AMP - Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia
harus benar-benar dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat
perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut.
Saat ini beberapa WNI tengah menghadapi hukuman mati di negara tersebut.
”Hendaknya pemerintah dapat menggunakan momentum langka ini untuk melakukan upaya-upaya diplomasi maksimal. Utamanya terkait perlindungan warga negara kita di Arab Saudi secara keseluruhan,” kata Wakil Ketua Komisi I Meutya Hafid di Gedung DPR, Senin (27/2/2017).
Dia berharap, diplomasi kedua negara bisa mencapai kesepahaman politik antara negara berpenduduk muslim, seperti misalnya sikap terhadap perkembangan kawasan di Timur Tengah. Juga komitmen bersama mendorong Palestina merdeka. ”Termasuk untuk mengundang investasi Arab Saudi di Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut Meutya menilai kedatangan Raja Salman ini memiliki banyak nilai positif. Apalagi ini merupakan kunjungan raja Arab Saudi ke Indonesia setelah lebih 45 tahun.
Kedatangan Raja Salman membawa harapan baru akan hubungan kedua negara di masa yang akan datang. Kedekatan hubungan Indonesia dan Arab Saudi seharusnya dapat memperkuat tekanan bagi internasional terhadap kemerdekaan Palestina dari Israel.
”Kedatangan Raja Saudi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia serta negara Islam terbesar yang melaksanakan sistem demokrasi di negaranya,” jelasnya.
Selama ini hubungan kedua negara memang tidak selalu terjalin dengan sangat baik. Beberapa kali terjadi perbedaan pendapat antarkedua negara, salah satunya terkait operasi bersama terhadap Yaman.
Perbedaan lainnya, yaitu Indonesia menjadi penengah terhadap konflik Arab Saudi dengan Iran. Hal ini membawa dampak kerawanan geopolitik di Timur Tengah, serta menimbulkan kembali konflik Sunni-Syiah yang diwakili kedua negara.(Sindonews)
”Hendaknya pemerintah dapat menggunakan momentum langka ini untuk melakukan upaya-upaya diplomasi maksimal. Utamanya terkait perlindungan warga negara kita di Arab Saudi secara keseluruhan,” kata Wakil Ketua Komisi I Meutya Hafid di Gedung DPR, Senin (27/2/2017).
Dia berharap, diplomasi kedua negara bisa mencapai kesepahaman politik antara negara berpenduduk muslim, seperti misalnya sikap terhadap perkembangan kawasan di Timur Tengah. Juga komitmen bersama mendorong Palestina merdeka. ”Termasuk untuk mengundang investasi Arab Saudi di Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut Meutya menilai kedatangan Raja Salman ini memiliki banyak nilai positif. Apalagi ini merupakan kunjungan raja Arab Saudi ke Indonesia setelah lebih 45 tahun.
Kedatangan Raja Salman membawa harapan baru akan hubungan kedua negara di masa yang akan datang. Kedekatan hubungan Indonesia dan Arab Saudi seharusnya dapat memperkuat tekanan bagi internasional terhadap kemerdekaan Palestina dari Israel.
”Kedatangan Raja Saudi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia serta negara Islam terbesar yang melaksanakan sistem demokrasi di negaranya,” jelasnya.
Selama ini hubungan kedua negara memang tidak selalu terjalin dengan sangat baik. Beberapa kali terjadi perbedaan pendapat antarkedua negara, salah satunya terkait operasi bersama terhadap Yaman.
Perbedaan lainnya, yaitu Indonesia menjadi penengah terhadap konflik Arab Saudi dengan Iran. Hal ini membawa dampak kerawanan geopolitik di Timur Tengah, serta menimbulkan kembali konflik Sunni-Syiah yang diwakili kedua negara.(Sindonews)
loading...
Post a Comment