AMP - Pedang salah seorang shahabat Rasulullah saw. patah pada Perang Badar, sementara perang sedang berkecamuk. Para pahlawan maju menyerang, arwah-arwah beterbangan, dan banyak kepala berjatuhan. Shahabat itu berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai, Rasulullah. Bagaimanakah ini?”
Maka, Rasulullah pun mengambil sepotong kayu dan bersabda, “Ambillah ini,” lalu shahabat tersebut menggoyang-goyangkannya dan berubahlah sepotong kayu itu menjadi sebilah pedang dengan izin Allah Ta’ala.[1]
Sebuah hadits shahih menerangkan tentang pedang Rasulullah saw, “Kami mengambil pedang muhammad (yang dibuat di India) karena kerinduan. Lalu, kami patahkan di atas kepala orang yang hina.”
Penulis : Dhani El_Ashim
Diambil dari Mashâri’ul ‘Usysyâq karya Dr. A’idh bin Abdullah Al-Qarni
[1]. Shahabat tersebut ialah Ukasyah bin Mihshan, dan hadits ini ditakhrij oleh Al-Baihaqi dalam Dalâil Nubuwwah: 3/98, 99.
Maka, Rasulullah pun mengambil sepotong kayu dan bersabda, “Ambillah ini,” lalu shahabat tersebut menggoyang-goyangkannya dan berubahlah sepotong kayu itu menjadi sebilah pedang dengan izin Allah Ta’ala.[1]
Sebuah hadits shahih menerangkan tentang pedang Rasulullah saw, “Kami mengambil pedang muhammad (yang dibuat di India) karena kerinduan. Lalu, kami patahkan di atas kepala orang yang hina.”
Penulis : Dhani El_Ashim
Diambil dari Mashâri’ul ‘Usysyâq karya Dr. A’idh bin Abdullah Al-Qarni
[1]. Shahabat tersebut ialah Ukasyah bin Mihshan, dan hadits ini ditakhrij oleh Al-Baihaqi dalam Dalâil Nubuwwah: 3/98, 99.
loading...
Post a Comment