DATARAN tinggi Tanoh Gayo yang terkenal dengan keindahan alamnya, serta keasrian lingkungan membuat banyak orang-orang berkunjunga ke daerah tersebut. Disamping itu masyarakat Gayo terkenal ramah nan ta’at menjalankan agama Islam serta berpegang teguh pada adat yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti Kemali, Sumang dan lain sebagainya.
Sayang sungguh sayang, ada pemandangan ‘tidak sedap’ yang dapat merusak hal diatas yang sangat tidak enak dilihat dan tidak bagus untuk dibiarkan yang posisi lokasinya tepat berada di pintu masuk ke daerah Gayo.
Tempat itu bukan hal baru dikalangan masyarakat banyak baik yang berdomisili di Kab, Bener Meriah, Aceh Tengah dan juga pesisir Aceh seperti Bireuen Pidie Jaya dan Pidie. Nama tempatnya Arul Ali-Ali di desa Blang Rakal. Jambo Khop, begitu warga pesisir menyebutnya, yang sering melintas jalan Bireuen-Aceh Tengah tentunya sudah pernah melihat tempat ini.
Sudah rahasia umum tempat ini di desas-desuskan sebagai tempat perbuatan menyimpang dari Qanun Syariat Islam dan ajaran Islam, tapi tetap saja masih tetap berdiri kokoh dan mirisnya tempat ini bersebelahan langsung dengan Pondok Pesantren desa Blang Rakal.
Sayang sungguh sayang, ada pemandangan ‘tidak sedap’ yang dapat merusak hal diatas yang sangat tidak enak dilihat dan tidak bagus untuk dibiarkan yang posisi lokasinya tepat berada di pintu masuk ke daerah Gayo.
Tempat itu bukan hal baru dikalangan masyarakat banyak baik yang berdomisili di Kab, Bener Meriah, Aceh Tengah dan juga pesisir Aceh seperti Bireuen Pidie Jaya dan Pidie. Nama tempatnya Arul Ali-Ali di desa Blang Rakal. Jambo Khop, begitu warga pesisir menyebutnya, yang sering melintas jalan Bireuen-Aceh Tengah tentunya sudah pernah melihat tempat ini.
Sudah rahasia umum tempat ini di desas-desuskan sebagai tempat perbuatan menyimpang dari Qanun Syariat Islam dan ajaran Islam, tapi tetap saja masih tetap berdiri kokoh dan mirisnya tempat ini bersebelahan langsung dengan Pondok Pesantren desa Blang Rakal.
Yang menjadi pertanyaan disini, apa tanggapan masyarakat setempat mengenai tempat tersebut,?
Bagaimana sikap pemerintah daerah akan tempat tersebut?
Apa ada orang-orang dibelakang layar yang menyokong sehingga tempat ini aman-aman saja?
Dan apakah Syariat Islam itu hanya ada dalam lembaran kertas serta ucapan saja?
Sedikit melirik kebelakang visi pemerintahan Bener Meriah periode ini Mewujudkan Bener Meriah Menjadi Kabupaten Madani” serta salah satu misinya “Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT”.
Melalui tulisan ini kami menanyakan apakah tempat ini akan ditindaklanjuti atau dibiarkan saja. Sebab tempat ini sudah sangat mencoreng nama baik Kab, Bener Meriah, juga Gayo umumnya. Seperti yang ada pada gambar yang kami sertakan dalam tulisan ini.
Semoga ada tanggapan yang bijaksana dari pihak-pihak yang terkait. Dan semoga dugaan yang dituduhkan khalayak tidak benar adanya dan jikapun benar, saat tulisan ini di-publish sudah tidak ada.[Lintasgayo]
loading...
Post a Comment