AMP - Sejak menyatakan perlawanan terhadap Pemerintah Aceh, sosok Din Minimi tak pelak menyita perhatian berbagai kalangan. Din kerap menghiasi media massa dengan berbagai sudut pandang pamberitaan.
Persepsi terhadap Din Minimi pun ikut terbelah. Sebagian memandang Din Minimi dan kelompoknya sebagai kelompok kriminal yang mengganggu perdamaian Aceh, sementara sebagian lainnya menyebut Din Minimi seperti Robin Hood yang mengganggu kemapanan penguasa tapi membela rakyat kecil.
Salah satu pandangan terhadap Din Minimi ini disuarakan seniman sekaligus anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Aceh, Rafly Kande. Menurut Rafly, bagi masyarakat korban konflik utamanya masyarakat miskin dan anak yatin, Din Minimi seperti seorang pahlawan.
“Bagi mereka, Din Minimi seorang pahlawan, karena dengan ada beliau akan mengangkat martabat anak yatim di Aceh,” kata Rafly Kande saat dalam diskusi “Menakar Teka-teki Din Minimi” di Aula Rektorat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis, 7 Januari 2016..
Dalam kesempatan itu, Rafly juga meminta semua pihak tidak memanfaatkan kasus Din Minimi untuk kepentingan pribadi. rafly juga berharap tak ada lagi kelompok sipil bersenjata di Aceh.
“Semua elemen harus terlibat, ini harus menjadi closing history yang terakhir di Aceh,” harap Rafly.
“Jangan ada lagi pertumpahan darah di Aceh.” [mediaaceh.com]
Persepsi terhadap Din Minimi pun ikut terbelah. Sebagian memandang Din Minimi dan kelompoknya sebagai kelompok kriminal yang mengganggu perdamaian Aceh, sementara sebagian lainnya menyebut Din Minimi seperti Robin Hood yang mengganggu kemapanan penguasa tapi membela rakyat kecil.
Salah satu pandangan terhadap Din Minimi ini disuarakan seniman sekaligus anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Aceh, Rafly Kande. Menurut Rafly, bagi masyarakat korban konflik utamanya masyarakat miskin dan anak yatin, Din Minimi seperti seorang pahlawan.
“Bagi mereka, Din Minimi seorang pahlawan, karena dengan ada beliau akan mengangkat martabat anak yatim di Aceh,” kata Rafly Kande saat dalam diskusi “Menakar Teka-teki Din Minimi” di Aula Rektorat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis, 7 Januari 2016..
Dalam kesempatan itu, Rafly juga meminta semua pihak tidak memanfaatkan kasus Din Minimi untuk kepentingan pribadi. rafly juga berharap tak ada lagi kelompok sipil bersenjata di Aceh.
“Semua elemen harus terlibat, ini harus menjadi closing history yang terakhir di Aceh,” harap Rafly.
“Jangan ada lagi pertumpahan darah di Aceh.” [mediaaceh.com]
loading...
Post a Comment