Maimun alias Abu Rimba, saat diwawancarai wartawan di kawasan pegunungan wilayah pantai Barat Aceh (Kompas.com) |
AMP - Kemunculan kelompok sipil bersenjata yang menamakan diri Tentara Rakyat Aceh Keadilan (TRAK) yang mengaku pecahan dari kelompok Din Minimi, mendapatkan respon dari sejumlah masyarakat Aceh. Mereka meminta kepolisian segera memberangus kelompok tersebut, sebelum menimbulkan huru-hara baru, seperti yang sebelumnya dilakukan oleh Din Minimi.
Saifuddin (45), warga Aceh Besar kepada aceHTrend.co, Sabtu (16/1/2016) mengatakan pihak kepolisian segera harus bertindak cepat untuk memberangus kelompok tersebut. Grup yang dipimpin oleh lelaki yang menamakan dirinya Abu Rimba, harus secara cepat diantisipasi.
“Kalau dibiarkan terus, nanti akan muncul kelompok-kelompok baru, yang merasa dirinya bisa membangun bargaining dengan pemerintah melalui cara-cara kriminal. Ini berbahaya. Nanti yang korban tetap rakyat kecil dan orang-orang yang tidak tahu apa-apa,” ujar Saifuddin.
Hal senada juga disampaikan oleh Irwan (40) warga Banda Aceh. “Sudahlah, grub-grub seperti ini hanya akan menyusahkan masyarakat. Polisi segera harus menindaklanjuti ini. Jangan diberikan kesempatan besar kepala seperti yang sudah-sudah,” katanya.
Pendapat senada juga muncul dari Ibrahim (38) warga Bireuen. Lelaki petani tersebut mengaku sejak kemunculan grub-grub bersenjata pasca damai, kondisi sosial masyarakat kembali terganggu.
“Ini bukan hanya soal tuntutan mereka, tapi juga kehadiran mereka bisa diboncengi oleh orang lain. Akibatnya, aka nada orang yang kena terror, kena rampok, kena bunuh dll. Polisi jangan membiarkan hal ini terulang seperti kisah Din Minimi, yang sudah terlalu banyak memakan korban.
Sebelumnya, TRAK yang dipimpin oleh Abu Rimba, Jumat (15/1/2016) muncul ke publik dan menyatakan diri pecahan dari kelompok Din Minimi dan sampai sekarang masih tetap bertahan di kawasan pegunungan Pantai Barat Aceh.
Kelompok bersenjata yang mengklaim diri memiliki 40 anggota itu mengaku tak akan menyerah sebelum Pemerintah Aceh mengabulkan tuntutan mereka.
“Kami tidak akan menyerah sebelum tuntutan kami ditindaklnjuti oleh Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat. Diantaranya: hak anak yatim, janda korban konflik, lapangan kerja untuk mantan kombatan GAM dll,” ujarnya. []
Saifuddin (45), warga Aceh Besar kepada aceHTrend.co, Sabtu (16/1/2016) mengatakan pihak kepolisian segera harus bertindak cepat untuk memberangus kelompok tersebut. Grup yang dipimpin oleh lelaki yang menamakan dirinya Abu Rimba, harus secara cepat diantisipasi.
“Kalau dibiarkan terus, nanti akan muncul kelompok-kelompok baru, yang merasa dirinya bisa membangun bargaining dengan pemerintah melalui cara-cara kriminal. Ini berbahaya. Nanti yang korban tetap rakyat kecil dan orang-orang yang tidak tahu apa-apa,” ujar Saifuddin.
Hal senada juga disampaikan oleh Irwan (40) warga Banda Aceh. “Sudahlah, grub-grub seperti ini hanya akan menyusahkan masyarakat. Polisi segera harus menindaklanjuti ini. Jangan diberikan kesempatan besar kepala seperti yang sudah-sudah,” katanya.
Pendapat senada juga muncul dari Ibrahim (38) warga Bireuen. Lelaki petani tersebut mengaku sejak kemunculan grub-grub bersenjata pasca damai, kondisi sosial masyarakat kembali terganggu.
“Ini bukan hanya soal tuntutan mereka, tapi juga kehadiran mereka bisa diboncengi oleh orang lain. Akibatnya, aka nada orang yang kena terror, kena rampok, kena bunuh dll. Polisi jangan membiarkan hal ini terulang seperti kisah Din Minimi, yang sudah terlalu banyak memakan korban.
Sebelumnya, TRAK yang dipimpin oleh Abu Rimba, Jumat (15/1/2016) muncul ke publik dan menyatakan diri pecahan dari kelompok Din Minimi dan sampai sekarang masih tetap bertahan di kawasan pegunungan Pantai Barat Aceh.
Kelompok bersenjata yang mengklaim diri memiliki 40 anggota itu mengaku tak akan menyerah sebelum Pemerintah Aceh mengabulkan tuntutan mereka.
“Kami tidak akan menyerah sebelum tuntutan kami ditindaklnjuti oleh Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat. Diantaranya: hak anak yatim, janda korban konflik, lapangan kerja untuk mantan kombatan GAM dll,” ujarnya. []
loading...
Post a Comment