AMP - Angka buta huruf bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat bawah (sipil), tapi di Aceh angka tersebut mulai terenfeksi kepara pejabat atau pemimpin pemerintahan Aceh.
Pasalnya, rakyatnya yang miskin bahkan sekarat tidak mereka hiraukan, malah lebih fokus kepada proyek fiktif dan juga bagi-bagi duit di tingkat DPRA, ya yang jelas salah satunya dana Aspirasi Dewan.
Dilansir statusaceh.net , Program Pemerintah Aceh dibawah kepemimpinan Zaini – Muzakir (ZIKIR) yang menargetkan angka kemiskinan di Aceh menurun, sepertinya gagal.
Sejumlah anggran yang dikucurkan pemerintah pusat yang realisasinya tidak tepat sasaran, bahkan lebih kepada proyek politik untuk keuntungan kelompok sematan.
Faktanya, angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh terus bertambah, bahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2012-2017 hanya sebatas perencanaan semata, pasalnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin Aceh pada bulan Maret 2015 mencapai 851.000 orang atau bertambah 14.000 orang dibanding posisi September 2014.
Seperti yang di alami Bukhari (40) warga Desa Blang Cut, Kecamatan Meurah Meulia, Aceh Utara, yang mengindap penyakit Tuberkulosis (TBC atau TB_red) sejak dua tahun lalu lagi membutuhkan biaya bahkan bantuan dari sejumlah pihak, yang terutama orang yang diangkat oleh rakyat untuk memberi kesejahteraan dan keadilan bagi daerahnya sendiri.
Hal tersebut disampaikan oleh Husaidi S.Sos selaku pemerhati sosial kaum masyarakat miskin di Aceh Utara, Selasa 19 Januari 2016
"Ia telah berobat ke Puskesmas dan rumah sakit, namun penyakit yang dideritanya tidak juga kunjung sembuh,"tuturnya.
Menurutnya, Selain mengindap penyakit TBC, Hoemoglobin, Bukhari juga drop, sehingga penyakit yang di alaminya menular ke anak Balita Bukhari.
Husaidi juga mengatakan, untuk melanjutkan berobat, Bukhari tidak memiliki biaya, bahkan Husaidi meminta kepada para dermawan untuk sudi kiranya membantu pak Bukhari, yang terutama kepada pemerintah Aceh Utara dan Aceh.
“Derita Bukhari tidak hanya sebatas mengindap TBC, Bukhari juga tinggal digubuk reot yang tidak layak huni,” kata Husaidi SSos.
Husaidi juga menambahkan, selain kondisi penyakit Bukhari yang semakin hari semakin parah, rumah untuk berteduhpun tidak layak huni, dan sampai sekarang belum ada bantuan dari pihak manapun termasuk dari pemerintah Aceh sendiri..
“Semoga, Bukhari dan keluarganya segera mendapat bantuan dari pemerintah Aceh Utara dan Aceh, karena kondisi Bukhari semakin memprihatinkan,” tutup Husaidi.[Red]
Sejumlah anggran yang dikucurkan pemerintah pusat yang realisasinya tidak tepat sasaran, bahkan lebih kepada proyek politik untuk keuntungan kelompok sematan.
Faktanya, angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh terus bertambah, bahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2012-2017 hanya sebatas perencanaan semata, pasalnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin Aceh pada bulan Maret 2015 mencapai 851.000 orang atau bertambah 14.000 orang dibanding posisi September 2014.
Seperti yang di alami Bukhari (40) warga Desa Blang Cut, Kecamatan Meurah Meulia, Aceh Utara, yang mengindap penyakit Tuberkulosis (TBC atau TB_red) sejak dua tahun lalu lagi membutuhkan biaya bahkan bantuan dari sejumlah pihak, yang terutama orang yang diangkat oleh rakyat untuk memberi kesejahteraan dan keadilan bagi daerahnya sendiri.
Hal tersebut disampaikan oleh Husaidi S.Sos selaku pemerhati sosial kaum masyarakat miskin di Aceh Utara, Selasa 19 Januari 2016
"Ia telah berobat ke Puskesmas dan rumah sakit, namun penyakit yang dideritanya tidak juga kunjung sembuh,"tuturnya.
Menurutnya, Selain mengindap penyakit TBC, Hoemoglobin, Bukhari juga drop, sehingga penyakit yang di alaminya menular ke anak Balita Bukhari.
Husaidi juga mengatakan, untuk melanjutkan berobat, Bukhari tidak memiliki biaya, bahkan Husaidi meminta kepada para dermawan untuk sudi kiranya membantu pak Bukhari, yang terutama kepada pemerintah Aceh Utara dan Aceh.
“Derita Bukhari tidak hanya sebatas mengindap TBC, Bukhari juga tinggal digubuk reot yang tidak layak huni,” kata Husaidi SSos.
Husaidi juga menambahkan, selain kondisi penyakit Bukhari yang semakin hari semakin parah, rumah untuk berteduhpun tidak layak huni, dan sampai sekarang belum ada bantuan dari pihak manapun termasuk dari pemerintah Aceh sendiri..
“Semoga, Bukhari dan keluarganya segera mendapat bantuan dari pemerintah Aceh Utara dan Aceh, karena kondisi Bukhari semakin memprihatinkan,” tutup Husaidi.[Red]
loading...
Post a Comment