Foto| M Nasir memperlihatkan foto Junaidi yang dibunuh rekan kerjanya di Malaysia. |
AMP - M Nasir, 56 tahun, warga Gampong Bintah, Kecamatan Madat, Aceh Timur, saat ini sedang menanti jasad anaknya yang dipulangkan dari Malaysia, Rabu, 27 Januari 2016.
Anaknya diduga dibunuh rekan kerjanya akibat persaingan kerja sesama buruh bangunan. “Saya mendapat kabar dari warga desa bahwa anak saya, Junaidi, 35 tahun, dibunuh di Malaysia. Warga itu melihat beritanya di media sosial. Katanya anak saya dibunuh dengan luka di bagian leher pada Jumat, 22 Januari lalu,” kata M Nasir, Ia mengatakan anaknya memilih merantau ke Malaysia sejak tahun 2005 dan tidak pernah pulang ke rumah. M. Nasir terakhir kali berkomunikasi dengan almarhum Junaidi via telfon pada 2015 lalu. Kala itu Junaidi sempat berkata akan pulang ke Aceh tahun 2016.
Ditambahkan M Nasir, dalam komunikasi terakhir ia hanya berpesan agar anaknya jangan pernah meninggalkan salat lima waktu. Meski berstatus lajang, Junaidi pernah beberapa kali mengirim uang untuk biaya pengobatan ibunya. Namun kini ibunya telah meninggal dunia karena sakit.
“Sebelum berangkat ke Malaysia, anak saya merupakan lulusan Akper Kota Langsa. Di Malaysia selama ini ia tinggal di kawasan Cyber Jaya. Kami sangat terpukul dengan kabar meninggalnya anak saya dengan cara yang tidak wajar, mengingat ia selalu berperilaku sopan kepada orang lain,” katanya. M Nasir saat ini sedang menunggu jasad anaknya yang dikabarkan akan tiba di rumah duka pukul 16.00 WIB nanti.
Setelah sebelumnya jasad Junaidi diterbangkan dengan pesawat dari Malaysia dan singgah di Bandara Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara. “Saya sangat berharap pihak Kepolisian Malaysia dapat segera menangkap pelaku pembunuhan anak saya. Saya juga berharap Pemerintah Republik Indonesia (RI) bisa menjaga warga negaranya yang bekerja di Malaysia,” kata M Nasir.[portalsatu]
Anaknya diduga dibunuh rekan kerjanya akibat persaingan kerja sesama buruh bangunan. “Saya mendapat kabar dari warga desa bahwa anak saya, Junaidi, 35 tahun, dibunuh di Malaysia. Warga itu melihat beritanya di media sosial. Katanya anak saya dibunuh dengan luka di bagian leher pada Jumat, 22 Januari lalu,” kata M Nasir, Ia mengatakan anaknya memilih merantau ke Malaysia sejak tahun 2005 dan tidak pernah pulang ke rumah. M. Nasir terakhir kali berkomunikasi dengan almarhum Junaidi via telfon pada 2015 lalu. Kala itu Junaidi sempat berkata akan pulang ke Aceh tahun 2016.
Ditambahkan M Nasir, dalam komunikasi terakhir ia hanya berpesan agar anaknya jangan pernah meninggalkan salat lima waktu. Meski berstatus lajang, Junaidi pernah beberapa kali mengirim uang untuk biaya pengobatan ibunya. Namun kini ibunya telah meninggal dunia karena sakit.
“Sebelum berangkat ke Malaysia, anak saya merupakan lulusan Akper Kota Langsa. Di Malaysia selama ini ia tinggal di kawasan Cyber Jaya. Kami sangat terpukul dengan kabar meninggalnya anak saya dengan cara yang tidak wajar, mengingat ia selalu berperilaku sopan kepada orang lain,” katanya. M Nasir saat ini sedang menunggu jasad anaknya yang dikabarkan akan tiba di rumah duka pukul 16.00 WIB nanti.
Setelah sebelumnya jasad Junaidi diterbangkan dengan pesawat dari Malaysia dan singgah di Bandara Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara. “Saya sangat berharap pihak Kepolisian Malaysia dapat segera menangkap pelaku pembunuhan anak saya. Saya juga berharap Pemerintah Republik Indonesia (RI) bisa menjaga warga negaranya yang bekerja di Malaysia,” kata M Nasir.[portalsatu]
loading...
Post a Comment