PERAN Pesantren tidak hanya memberikan pendidikan agama kepada umat maupun masyarakat melainkan juga sebagai media dakwah, pemeberdayaan dan suri tauladan yang baik. Demikian dilakukan Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung, yang berhasil menghilangkan stigma negatif Kampung Arek Kidul Stasiun (Arkitas) Sumberpucung.
Mulanya, Kampung Arkitas Sumberpucung dikenal sebagai daerah hitam dan memiliki stigma negatif di mata masyarakat. Terutama pada tahun 2007 ke bawah, di tempat itu dikenal sebagai daerah judi, mabuk-mabukan dan banyak kenakalan remaja. Apalagi daerah itu dekat dengan tempat prostitusi Suko yang sekarang sudah ditutup.
Selain itu, masyarakatnya susah diatur dan sering terjadi percekcokan dalam rumah tangga. Tidak itu saja, angka kemiskinan juga tinggi dan masyarakat tidak memiliki usaha maupun pekerjaan. Namun, sejak tahun 2008, tempat tersebut berubah 360 derajat. Masyarakatnya lebih religi, memiliki rasa gotong royong dan kebersamaan.
ondok Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung aktor utama perubahan Kampung Arkitas menjadi lebih baik. Abdullah Sam S.Psi.adalah sosok yang mendirikan Pesantren Rakyat di wilayah tersebut. Tidak sama Pesantren pada umumnya, Pesantresn rakyat ini lebih cenderung terjun dna berbuat langsung kepada masyarakat maupun umat
“Dulu, saya prihatin dengan masyarakat di tempat ini. Maka dari itu, saya mencanangkan Pesantren Rakyat ini,” ujar Pendiri Pesantren Rakyat, Abdullah Sam kepada Malang Post (Grup JPNN.com).
Jangan dibayangkan Pesantren di tempat tersebut ada pemondokan dan santrinya dikumpulkan di suatu tempat. Melainkan Pesantren itu menyatu dengan Kampung Arkitas yang dulunya memilki stigma negatif. Seperti Kantor IT Pesantren Rakyat ada di salah satu rumah milik warga. Kemudian, untuk bangunan Madrasah Diniyah juga berada di rumah warga yang lain. Area tersebut, juga sudah dibranding dengan menggunakan Pesantren Rakyat.
“Saat mendirikan Pesantren Rakyat ini, masyarakat sekitar sangat welcome dan tidak ada penolakan,” terannya.
Kunci kesuksesan dalam membangun Pesantren Rakyat ini adalah pendekatan kepada masyarakat. Selain itu, Abdullah Sam menerapkan Mulit Level Strategi atau biasa disebut banyak strategi dalam melakukan pendakatan.
Mulanya, Kampung Arkitas Sumberpucung dikenal sebagai daerah hitam dan memiliki stigma negatif di mata masyarakat. Terutama pada tahun 2007 ke bawah, di tempat itu dikenal sebagai daerah judi, mabuk-mabukan dan banyak kenakalan remaja. Apalagi daerah itu dekat dengan tempat prostitusi Suko yang sekarang sudah ditutup.
Selain itu, masyarakatnya susah diatur dan sering terjadi percekcokan dalam rumah tangga. Tidak itu saja, angka kemiskinan juga tinggi dan masyarakat tidak memiliki usaha maupun pekerjaan. Namun, sejak tahun 2008, tempat tersebut berubah 360 derajat. Masyarakatnya lebih religi, memiliki rasa gotong royong dan kebersamaan.
ondok Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung aktor utama perubahan Kampung Arkitas menjadi lebih baik. Abdullah Sam S.Psi.adalah sosok yang mendirikan Pesantren Rakyat di wilayah tersebut. Tidak sama Pesantren pada umumnya, Pesantresn rakyat ini lebih cenderung terjun dna berbuat langsung kepada masyarakat maupun umat
“Dulu, saya prihatin dengan masyarakat di tempat ini. Maka dari itu, saya mencanangkan Pesantren Rakyat ini,” ujar Pendiri Pesantren Rakyat, Abdullah Sam kepada Malang Post (Grup JPNN.com).
Jangan dibayangkan Pesantren di tempat tersebut ada pemondokan dan santrinya dikumpulkan di suatu tempat. Melainkan Pesantren itu menyatu dengan Kampung Arkitas yang dulunya memilki stigma negatif. Seperti Kantor IT Pesantren Rakyat ada di salah satu rumah milik warga. Kemudian, untuk bangunan Madrasah Diniyah juga berada di rumah warga yang lain. Area tersebut, juga sudah dibranding dengan menggunakan Pesantren Rakyat.
