Demo pendukung Sarjani di Kantor Panwaslih Pidie. Foto: Salman |
AMP - Ratusan massa pendukung pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Pidie Sarjani Abdullah-M.Iriawan unjukrasa ke kantor Panitia pengawas pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Pidie, di Alun-alun, Sigli, Pidie Jumat (24/2) sore.
Mereka menuntut agar dilaksanakan pemungutan suara ulang di daerah itu, karena menganggap pilkada pemilihan bupati dan wakil bupati di Pide telah dicurangi dengan cara sistematis, masif dan terstruktur untuk memenangkan paslon tertentu.
“Kami menilai kecurangan tersebut itu terjadi secara sistematis, masif dan terstruktur. Jadi kami meminta agar pilkada harus dilakukan ulang,” kata Tungku Fauzi dalam orasi tersebut.
Tungku Fauzi menyebutkan, adapun kecurangan yang terjadi antara lain, terdapat selisih suarat suara yang digunakan dengan dengan pengguna hak pilih, surat suara yang digunakan tidak sesuai dengan jumlah surat suara yang sah dan tidak sah dan terdapat selisih jumlah antara surat suara gubernur dengan surat bupati sangat timpang atau signifikan.
Selain itu, amplop Form DA1. KWK dalam kotak suara tidak tersegel. Bahkan juga terdapat salinan form DA 1 KWK dalam bentuk foto copy bukan yang asli saat pleno KIP.
"Kami meminta panwas untuk menindaklanjuti semua bentuk kecurangan yang terjadi selama berlangsung pilkada, jika tidak ditindaklanjuti akan datang massa lebih banyak lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panwaslih Kabupaten Pidie, Saed Husen mengatakan, pihaknya tidak bisa memeberikan rekomendasi untuk dilakukan pilkada ulang, karena menurutnya, betentangan dengan undang-undang dan peraturan KPU yang telah di tetapkan.
“Artinya, panwas hanya menerima laporan-laporan setiap terjadi pelanggaran yang dilaporkan dan kemudian ditindak lanjutinya,” jelas Saed Husen dihadapan ratusan massa seraya berjanji .
Saed Husen berjanji akan menyelesaikan segala bentuk kecurangan yang telah dilaporkan dan hasilnya akan diumumkan pada hari Senin 27 Februari mendatang.
Pantauan AJNN, unjukrasa massa pendukung paslon Bupati Pidie nomor urut 3 ke kantor panwas berlangsung tertib dengan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian polres setempat.(AJNN)
Mereka menuntut agar dilaksanakan pemungutan suara ulang di daerah itu, karena menganggap pilkada pemilihan bupati dan wakil bupati di Pide telah dicurangi dengan cara sistematis, masif dan terstruktur untuk memenangkan paslon tertentu.
“Kami menilai kecurangan tersebut itu terjadi secara sistematis, masif dan terstruktur. Jadi kami meminta agar pilkada harus dilakukan ulang,” kata Tungku Fauzi dalam orasi tersebut.
Tungku Fauzi menyebutkan, adapun kecurangan yang terjadi antara lain, terdapat selisih suarat suara yang digunakan dengan dengan pengguna hak pilih, surat suara yang digunakan tidak sesuai dengan jumlah surat suara yang sah dan tidak sah dan terdapat selisih jumlah antara surat suara gubernur dengan surat bupati sangat timpang atau signifikan.
Selain itu, amplop Form DA1. KWK dalam kotak suara tidak tersegel. Bahkan juga terdapat salinan form DA 1 KWK dalam bentuk foto copy bukan yang asli saat pleno KIP.
"Kami meminta panwas untuk menindaklanjuti semua bentuk kecurangan yang terjadi selama berlangsung pilkada, jika tidak ditindaklanjuti akan datang massa lebih banyak lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panwaslih Kabupaten Pidie, Saed Husen mengatakan, pihaknya tidak bisa memeberikan rekomendasi untuk dilakukan pilkada ulang, karena menurutnya, betentangan dengan undang-undang dan peraturan KPU yang telah di tetapkan.
“Artinya, panwas hanya menerima laporan-laporan setiap terjadi pelanggaran yang dilaporkan dan kemudian ditindak lanjutinya,” jelas Saed Husen dihadapan ratusan massa seraya berjanji .
Saed Husen berjanji akan menyelesaikan segala bentuk kecurangan yang telah dilaporkan dan hasilnya akan diumumkan pada hari Senin 27 Februari mendatang.
Pantauan AJNN, unjukrasa massa pendukung paslon Bupati Pidie nomor urut 3 ke kantor panwas berlangsung tertib dengan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian polres setempat.(AJNN)
loading...
Post a Comment