Hamza bin Laden, anak laki-laki pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden (AFP) |
Kabul - Anak laki-laki dari pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, mengancam akan melakukan balas dendam kepada Amerika Serikat karena telah membunuh ayahnya. Hal tersebut disampaikannya melalui pesan audio yang di-posting secara online.
Hamza bin Laden berjanji untuk melanjutkan aksi kelompok militan tersebut dalam memerangi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dalam pidato yang berjudul "We Are All Osama", demikian menurut SITE Intelligence Group.
"Kami akan meneruskan penyerangan dan menargetkan kepadamu dan negaramu serta di seluruh dunia dalam menanggapi penindasan yang dilakukan terhadap warga Palestina, Afghanistan, Suriah Irak, Yaman, Somalia, dan di seluruh sisa negeri Muslim yang tak bertahan akibat penindasan," ujar Hamza.
"Adapun balas dendam oleh negara Islam untuk Syekh Osama, semoga Allah mengampuninya. Hal tersebut bukan balas dendam untuk Osama sendiri, tetapi balas dendam bagi mereka yang membela Islam," tuturnya.
Dikutip dari News.com.au, Senin (11/7/2016) Osama bin Laden meninggal dalam tempat persembunyiannya di Pakistan oleh tentara AS pada 2011. Hal ini menjadi pukulan besar bagi kelompok militan yang melakukan serangan 11 September 2001.
Dokumen yang diperoleh dari kamp bin Laden dan dipublikasikan oleh Amerika Serikat pada tahun lalu, menuduh bahwa pembantunya berusaha menyatukan kembali pemimpin militan dengan Hamza, yang ditetapkan sebagai tahanan rumah di Iran.
Hamza, yang saat ini berusia pertengahan 20-an, berada di samping ayahnya di Afghanistan sebelum serangan 9/11. Menurut Brookings Institution, mereka menghabiskan waktu di Pakistan setelah invasi yang dipimpin AS mendorong banyak pemimpin al-Qaeda ke wilayah tersebut.
Diperkenalkan oleh ketua baru organisasi, Ayman al-Zawahiri, dalam sebuah pesan suara tahun lalu, Hamza memberikan suara yang lebih muda untuk kelompok yang telah menua agar menginspirasi militan di seluruh dunia.
"Hamza memberikan wajah baru untuk al-Qaeda, yang langsung terhubung ke pendiri kelompok. Dia pandai berbicara dan merupakan ancaman berbahaya," ujar Bruce Riedel dari Brookings.[lp6]
Hamza bin Laden berjanji untuk melanjutkan aksi kelompok militan tersebut dalam memerangi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dalam pidato yang berjudul "We Are All Osama", demikian menurut SITE Intelligence Group.
"Kami akan meneruskan penyerangan dan menargetkan kepadamu dan negaramu serta di seluruh dunia dalam menanggapi penindasan yang dilakukan terhadap warga Palestina, Afghanistan, Suriah Irak, Yaman, Somalia, dan di seluruh sisa negeri Muslim yang tak bertahan akibat penindasan," ujar Hamza.
"Adapun balas dendam oleh negara Islam untuk Syekh Osama, semoga Allah mengampuninya. Hal tersebut bukan balas dendam untuk Osama sendiri, tetapi balas dendam bagi mereka yang membela Islam," tuturnya.
Dikutip dari News.com.au, Senin (11/7/2016) Osama bin Laden meninggal dalam tempat persembunyiannya di Pakistan oleh tentara AS pada 2011. Hal ini menjadi pukulan besar bagi kelompok militan yang melakukan serangan 11 September 2001.
Dokumen yang diperoleh dari kamp bin Laden dan dipublikasikan oleh Amerika Serikat pada tahun lalu, menuduh bahwa pembantunya berusaha menyatukan kembali pemimpin militan dengan Hamza, yang ditetapkan sebagai tahanan rumah di Iran.
Hamza, yang saat ini berusia pertengahan 20-an, berada di samping ayahnya di Afghanistan sebelum serangan 9/11. Menurut Brookings Institution, mereka menghabiskan waktu di Pakistan setelah invasi yang dipimpin AS mendorong banyak pemimpin al-Qaeda ke wilayah tersebut.
Diperkenalkan oleh ketua baru organisasi, Ayman al-Zawahiri, dalam sebuah pesan suara tahun lalu, Hamza memberikan suara yang lebih muda untuk kelompok yang telah menua agar menginspirasi militan di seluruh dunia.
"Hamza memberikan wajah baru untuk al-Qaeda, yang langsung terhubung ke pendiri kelompok. Dia pandai berbicara dan merupakan ancaman berbahaya," ujar Bruce Riedel dari Brookings.[lp6]
loading...
Post a Comment