dr. Zaini Abdullah tegah saat acara pengarahan saksi-saksi di lading hotel |
AMP - Calon Gubernur Aceh Nomor Urut 4 dr. H. Zaini Abdullah (Abu Doto) turut hadir pada rapat koordinasi pembekalan saksi pemenangan tim Zaini Abdullah- Nasaruddin (AZAN) se-Aceh di Hotel Lading, Banda Aceh, Jumat 10 Februari 2017. Dihadapan seratusan saksi yang hadir, Abu Doto menyampaikan bahwa, saksi menjadi ujung tombak dalam menjaga surat suara. “Jadi kalau ada intimidasi dari tim lawan jangan takut, lawan mereka dan segera laporkan pada polisi,” tegas Abu Doto. Dia mengatakan sebelum proses Pilkada, dirinya telah berbicara dengan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jendral. Tito Karnavian untuk meminta penambahan personil Brimob bawah kendali operasi (BKO) untuk pengamanan Pilkada Aceh. “Dulu waktu personil BKO datang ke Aceh banyak yang protes, termasuk orang sebelah dari Partai Aceh (PA), dia bilang Aceh sudah aman, padahal biar bisa main curang,” kata Abu Doto.
Calon Petahana itu juga mengakui dirinya sudah tidak muda lagi menjadi seorang Gubernur, namun ia melihat calon Gubernur yang lain tidak ada yang mengerti tentang perjuangan bangsa Aceh. “Kalau ada calon yang benar pasti saya dukung, dan saya juga tidak mau bersusah payah menjadi Gubernur lagi, usia saya juga sudah tua tapi semua calon Gubernur yang maju tidak ada satu pun bagus yang mau memperjuangkan cita-cita para syuhada kita yang telah gugur,” ungkap salah satu mantan Tuha 4 Partai Aceh itu.
Abu Doto juga menceritakan tentang calon Gubernur Aceh Nomor Urut 5 Muzakir Manaf. Dia menuding Muzakir sebagai pembawa mala petaka. Bukan itu saja, Abu Doto juga menyebutkan kalau Muzakir tidak mengerti apa yang dilakukan dirinya sendiri. Bahkan Muzakir sangat menyusahkan dirinya selama menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh. “Muzakir itu tidak bisa diatur, dia mencalonkan diri bersama (pencuri tujoh) yaitu TA. Khalid dari Gerindra. Tahukan Gerindra punya siapa? Nanti kalau Muzakir Manaf menang, suatu saat akan disingkirkan dan pencuri tujoh akan berkuasa maka disitulah Aceh akan diobok-obok. Sebenarnya Tuha 4 maupun Tuha 8 PA tidak ada yang setuju,” kata dokter kandungan itu.
Ia juga menambahkan pernah membuat rapat dengan pimpinan PA seluruh Aceh untuk membicarakan siapa yang layak dicalonkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dari PA, namun pada saat itu Muzakir Manaf mengatakan bahwa Tuha 4 dan Tuha 8 PA ingin menjatuhkan dirinya. “PA itu bukan milik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tapi milik semua bangsa Aceh, sekarang saya juga sudah dikeluarkan dari PA, dibilang saya loncat pagar padahal saya yang buat pagar,” tegas Abu Doto.
Abu Doto juga menuding calon Gubernur Aceh Nomor Urut 6 Irwandi Yusuf sebagi narapidana. Kata Abu Doto ketika merumuskan naskah perjanjian perdamaian dengan pemerintah RI, Irwandi meminta diri untuk menjadi tim perumus. Namun karena status Irwandi sebagai narapidana maka ia tidak diizinkan masuk pada acara itu. “Jadi waktu penandatanganan perjanjian itu, Irwandi cuma tidur-tiduran di hotel, tidak benar Irwandi masuk tim, sebab di situ ada Hamid Awaluddin dari Pemerintah RI, bisa ditangkap dia,” ungkap Abu Doto. Dia juga menyebutkan kalau Irwandi dulunya cuma bisa pakai Vespa butut tapi sekarang sudah pakai pesawat sendiri. “Naik pesawat kemana-mana itu sudah menjadi kebanggaan buat dia, biarlah dia bangga naik-naik pesawat saja,” canda Abu Doto.
Abu Doto juga menyesalkan kerja Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Soedarmo yang telah menghancurkan sistem yang telah dirintis dirinya selama menjabat Gubernur Aceh. “Hancur semua gara-gara Soedarmo itu. Dia intelijen, intelijen apa itu semua qanun Aceh telah dirubah oleh dirinya.’’ tegas Abu Doto.