“Saat mendirikan Pesantren Rakyat ini, masyarakat sekitar sangat welcome dan tidak ada penolakan,” terannya.
Kunci kesuksesan dalam membangun Pesantren Rakyat ini adalah pendekatan kepada masyarakat. Selain itu, Abdullah Sam menerapkan Mulit Level Strategi atau biasa disebut banyak strategi dalam melakukan pendakatan.
“Sebagai contoh misalnya, pendekatan tehadap pelaku prostitusi, tidak sama dengan pelaku judi,” tutur pria berusia 33 tahun ini. Selain itu, juga melakukan pendekatan masyarakat melalui hobi, kesenian dan kebudayaan. Seperti yang suka musik jawa, maka pendekatan yang dilakukan melalui gamelan.
Sedangkan masyarakat yang suka memancing, maka Abdullah Sam menyediakan kolam pemancingan. Begitu juag pemudanya yang suka main band, dia juga menyediakan studio.
“Sehingga, pemudanya yang dulu mengamen dan tidak bisa menyalurkan hobinya, maka kami wadahi dan fasilitasi,” tegasnya.
Bahkan, dia juga telah membuat pemetaan problem yang terjadi pada masyarakat. Pemetaan itu, juga diterapkan pada pemetaan wilayah pada umumnya. Sehingga, dia menjadi tahu penangan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalhan tersebut.
“Saya contohkan seperti Bapak Andi di rumah berwarna hijau ini duluntya peternak namun bangkrut. Maka, dulunya kami beri bantuan hewan ternak sapi sebanyak tiga ekor dan sekarang sudah nambah menjadi tujuh ekor,” paparnya. Masyarakat yang tidak mempunyai modal atau miskin, maka olehnya diberi bantuan permodalan tersebut.
Namun, dengan syarat masyarakat itu memiliki kemauan dan kemampuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hingga saat ini, Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung memiliki sebanyak 40 unit usaha di masyarakat. Sedangkan assetnya mencapai Rp 2,9 M. Selain itu, uang usaha di tempat tersebut terus diputar untuk kemaslahatan umat.
“Selain bidang pertanian dan peternakan, ada beberapa usaha lainnya. Seperti BMT, Koperasi, Koran Islam dan Radio,” terangnya.
Mulanya, untuk merubah mainset masyarakat Kampung Arkitas mengembangkan usahanya juga butuh tahapan. Bentuknya juga melalui pendekatan kepada masyarakat melalui Multi Level Strategi. Selani itu, Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung di Kampung Arkitas itu juga bekerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Malang dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang. Bentuknya, sejumlah pencandu narkoba, oleh BNN Kabupaten Malang dititipkan di tempat tersebut untuk direhabilitasi.
Sedangkan masyarakat yang suka memancing, maka Abdullah Sam menyediakan kolam pemancingan. Begitu juag pemudanya yang suka main band, dia juga menyediakan studio.
“Sehingga, pemudanya yang dulu mengamen dan tidak bisa menyalurkan hobinya, maka kami wadahi dan fasilitasi,” tegasnya.
Bahkan, dia juga telah membuat pemetaan problem yang terjadi pada masyarakat. Pemetaan itu, juga diterapkan pada pemetaan wilayah pada umumnya. Sehingga, dia menjadi tahu penangan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalhan tersebut.
“Saya contohkan seperti Bapak Andi di rumah berwarna hijau ini duluntya peternak namun bangkrut. Maka, dulunya kami beri bantuan hewan ternak sapi sebanyak tiga ekor dan sekarang sudah nambah menjadi tujuh ekor,” paparnya. Masyarakat yang tidak mempunyai modal atau miskin, maka olehnya diberi bantuan permodalan tersebut.
Namun, dengan syarat masyarakat itu memiliki kemauan dan kemampuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hingga saat ini, Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung memiliki sebanyak 40 unit usaha di masyarakat. Sedangkan assetnya mencapai Rp 2,9 M. Selain itu, uang usaha di tempat tersebut terus diputar untuk kemaslahatan umat.
“Selain bidang pertanian dan peternakan, ada beberapa usaha lainnya. Seperti BMT, Koperasi, Koran Islam dan Radio,” terangnya.
Mulanya, untuk merubah mainset masyarakat Kampung Arkitas mengembangkan usahanya juga butuh tahapan. Bentuknya juga melalui pendekatan kepada masyarakat melalui Multi Level Strategi. Selani itu, Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung di Kampung Arkitas itu juga bekerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Malang dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Malang. Bentuknya, sejumlah pencandu narkoba, oleh BNN Kabupaten Malang dititipkan di tempat tersebut untuk direhabilitasi.
