AMP – Meskipun sudah berusia 111 Tahun, Nek Rakibah, sampai saat ini masih tinggal di gubuk reyot bersama kedua putrinya, Hamidah dan Maimunah. Nek Rakibah merupakan seorang tua renta dan juga menjadi manusia tertua di Gampong Suka Jaya Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie. Sejauh ini, belum ada sentuhan apapun baik dari Pemerintah setempat atau pihak lainnya terhadap keluarga mereka.
Hamidah, anaknya yang juga umurnya sudah lanjut mengalami kebutaan, keseharian hanya bisa menghabiskan sisa umurnya di gubuk reot milik ibunya. Dia tidak bisa bekerja apa-apa lagi, ia hanya bisa menikmati sisa umurnya yang sekarang sudah mencapai 65 tahun lebih dalam keadaan tanpa penglihatannya.
Begitu pula dengan Maimunah, yang saat ini sudah berumur mendekati 60 tahun yang saat ini kondisi kakinya sedang terkilir. Mengingat dirinya seorang tulang punggung keluarga, ia tetap harus bekerja meski serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. “Banting tulang sudah menjadi hal biasa bagi saya, mengingat saya harus mememenuhi kebutuhan untuk Mak dan Kak Midah yang sudah tidak memungkinkan untuk bekerja lagi.” Jelas Maimunah kepada Ceritapidie saat menyambangi gubuk mereka. Jum’at (16/16).
“Sebenarnya saya ingin membangun tempat tinggal yang layak untuk kami, tapi sampai saat ini cita-cita saya itu masih belum kesampaian. Kami masih harus lebih bersabar untuk bisa menempati rumah yang layak.” Ungkapnya.
Munawar Iskandar, yang merupakan salah satu Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Pidie, yang sempat dimintai keterangan oleh Ceritapidie. Jum’at (16/6) mengatakan, kondisi seperti ini perlu perhatian dari berbagai pihak untuk menampung atau menyuarakan aspirasi masyarakat seperti keluarga Nek Rakibah tersebut, maka perlu kesadaran secara kolektif baik dari masyarakat sekitar maupun pihak-pihak yang seharusnya berkewajiban untuk memperhatikan keluarga nek rakibah.
“Saling memperhatikan, adalah kewajiban kita bersama, apalagi di bulan Ramadhan ini merupakan momentum bagi kita untuk saling membantu dan saling berbagi dengan mereka-mereka yang perlu untuk kita bantu dan perhatikan.” Tutup Munawar. (ceritapidie.com)
Hamidah, anaknya yang juga umurnya sudah lanjut mengalami kebutaan, keseharian hanya bisa menghabiskan sisa umurnya di gubuk reot milik ibunya. Dia tidak bisa bekerja apa-apa lagi, ia hanya bisa menikmati sisa umurnya yang sekarang sudah mencapai 65 tahun lebih dalam keadaan tanpa penglihatannya.
Begitu pula dengan Maimunah, yang saat ini sudah berumur mendekati 60 tahun yang saat ini kondisi kakinya sedang terkilir. Mengingat dirinya seorang tulang punggung keluarga, ia tetap harus bekerja meski serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. “Banting tulang sudah menjadi hal biasa bagi saya, mengingat saya harus mememenuhi kebutuhan untuk Mak dan Kak Midah yang sudah tidak memungkinkan untuk bekerja lagi.” Jelas Maimunah kepada Ceritapidie saat menyambangi gubuk mereka. Jum’at (16/16).
“Sebenarnya saya ingin membangun tempat tinggal yang layak untuk kami, tapi sampai saat ini cita-cita saya itu masih belum kesampaian. Kami masih harus lebih bersabar untuk bisa menempati rumah yang layak.” Ungkapnya.
Munawar Iskandar, yang merupakan salah satu Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Pidie, yang sempat dimintai keterangan oleh Ceritapidie. Jum’at (16/6) mengatakan, kondisi seperti ini perlu perhatian dari berbagai pihak untuk menampung atau menyuarakan aspirasi masyarakat seperti keluarga Nek Rakibah tersebut, maka perlu kesadaran secara kolektif baik dari masyarakat sekitar maupun pihak-pihak yang seharusnya berkewajiban untuk memperhatikan keluarga nek rakibah.
“Saling memperhatikan, adalah kewajiban kita bersama, apalagi di bulan Ramadhan ini merupakan momentum bagi kita untuk saling membantu dan saling berbagi dengan mereka-mereka yang perlu untuk kita bantu dan perhatikan.” Tutup Munawar. (ceritapidie.com)
loading...
Post a Comment