemiskinan juga harus dilihat secara lebih menyeluruh dalam periode yang lebih panjang.
“Untuk menilai secara tepat, selain dilihat angka per tahun, juga harus dilihat dalam satu periode tertentu, misalnya satu periode pemerintahan yang memiliki RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) lima tahunan. Harus dilihat juga latar belakangnya, berangkat dari persentase berapa angka kemiskinan dari setiap provinsi, baru bisa dibandingkan dan disimpulkan hasilnya secara objektif,” ujar Irwan Djohan.
Irwan Djohan menjelaskan bahwa dalam lima tahun masa pemerintahan Zikir (Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf)sejak 2012 hingga 2017,persentase kemiskinan di Aceh bisa dikurangi sampai 2,57 persen.
"Tahun 2012, diawal pemerintahan Zikir, persentase penduduk miskin di Aceh adalah 19,46 persen. Kemudian dalam lima tahun berkurang menjadi 16,89 persen. Walaupun belum sesuai dengan target dan janji kampanye mereka saat Pilkada 2012 lalu, tapi pencapaian ini harus kita akui masih yang terbaik di Sumatera," kata Irwan.
Lebih lanjut Irwan Djohan menguraikan, Provinsi Bengkulu yang selama ini memiliki persentase kemiskinan tertinggi di Sumatera, dalam lima tahun hanya mampu menurunkan persentase kemiskinan sejumlah 1,25 persen.
“Pada tahun 2012 persentase kemiskinan di Bengkulu adalah 17,70 persen, sedangkan Aceh 19,46 persen. Jadi start awalnya saja sudah beda. Alhamdulillah pencapaian kita dalam lima tahun terakhir lebih baik. Bahkan yang terbaik di Sumatera. Ini fakta berdasarkan data BPS dari 10 provinsi di Sumatera,” kata politisi Partai NasDem ini.
Namun begituIrwan Djohan berpendapat,pencapaian 2,57 persen itu masih belum maksimal, karena Aceh memiliki Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan untuk mengejar ketertinggalan Aceh dan mengentaskan kemiskinan di Aceh secara lebih signifikan.
“Walaupun yang terbaik di Sumatera dalam lima tahun, tapi kalau dibandingkan dengan jumlah anggaran Aceh (APBA) dengan provinsi-provinsi lain di Sumatera, seharusnya persentase kemiskinan yang bisa ditekan itu lebih dari 2,57 persen. Kalau dalam lima tahun pemerintahan Zikir mampu stabil menurunkan persentase kemiskinan berturut-turut setiap tahunnya, maka hasilnya bisa di atas itu, mungkin bisa sampai 3 persen," ujar putra mantan Wakil Gubernur dan Ketua DPR Aceh, HT Djohan itu.
Berdasarkan data BPS dari 10 provinsi di Sumatera, selama lima tahun dari Maret 2012 hingga Maret 2017, Aceh menjadi provinsi terbaik dengan penurunan persentase jumlah penduduk miskin mencapai 2,57 persen.Disusul oleh Provinsi Lampung yang berhasil menurunkan hingga 2,49 persen.
Selanjutnya Bengkulu 1,25 persen, Sumatera Barat 1,13 persen, Kepulauan Riau 1,05 persen, Sumatera Selatan 0,59 persen, Sumatera Utara 0,45 persen, Riau 0,44 persen, dan Jambi 0,09 persen.
Sementara Provinsi Bangka Belitung yang paling kecil persentase penduduk miskinnya di Sumatera, pencapaiannya dalam lima tahun adalah 0,17%.[AJNN]
“Memang menurut data BPS di bulan Maret 2017, persentase penduduk miskin di Aceh adalah 16,89 persen. Sedangkan Provinsi Bengkulu yang tahun lalu persentasenya paling tinggi, kini berkurang menjadi 16,45 persen. Makadi awal tahun 2017 ini Aceh menjadi provinsi dengan kemiskinan tertinggi dari 10 provinsi di Sumatera,” ujar Irwan Djohan.