Sebanyak 190 orang pecandu narkoba yang saat ini dibina oleh Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung. Selain itu, Dinsos Kabupaten Malang juga menitipkan anak jalanan yang tidak diketahui identitasnya di tempat tersebut.
“Saya kasihan ketika ada anak jalanan yang tidak tahu dari mana asalnya dan tidak tahu orangtuanya. Maka dari itu, saya rawat mereka di tempat ini,” tuturnya. Meski sebagai Pesantren dan lembaga sosial, pihaknya juga meminimalisir bantuan melalui proposal. Karena dia sudah membiayainya sendiri dibantu dengan para donatur.
“Model bantuannya sangat simpel. Saya contohkan ada sebuah anak yatim piatu dan membutuhkan biaya pendidikan. Sedangkan saya beritahu kepada calon doantur, apakah mau tidak membiayai pendidikan anak ini. Kalau mau, kuatnya berapa?. Sedangkan sisanya dan biaya hidupnya, kami yang menanggung,” paparnya.
Selain itu, metode dakwah melalui ceramah, sangat jarang dilakukan oleh Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung. Melainkan lebih menekankan memberi contoh langsung kepada masyarakat. Selain itu, media dakwah juga melalui kesenian tradisional. Meski demikian, juga tidak menyampingkan pendidikan Agama Islam yang sebenarnya.
Seperti mengaji, pendidikan fiqih, nahwu, tajwid dan sebagainya. “Untuk pengajian dan salawatan, masih ada dan itu wajib. Begitu juga dengan kewajiban dalam Islam, harus dilaksanakan,” tegasnya.
Dia mengaku bersyukur bisa merubah Kampung Arkitas yang dulunya stigma negatif, menjadi daerah yang lebih baik lagi. Baik itu lebih baik dalam sisi agama, kemanusiaan, kepedulian, pembangunan, pendidikan dan ekonomi. Hasilnya, Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung pada tahun 2015 lalu juga menjuara Lomba Posdaya Tingkat Nasional. Namun, Bagi Abdullah Sam, yang terpenting dapat memeberikan manfaat kepada masyarakat Kampung Arkitas.
Terlebih, saat ini dia memliliki 500 binaan sebanyak 500 orang warga miskin, 190 orang rehabilitasi narkoba dari BNN dan 30 anak jalanan. Semuanya itu dilakukan untuk memberdayakan dan menngakat harkat dan martabat mereka.[JPNN]
“Saya kasihan ketika ada anak jalanan yang tidak tahu dari mana asalnya dan tidak tahu orangtuanya. Maka dari itu, saya rawat mereka di tempat ini,” tuturnya. Meski sebagai Pesantren dan lembaga sosial, pihaknya juga meminimalisir bantuan melalui proposal. Karena dia sudah membiayainya sendiri dibantu dengan para donatur.
“Model bantuannya sangat simpel. Saya contohkan ada sebuah anak yatim piatu dan membutuhkan biaya pendidikan. Sedangkan saya beritahu kepada calon doantur, apakah mau tidak membiayai pendidikan anak ini. Kalau mau, kuatnya berapa?. Sedangkan sisanya dan biaya hidupnya, kami yang menanggung,” paparnya.
Selain itu, metode dakwah melalui ceramah, sangat jarang dilakukan oleh Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung. Melainkan lebih menekankan memberi contoh langsung kepada masyarakat. Selain itu, media dakwah juga melalui kesenian tradisional. Meski demikian, juga tidak menyampingkan pendidikan Agama Islam yang sebenarnya.
Seperti mengaji, pendidikan fiqih, nahwu, tajwid dan sebagainya. “Untuk pengajian dan salawatan, masih ada dan itu wajib. Begitu juga dengan kewajiban dalam Islam, harus dilaksanakan,” tegasnya.
Dia mengaku bersyukur bisa merubah Kampung Arkitas yang dulunya stigma negatif, menjadi daerah yang lebih baik lagi. Baik itu lebih baik dalam sisi agama, kemanusiaan, kepedulian, pembangunan, pendidikan dan ekonomi. Hasilnya, Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung pada tahun 2015 lalu juga menjuara Lomba Posdaya Tingkat Nasional. Namun, Bagi Abdullah Sam, yang terpenting dapat memeberikan manfaat kepada masyarakat Kampung Arkitas.
Terlebih, saat ini dia memliliki 500 binaan sebanyak 500 orang warga miskin, 190 orang rehabilitasi narkoba dari BNN dan 30 anak jalanan. Semuanya itu dilakukan untuk memberdayakan dan menngakat harkat dan martabat mereka.[JPNN]
loading...
Post a Comment