AMP - Pilkada Serentak 2018 sudah di depan mata. Di Aceh, ada tiga daerah yang akan menggelar pesta demokrasi lima tahunan ini. Daerah itu masing-masing, Pidie Jaya, Aceh Selatan dan Subullusalam.
Lazimnya pesta demokrasi, para petahana yang masih memiliki kesempatan, tak ingin menyia-yiakan momentum ini. Di Aceh Selatan, misalnya, Bupati Petahana T Sama Indra telah menyatakan untuk mencoba peruntukkan keduanya itu.
Di Pidie Jaya, Ayub Abbas juga masih memiliki kesempatan kedua. Sementara Subullusalam, Wakil Wali Kota saat ini Salmaja dikabarkan akan menjadi bakal calon petahana.
Modal sebagai bupati atau wakil bupati, jelas membuat bakal calon petahana ini relatif unggul dari segi popularitas. Tapi hal ini tak lantas diikuti oleh tingkat elaktibilitasnya.
Pada Pilkada 2017 lalu, tak sedikit calon petahana yang bertumbangan. Dari 20 kabupaten/kota yang menggelar pilkada, delapan petahana berhasil jatuh dari kursi kekuasaan.
Siapa saja?
Illza Sa’aduddin Djamal
Mantan Wali Kota Banda Aceh ini maju dengan modal popularitas yang cukup tinggi. Menggandeng politisi PKS Farid Nyak Umar, mereka mengusung sejumlah program Islami Madani. Namun ditumbangkan oleh pesaing utamanya Aminullah Usman-Zainal Arifin yang mengusung agenda menjadikan Banda Aceh Kota Gemilang.
Zulkifli A Adam
Wali Kota Sabang Petahana Zulkifli A Adam juga tumbang pada kontestasi pilkada lalu. Dia kalah dari rival utamanya Nazaruddin, yang sesungguhnya adalah wakilnya saat maju di Pilkada 2012 lalu.
Sarjani Abdullah
Bekas Bupati Pidie Sarjani Abdullah juga salah satu korban “keganasan” para penantang di pilkada 2017 lalu. Dia berhasil ditumbangkan oleh Abusyik-Fadhlullah yang kini telah memimpin Pidie hinga 2022 mendatang.
Ruslan
Bupati Bireuen Petahana Ruslan juga gagal melangkahkan kakinya ke pendopo untuk kedua kalinya. Dia ditumbangkan oleh Saifannur yang sempat dicoret dari daftar calon lantaran tak lulus uji kesehatan.
T Alaidinsyah alias Haji Tito
Dengan modal percaya diri tinggi dari pendukungnya, T Alaidinsyah alias Haji Tito maju untuk kedua kalinya pada pilkada lalu. Sayang, dia tumbang oleh lawan politik yang pernah dikalahkannya pada pilkada 2012 lalu yakni Ramli Ms.
Hamdan Sati
Hamdan Sati menjadi salah satu “korban” kekuatan politik para penantang pilkada. Pada Desember 2017 mendatang, Hamdan Sati harus rela menyerahkan tampuk pimpinan pada pasangan Mursil-T Insyafuddin.
Safriadi alias Oyon
Bekas Bupati Singkil Safriadi alias Oyon juga tumbang pada pilkada 2017 lalu. Dia kalah dari pasangan wakilnya sendiri Dulmusrid.
Riswan Ns
Riswan Ns, bekas bupati Simeulue, juga bernasib sama dengan 7 calon kepala daerah petahana lainnya. Kini kabupaten kepulauan itu dipimpin oleh Erli Hasyim.
Tak hanya di kabupaten/kota. Calon petahana untuk gubernur Aceh juga tumbang. Mereka adalah Zaini Abdullah yang maju dari independen, dan bekas wakilnya Muzakir Manaf.
Nah, akankah para penantang pada pilkada 2018 nani bisa mengulangi sukses para pandahulunya?| Beritakini.co
Lazimnya pesta demokrasi, para petahana yang masih memiliki kesempatan, tak ingin menyia-yiakan momentum ini. Di Aceh Selatan, misalnya, Bupati Petahana T Sama Indra telah menyatakan untuk mencoba peruntukkan keduanya itu.
Di Pidie Jaya, Ayub Abbas juga masih memiliki kesempatan kedua. Sementara Subullusalam, Wakil Wali Kota saat ini Salmaja dikabarkan akan menjadi bakal calon petahana.
Modal sebagai bupati atau wakil bupati, jelas membuat bakal calon petahana ini relatif unggul dari segi popularitas. Tapi hal ini tak lantas diikuti oleh tingkat elaktibilitasnya.
Pada Pilkada 2017 lalu, tak sedikit calon petahana yang bertumbangan. Dari 20 kabupaten/kota yang menggelar pilkada, delapan petahana berhasil jatuh dari kursi kekuasaan.
Siapa saja?
Illza Sa’aduddin Djamal
Mantan Wali Kota Banda Aceh ini maju dengan modal popularitas yang cukup tinggi. Menggandeng politisi PKS Farid Nyak Umar, mereka mengusung sejumlah program Islami Madani. Namun ditumbangkan oleh pesaing utamanya Aminullah Usman-Zainal Arifin yang mengusung agenda menjadikan Banda Aceh Kota Gemilang.
Zulkifli A Adam
Wali Kota Sabang Petahana Zulkifli A Adam juga tumbang pada kontestasi pilkada lalu. Dia kalah dari rival utamanya Nazaruddin, yang sesungguhnya adalah wakilnya saat maju di Pilkada 2012 lalu.
Sarjani Abdullah
Bekas Bupati Pidie Sarjani Abdullah juga salah satu korban “keganasan” para penantang di pilkada 2017 lalu. Dia berhasil ditumbangkan oleh Abusyik-Fadhlullah yang kini telah memimpin Pidie hinga 2022 mendatang.
Ruslan
Bupati Bireuen Petahana Ruslan juga gagal melangkahkan kakinya ke pendopo untuk kedua kalinya. Dia ditumbangkan oleh Saifannur yang sempat dicoret dari daftar calon lantaran tak lulus uji kesehatan.
T Alaidinsyah alias Haji Tito
Dengan modal percaya diri tinggi dari pendukungnya, T Alaidinsyah alias Haji Tito maju untuk kedua kalinya pada pilkada lalu. Sayang, dia tumbang oleh lawan politik yang pernah dikalahkannya pada pilkada 2012 lalu yakni Ramli Ms.
Hamdan Sati
Hamdan Sati menjadi salah satu “korban” kekuatan politik para penantang pilkada. Pada Desember 2017 mendatang, Hamdan Sati harus rela menyerahkan tampuk pimpinan pada pasangan Mursil-T Insyafuddin.
Safriadi alias Oyon
Bekas Bupati Singkil Safriadi alias Oyon juga tumbang pada pilkada 2017 lalu. Dia kalah dari pasangan wakilnya sendiri Dulmusrid.
Riswan Ns
Riswan Ns, bekas bupati Simeulue, juga bernasib sama dengan 7 calon kepala daerah petahana lainnya. Kini kabupaten kepulauan itu dipimpin oleh Erli Hasyim.
Tak hanya di kabupaten/kota. Calon petahana untuk gubernur Aceh juga tumbang. Mereka adalah Zaini Abdullah yang maju dari independen, dan bekas wakilnya Muzakir Manaf.
Nah, akankah para penantang pada pilkada 2018 nani bisa mengulangi sukses para pandahulunya?| Beritakini.co
loading...
Post a Comment