AMP - Aksi tembak mati oleh polisi terhadap Muklis alias Pok Ye terduga pengedar narkoba yang juga berstatus Keuchik Desa Blang Rambong Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, mendapat kecaman dari Asosiasi Kepala Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Aceh.
"Kita sesalkan arogansi aparat Polres Aceh Timur yang menembak mati saudara Muklis. Jika memang yang bersangkutan diduga terlibat narkoba harusnya cukup ditangkap atau dilumpuhkan," ujar Saifuddin, Sekretaris Apdesi Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara kepada AJNN, Minggu, (26/2).
Sebagai bagian dari pemerintahan, pihaknya mengaku punya semangat yang sama dalam pemberantasan narkoba. Tapi polisi juga perlu bertindak dengan tepat.
"Tidak dengan langsung menembak mati seperti itu. Kamu kecewa dengan sikap penindakan polisi yang seperti itu, apalagi yang bersangkutan juga seorang kepala desa" ungkapnya.
Menurutnya, penegakan hukum sangat penting dilakukan dengan cara menindak tegas pelaku kejahatan narkoba.
"Negara kita kan negara hukum, kalau benar Keuchik Muklis terlibat narkoba, maka diproses hukum saja. Kalau alasan melarikan diri ya dikejar dan ditangkap dalam keadaan hidup. Jangan lah langsung main dor. Ini kan negara hukum bukan negara Duterte" imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Muklis hendak ditanggap di Desa Benteng pada Jumat (24/2), sekitar pukul 17.00 WIB, diduga sedang melakukan transaksi narkoba jenis sabu.
Saat itu Muklis berhasil melarikan diri, polisi langsung mengejar serta melepaskan tembakan peringatan ke udara agar Muklis menyerah.
Karena tak menghiraukan suara tembakan, polisi terpaksa melepaskan tembakan kearah kaki dan bahu. Diduga akibat pendarahan di bagian bahu sebelah kiri dan betis kanan, akhirnya Muklis menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk Aceh Timur.(AJNN)
"Kita sesalkan arogansi aparat Polres Aceh Timur yang menembak mati saudara Muklis. Jika memang yang bersangkutan diduga terlibat narkoba harusnya cukup ditangkap atau dilumpuhkan," ujar Saifuddin, Sekretaris Apdesi Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara kepada AJNN, Minggu, (26/2).
Sebagai bagian dari pemerintahan, pihaknya mengaku punya semangat yang sama dalam pemberantasan narkoba. Tapi polisi juga perlu bertindak dengan tepat.
"Tidak dengan langsung menembak mati seperti itu. Kamu kecewa dengan sikap penindakan polisi yang seperti itu, apalagi yang bersangkutan juga seorang kepala desa" ungkapnya.
Menurutnya, penegakan hukum sangat penting dilakukan dengan cara menindak tegas pelaku kejahatan narkoba.
"Negara kita kan negara hukum, kalau benar Keuchik Muklis terlibat narkoba, maka diproses hukum saja. Kalau alasan melarikan diri ya dikejar dan ditangkap dalam keadaan hidup. Jangan lah langsung main dor. Ini kan negara hukum bukan negara Duterte" imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Muklis hendak ditanggap di Desa Benteng pada Jumat (24/2), sekitar pukul 17.00 WIB, diduga sedang melakukan transaksi narkoba jenis sabu.
Saat itu Muklis berhasil melarikan diri, polisi langsung mengejar serta melepaskan tembakan peringatan ke udara agar Muklis menyerah.
Karena tak menghiraukan suara tembakan, polisi terpaksa melepaskan tembakan kearah kaki dan bahu. Diduga akibat pendarahan di bagian bahu sebelah kiri dan betis kanan, akhirnya Muklis menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Graha Bunda Idi Rayeuk Aceh Timur.(AJNN)
loading...
Post a Comment