Terlepas dari data tersebut, menurut Irwan Djohan, untuk menilai kinerja pemerintah dalam pengentasan kemiskinan juga harus dilihat secara lebih menyeluruh dalam periode yang lebih panjang.
“Untuk menilai secara tepat, selain dilihat angka per tahun, juga harus dilihat dalam satu periode tertentu, misalnya satu periode pemerintahan yang memiliki RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) lima tahunan. Harus dilihat juga latar belakangnya, berangkat dari persentase berapa angka kemiskinan dari setiap provinsi, baru bisa dibandingkan dan disimpulkan hasilnya secara objektif,” ujar Irwan Djohan.
Irwan Djohan menjelaskan bahwa dalam lima tahun masa pemerintahan Zikir (Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf)sejak 2012 hingga 2017,persentase kemiskinan di Aceh bisa dikurangi sampai 2,57 persen.
"Tahun 2012, diawal pemerintahan Zikir, persentase penduduk miskin di Aceh adalah 19,46 persen. Kemudian dalam lima tahun berkurang menjadi 16,89 persen. Walaupun belum sesuai dengan target dan janji kampanye mereka saat Pilkada 2012 lalu, tapi pencapaian ini harus kita akui masih yang terbaik di Sumatera," kata Irwan.
Lebih lanjut Irwan Djohan menguraikan, Provinsi Bengkulu yang selama ini memiliki persentase kemiskinan tertinggi di Sumatera, dalam lima tahun hanya mampu menurunkan persentase kemiskinan sejumlah 1,25 persen.
“Pada tahun 2012 persentase kemiskinan di Bengkulu adalah 17,70 persen, sedangkan Aceh 19,46 persen. Jadi start awalnya saja sudah beda. Alhamdulillah pencapaian kita dalam lima tahun terakhir lebih baik. Bahkan yang terbaik di Sumatera. Ini fakta berdasarkan data BPS dari 10 provinsi di Sumatera,” kata politisi Partai NasDem ini.
Namun begituIrwan Djohan berpendapat,pencapaian 2,57 persen itu masih belum maksimal, karena Aceh memiliki Dana Otonomi Khusus (Otsus) yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan untuk mengejar ketertinggalan Aceh dan mengentaskan kemiskinan di Aceh secara lebih signifikan.
“Walaupun yang terbaik di Sumatera dalam lima tahun, tapi kalau dibandingkan dengan jumlah anggaran Aceh (APBA) dengan provinsi-provinsi lain di Sumatera, seharusnya persentase kemiskinan yang bisa ditekan itu lebih dari 2,57 persen. Kalau dalam lima tahun pemerintahan Zikir mampu stabil menurunkan persentase kemiskinan berturut-turut setiap tahunnya, maka hasilnya bisa di atas itu, mungkin bisa sampai 3 persen," ujar putra mantan Wakil Gubernur dan Ketua DPR Aceh, HT Djohan itu.
Berdasarkan data BPS dari 10 provinsi di Sumatera, selama lima tahun dari Maret 2012 hingga Maret 2017, Aceh menjadi provinsi terbaik dengan penurunan persentase jumlah penduduk miskin mencapai 2,57 persen.Disusul oleh Provinsi Lampung yang berhasil menurunkan hingga 2,49 persen.
Selanjutnya Bengkulu 1,25 persen, Sumatera Barat 1,13 persen, Kepulauan Riau 1,05 persen, Sumatera Selatan 0,59 persen, Sumatera Utara 0,45 persen, Riau 0,44 persen, dan Jambi 0,09 persen.
Sementara Provinsi Bangka Belitung yang paling kecil persentase penduduk miskinnya di Sumatera, pencapaiannya dalam lima tahun adalah 0,17%.[AJNN]
loading...
Post a Comment