AMP - Belum jelas siapa di balik upaya kudeta militer yang terjadi di Turki kemarin malam hingga dini hari tadi, Sabtu (16/7). Namun, Presiden Recep Tayyip Erdogan menuding mantan sekutunya Fethullah Gulen sebagai otak gerakan tersebut.
"Sekarang saya berbicara kepada yang berada di Pennsylvania," ujar Erdogan dalam pidatonya di Istanbul.
Pennsylvania adalah negara bagian di Amerika Serikat tempat Gulen tinggal dalam pengasingan. Pada 2014, pemerintah Erdogan menempatkan ulama senior itu dalam daftar buronan atas tuduhan terorisme.
Dalam pidatonya Erdogan menyebut Gulen sebagai pengkhianat. Dia pun menantang pendiri gerakan Hizmet itu untuk kembali ke Turki dan menghadapinya secara jantan. "Cukup sudah, pengkhianatan yang kau tunjukkan kepada negara dan komunitas ini. Kalau kau berani, kembali ke negaramu. Kau tidak akan mampu mengacaukan negara ini dari tempatmu sekarang," ujar Erdogan berapi-api.
Gulen sendiri menyangkal semua tudingan keterlibatan. Dia bahkan mengutuk upaya kudeta tersebut.
"Saya mengutuk sekeras-kerasnya, upaya kudeta militer di Turki," ujar pria 75 tahun itu dalam keterangannya. (jpnn)
"Sekarang saya berbicara kepada yang berada di Pennsylvania," ujar Erdogan dalam pidatonya di Istanbul.
Pennsylvania adalah negara bagian di Amerika Serikat tempat Gulen tinggal dalam pengasingan. Pada 2014, pemerintah Erdogan menempatkan ulama senior itu dalam daftar buronan atas tuduhan terorisme.
Dalam pidatonya Erdogan menyebut Gulen sebagai pengkhianat. Dia pun menantang pendiri gerakan Hizmet itu untuk kembali ke Turki dan menghadapinya secara jantan. "Cukup sudah, pengkhianatan yang kau tunjukkan kepada negara dan komunitas ini. Kalau kau berani, kembali ke negaramu. Kau tidak akan mampu mengacaukan negara ini dari tempatmu sekarang," ujar Erdogan berapi-api.
Gulen sendiri menyangkal semua tudingan keterlibatan. Dia bahkan mengutuk upaya kudeta tersebut.
"Saya mengutuk sekeras-kerasnya, upaya kudeta militer di Turki," ujar pria 75 tahun itu dalam keterangannya. (jpnn)
loading...
Post a Comment