Silaturrahmi Ulama Aswaja dan Paslon Gubernur Aceh nomor urut 5 di Hotel Mekkah Banda Aceh Rabu (8/2). Foto: AD |
AMP - Sejumlah ulama Aceh diduga kecewa dengan Pasangan calon gubernur Aceh Periode 2017-2022, Muzakir Manaf-TA Khalid, karena tidak menghadiri acara silaturrahmi dengan para ulama Aswaja dalam rangka memperkuat aqidah ahlu sunnah waljama’ah.
Acara silaturahmi dengan tema “Memperkuat Aqidah Ahli Sunnah Waljama’ah (Aswaja)” yang dilaksanakan di Hotel Mekkah, pada Rabu, 8 Februari 2017 sekitar Pukul 20.00 WIB itu dihadiri sejumlah ulama karismatik se-Aceh.
Kegiatan tersebut awalnya direncanakan untuk mempertemukan antara ulama Aceh dengan pasangan calo gubernur Aceh periode 2017-2022 dari nomor urut 5 guna membicarakan sejumlah permasalahan dan rencana terkait Aswaja, namun hingga acara selesai, Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem dan wakilnya, TA Khalid tampak tak hadir.
Ketidakhadiran Pasangan calon gubernur yang diusung Partai Aceh itu ternyata memunculkan rasa kecewa yang mendalam dari sejumlah ulama yang sudah datang dari berbagai daerah untuk menghadiri kegiatan membela Aswaja itu.
Salah satu ulama yang hadir dalam kegiatan tersebut yang tidak ingin namanya disebut, mengatakan kepada media ini, bahwa dirinya beserta sejumlah ulama lainnya menrasa kecewa terhadap Mualem yang selama ini dibanggakan karena dianggap sangat menghargai ulama.
Perlu diketahui, acara tersebut diadakan oleh tim pemenangan Mualem-TA Khalid dengan mengudang para ulama se-Aceh, namun pada pelaksanaannya, Mualem maupun wakilnya TA Khalid tidak kunjung hadir hingga acara selesai. “Ini menandakan bahwa Mualem tidak serius dengan acara ini, padahal yang datang ada beberapa ulama karismatik,” ujar salah seorang ulama yang meminta namanya tidak disebutkan.
Ulama ini juga mengaku mengetahui bahwa masyarakat Aceh tidak ingin melihat ulama di Aceh terlibat dalam kegiatan politik karena takut para ulama tidak dapat berlaku jujur dan netral terhadap umat, namun dia mengaku tidak enak jika tidak menghadiri undangan.
“Sebenarnya acara ini adalah acara politik dan para ulama juga tahu yang sebenarnya ulama tidak boleh berpolitik, hanya saja ada perasaan tidak enak kalau diundang dan tidak menghadiri undangan tersebut, namun kenyataannya yang punya acara tidak datang, padahal acara ini disiapkan secara baik oleh panitia,” sebutnya.
“Saya berkesimpulan bahwa Mualem tidak menghargai para ulama, kalau baru saja calon Gubernur tidak menghargai ulama, bagaimana kalau nantinya dia terpilih,” ungkap ulama tadi dengan nada kecewa. (Sumber: atjehdaily.com)
Acara silaturahmi dengan tema “Memperkuat Aqidah Ahli Sunnah Waljama’ah (Aswaja)” yang dilaksanakan di Hotel Mekkah, pada Rabu, 8 Februari 2017 sekitar Pukul 20.00 WIB itu dihadiri sejumlah ulama karismatik se-Aceh.
Kegiatan tersebut awalnya direncanakan untuk mempertemukan antara ulama Aceh dengan pasangan calo gubernur Aceh periode 2017-2022 dari nomor urut 5 guna membicarakan sejumlah permasalahan dan rencana terkait Aswaja, namun hingga acara selesai, Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem dan wakilnya, TA Khalid tampak tak hadir.
Ketidakhadiran Pasangan calon gubernur yang diusung Partai Aceh itu ternyata memunculkan rasa kecewa yang mendalam dari sejumlah ulama yang sudah datang dari berbagai daerah untuk menghadiri kegiatan membela Aswaja itu.
Salah satu ulama yang hadir dalam kegiatan tersebut yang tidak ingin namanya disebut, mengatakan kepada media ini, bahwa dirinya beserta sejumlah ulama lainnya menrasa kecewa terhadap Mualem yang selama ini dibanggakan karena dianggap sangat menghargai ulama.
Perlu diketahui, acara tersebut diadakan oleh tim pemenangan Mualem-TA Khalid dengan mengudang para ulama se-Aceh, namun pada pelaksanaannya, Mualem maupun wakilnya TA Khalid tidak kunjung hadir hingga acara selesai. “Ini menandakan bahwa Mualem tidak serius dengan acara ini, padahal yang datang ada beberapa ulama karismatik,” ujar salah seorang ulama yang meminta namanya tidak disebutkan.
Ulama ini juga mengaku mengetahui bahwa masyarakat Aceh tidak ingin melihat ulama di Aceh terlibat dalam kegiatan politik karena takut para ulama tidak dapat berlaku jujur dan netral terhadap umat, namun dia mengaku tidak enak jika tidak menghadiri undangan.
“Sebenarnya acara ini adalah acara politik dan para ulama juga tahu yang sebenarnya ulama tidak boleh berpolitik, hanya saja ada perasaan tidak enak kalau diundang dan tidak menghadiri undangan tersebut, namun kenyataannya yang punya acara tidak datang, padahal acara ini disiapkan secara baik oleh panitia,” sebutnya.
“Saya berkesimpulan bahwa Mualem tidak menghargai para ulama, kalau baru saja calon Gubernur tidak menghargai ulama, bagaimana kalau nantinya dia terpilih,” ungkap ulama tadi dengan nada kecewa. (Sumber: atjehdaily.com)
loading...
Post a Comment