AMP - Pemerintah Arab Saudi mendesak pemerintah Qatar untuk menghentikan dukungannya pada gerakan Hamas. Desakan Saudi itu menimbulkan kemarahan dan keterkejutan Hamas.
Saudi dan sekutu-sekutunya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar setelah menuding negeri kaya minyak itu mendukung terorisme dan ekstremisme.
Pada Selasa (6/6) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan bahwa untuk menjalin kembali hubungan, pemerintah Qatar harus berhenti mendukung kelompok-kelompok ekstremis, termasuk Hamas. Dikatakannya, Hamas yang didukung Qatar "mengganggu Otoritas Palestina."
Atas hal itu, kelompok Hamas menyatakan sangat menyesalkan dan tidak setuju dengan statemen Saudi.
"Statemen ini merupakan goncangan bagi kami rakyat Palestina dan bagi negara Arab dan Islam kami, yang menganggap perjuangan Palestina sebagai perjuangan sentralnya," demikian statemen Hamas seperi dilansir kantor berita AFP, Rabu (7/6/2017).
Saudi dan sekutu-sekutunya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar setelah menuding negeri kaya minyak itu mendukung terorisme dan ekstremisme.
Pada Selasa (6/6) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan bahwa untuk menjalin kembali hubungan, pemerintah Qatar harus berhenti mendukung kelompok-kelompok ekstremis, termasuk Hamas. Dikatakannya, Hamas yang didukung Qatar "mengganggu Otoritas Palestina."
Atas hal itu, kelompok Hamas menyatakan sangat menyesalkan dan tidak setuju dengan statemen Saudi.
"Statemen ini merupakan goncangan bagi kami rakyat Palestina dan bagi negara Arab dan Islam kami, yang menganggap perjuangan Palestina sebagai perjuangan sentralnya," demikian statemen Hamas seperi dilansir kantor berita AFP, Rabu (7/6/2017).
Hamas memenangi pemilihan parlemen Palestina pada tahun 2006, namun tetap dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat. Gerakan Islamis Palestina itu berhasil menguasai wilayah Gaza dalam pertempuran melawan pasukan yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas pada tahun 2007. Kedua pihak terus berselisih sejak saat itu.
Sebelumnya pada Senin, 5 Juni, negara-negara Teluk Arab, seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab plus Mesir beramai-ramai memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Alasannya, mereka sepakat bahwa Qatar mendukung terorisme dan ekstremisme. Langkah serentak Arab Saudi cs ini diambil seiring tudingan negara-negara Arab bahwa Qatar mendukung agenda Iran, yang merupakan rival utama Saudi cs.
Dalam statemen yang dirilis kantor berita resmi Saudi, SPA, pemerintah Saudi menuding Qatar mendukung kelompok-kelompok militan dan menyebarkan ideologi keras mereka, yang tampaknya mengacu ke media berpengaruh al-Jazeera milik pemerintah Qatar.
"Qatar mendukung banyak teroris dan kelompok-kelompok sektarian yang bertujuan merusak stabilitas di wilayah, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS dan al-Qaeda, serta mempromosikan pesan-pesan dan skema kelompok-kelompok ini lewat media mereka secara terus-menerus," demikian pernyataan SPA.
Disebutkan SPA, Qatar juga mendukung para militan yang didukung Iran di wilayahnya yang sebagian besar dihuni warga Syiah, Qatif dan di Bahrain.(Detik.com)
loading...
Post a Comment