AMP - Bila Komisi Independen Pemilihan (KIP)
Aceh menetapkan enam pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh,
pada Pilkada 2017. Maka, ada lima mantan kombatan dan pimpinan Gerakan
Aceh Merdeka (GAM) yang maju dan merebut kursi Aceh satu dan dua. Mereka
adalah dr. Zaini Abdullah, Zakaria Saman, Muzakir Manaf, Irwandi Yusuf,
dan Sayed Mustafa Usab.
Keempat tokoh GAM ini, selain Irwandi adalah alumni Tripoli, Libya. Sehingga, ramai yang memprediksikan suara mantan GAM pecah. Tapi, Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Kamaruddin Abubakar atau yang akrap dipanggil Abu Razak, mengaku kekuatan empat mantan GAM yang maju jalur independen tersebut sudah dideteksi kekuatan dan kelemahan mereka sampai sejauh mana.
"Terus terang bagi kami tidak masalah. Kami tidak goyang,” tegas Ketua Pemenangan Muzakir Manaf-TA.Khalid, Abu Razak, di ruang kerjanya, Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh, Banda Aceh, Rabu (05/10/2016).
Keempat tokoh GAM ini, selain Irwandi adalah alumni Tripoli, Libya. Sehingga, ramai yang memprediksikan suara mantan GAM pecah. Tapi, Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Kamaruddin Abubakar atau yang akrap dipanggil Abu Razak, mengaku kekuatan empat mantan GAM yang maju jalur independen tersebut sudah dideteksi kekuatan dan kelemahan mereka sampai sejauh mana.
"Terus terang bagi kami tidak masalah. Kami tidak goyang,” tegas Ketua Pemenangan Muzakir Manaf-TA.Khalid, Abu Razak, di ruang kerjanya, Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh, Banda Aceh, Rabu (05/10/2016).
Mantan GAM asal Pidie
itu mencontohkan, dr. Zaini Abdullah hanya punya kekuatan sebagai
incumbent, namun tidak tahu basisnya dimana. Karena, setelah Abu Doto
keluar dari Partai Aceh (PA) sebagai Tuha Peuet PA, begitu juga Zakaria
Saman, bagi mantan GAM kata Abu Razak , sudah di keluar. “Memang mereka
orang tua kami, tapi mereka sudah keluar dari Tuha Peuet Partai PA.
Mereka sudah independen, orang lapangan sudah tahu semua,” kata
Kamaruddin Abubakar.
Lanjut Abu
Razak, sikap maju kembali Abu Doto, orang Aceh tahu bahwa dr. Zaini
Abdullah sudah berusia 76 tahun, namun masih haus kekuasaan.
Menurut Abu Razak, orang Aceh tidak bisa menerima, apalagi para mantan perjuang GAM. "Sudah pulang ke Aceh dengan mudah dan mendapat nomor satu di Aceh. Tapi keluar dari jamaah," ujarnya.
Menurut Abu Razak, orang Aceh tidak bisa menerima, apalagi para mantan perjuang GAM. "Sudah pulang ke Aceh dengan mudah dan mendapat nomor satu di Aceh. Tapi keluar dari jamaah," ujarnya.
Kata
Abu Razak. "Hari ini bagaimana dia tinggalkan jamaah, itu orang cepat
lupa dengan ideologi. Jadi terus terang bagi kami tidak masalah, Abu
Doto, Apa Karya, Irwandi Yusuf maju sebagai calon. Sejak awal kami
prediksi dan kami tidak goyang. Mantan kombatan GAM bisa menilai
sendiri, siapa Abu Doto hari ini, siapa Apa Karya hari ini, apakah dia
haus kekuasaan dengan meninggalkan jamaah. Orang Aceh atau kombatan
sudah paham,” tegas Abu Razak.
Masih
penjelasan Abu Razak, “hari ini dia (Abu Doto) pulang dari Sweden dan
jadi orang nomor satu dan itu kerja jamaah? Bukan kerja keluarga dia.
Tapi hari ini di sekeliling dia keluarga semua. Ini tentu berpengaruh
terhadap dia sendiri. Tapi bagi kami apa yang dipesan Paduka Yang Mulia
almarhum Wali Nanggroe, tetap komit, setelah damai, motor politik
satu-satunya adalah PA,” kata mantan Wakil Panglima GAM, asal Pidie,
Rabu.(modusaceh.co)
loading...
Post a Comment