Diakhir pengarahannya Abu Doto meminta kepada seluruh saksi-saksi yang hadir untuk melakukan tugas dengan sebaik-baik mungkin. “Tugas ini tugas sangat mulia, saya minta kalian bertanggung jawab penuh, Insya Allah kita akan menang, dan Allah tahu apa yang kita inginkan,” tutup mantan juru runding GAM itu. Begitu emosikah Abu Doto. Kok bisa?
Calon Petahana itu juga mengakui dirinya sudah tidak muda lagi menjadi seorang Gubernur, namun ia melihat calon Gubernur yang lain tidak ada yang mengerti tentang perjuangan bangsa Aceh. “Kalau ada calon yang benar pasti saya dukung, dan saya juga tidak mau bersusah payah menjadi Gubernur lagi, usia saya juga sudah tua tapi semua calon Gubernur yang maju tidak ada satu pun bagus yang mau memperjuangkan cita-cita para syuhada kita yang telah gugur,” ungkap salah satu mantan Tuha 4 Partai Aceh itu.
Abu Doto juga menceritakan tentang calon Gubernur Aceh Nomor Urut 5 Muzakir Manaf. Dia menuding Muzakir sebagai pembawa mala petaka. Bukan itu saja, Abu Doto juga menyebutkan kalau Muzakir tidak mengerti apa yang dilakukan dirinya sendiri. Bahkan Muzakir sangat menyusahkan dirinya selama menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh. “Muzakir itu tidak bisa diatur, dia mencalonkan diri bersama (pencuri tujoh) yaitu TA. Khalid dari Gerindra. Tahukan Gerindra punya siapa? Nanti kalau Muzakir Manaf menang, suatu saat akan disingkirkan dan pencuri tujoh akan berkuasa maka disitulah Aceh akan diobok-obok. Sebenarnya Tuha 4 maupun Tuha 8 PA tidak ada yang setuju,” kata dokter kandungan itu.
Ia juga menambahkan pernah membuat rapat dengan pimpinan PA seluruh Aceh untuk membicarakan siapa yang layak dicalonkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dari PA, namun pada saat itu Muzakir Manaf mengatakan bahwa Tuha 4 dan Tuha 8 PA ingin menjatuhkan dirinya. “PA itu bukan milik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tapi milik semua bangsa Aceh, sekarang saya juga sudah dikeluarkan dari PA, dibilang saya loncat pagar padahal saya yang buat pagar,” tegas Abu Doto.
Abu Doto juga menuding calon Gubernur Aceh Nomor Urut 6 Irwandi Yusuf sebagi narapidana. Kata Abu Doto ketika merumuskan naskah perjanjian perdamaian dengan pemerintah RI, Irwandi meminta diri untuk menjadi tim perumus. Namun karena status Irwandi sebagai narapidana maka ia tidak diizinkan masuk pada acara itu. “Jadi waktu penandatanganan perjanjian itu, Irwandi cuma tidur-tiduran di hotel, tidak benar Irwandi masuk tim, sebab di situ ada Hamid Awaluddin dari Pemerintah RI, bisa ditangkap dia,” ungkap Abu Doto. Dia juga menyebutkan kalau Irwandi dulunya cuma bisa pakai Vespa butut tapi sekarang sudah pakai pesawat sendiri. “Naik pesawat kemana-mana itu sudah menjadi kebanggaan buat dia, biarlah dia bangga naik-naik pesawat saja,” canda Abu Doto.
Abu Doto juga menyesalkan kerja Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Soedarmo yang telah menghancurkan sistem yang telah dirintis dirinya selama menjabat Gubernur Aceh. “Hancur semua gara-gara Soedarmo itu. Dia intelijen, intelijen apa itu semua qanun Aceh telah dirubah oleh dirinya.’’ tegas Abu Doto.
Diakhir pengarahannya Abu Doto meminta kepada seluruh saksi-saksi yang hadir untuk melakukan tugas dengan sebaik-baik mungkin. “Tugas ini tugas sangat mulia, saya minta kalian bertanggung jawab penuh, Insya Allah kita akan menang, dan Allah tahu apa yang kita inginkan,” tutup mantan juru runding GAM itu. Begitu emosikah Abu Doto. Kok bisa?
Sumber: modusaceh.co
loading...
Post a Comment