Halloween Costume ideas 2015
June 2016

AMP - Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang sudah termakan usia. Su-35 diyakini memenuhi karakteristik Indonesia yang membutuhkan pesawat tempur nan lincah dan mampu bermanuver.

Pembelian Su-35 ternyata membuat Malaysia mencari lawan yang sepadan dengan Indonesia. Salah satu pesawat yang diincar adalah Eurofighter Typoon, pesawat buatan BAE Systems asal Inggris ini diyakini mampu menandingi kemampuan Sukhoi dan pesawat generasi keempat lainnya.

Antara kedua pesawat tersebut, mana yang lebih kuat di medan tempur?

Dilansir laman Russia Beyond The Lines, secara karakteristik Su-35 telah mengambil alih peran generasi kelima jet tempur AS yang diproduksi sejak 1996 lalu. Irbis radar-control yang terpasang pada pesawat buatan Rusia itu mampu mendeteksi 30 target dalam jarak maksimal 400 km.

Su-35 bisa melesat hingga 2.390 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 4.500 km, sedangkan kecepatan maksimal F-22 mencapai 2.410 km per jam dengan jarak tempuh 2.000 km. Pesawat ini dilengkapi dua buah tangki bahan bakar.

Modernisasi yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap Su-27 ini membuat sistem pertahanannya lebih baik. Hal itupun diakui pejabat AS sendiri, meski beberapa jet tempur mereka memiliki radar jenis Active Electronically Scanned Array (AESA). Dengan teknologi Irbis-E, Su-35 bisa menangkis serangan jamming yang dilancarkan dari pesawat musuh.

Sementara, Eurofighter Typhoon sudah diperkenalkan sejak 4 Agustus 2003 lalu, pesawat ini dibuat untuk menjawab kebutuhan angkatan udara di seluruh Eropa, terutama Inggris. Utamanya untuk menyaingi pesawat F/A-18 Hornet buatan McDonnell Douglas.

Pesawat ini sudah dilengkapi Euroradar CAPTOR, yang mampu mendeteksi dan menghabisi musuh di darat. Sejak 2013, radar jenis AESA ini sudah diperbarui dengan jenis CAPTOR-E dengan kemampuan yang lebih ditingkatkan.

Demi mendukung serangan udara, pesawat ini dipasang peralatan pengendus inframerah udara pasif (PIRATE). Alat ini mampu mencium jejak musuh yang bergerak di udara dan darat hingga 200 target untuk mode yang berbeda-beda.

Saat berada di udara, pesawat ini mampu melesat dengan kecepatan 2,495 km per jam dan menempuh jarak sejauh 2.900 km. Namun, berdasarkan penilaian dari aviatia.net, Su-35 dinilai lebih unggul dalam dogfights dengan rating mencapai 95 persen, sedang Eurofighter hanya 75 persen.

Ilustrasi
AMP - Kelakuan para pejabat meminta fasilitas saat berkunjung ke luar negeri bukan barang baru. Dari sekadar minta antar jemput, ditemani belanja, sampai minta dibelikan oleh-oleh. Rakyat hanya bisa gemas dan mencak-mencak di media sosial menghadapi kelakuan tak etis itu.

Yang parah, ada juga pejabat yang sampai sewa wanita penghibur di Amerika Serikat dengan uang rakyat.

Kisah para pejabat tak bermoral itu diceritakan aktivis Soe Hok Gie. Pada Bulan Oktober 1968-Januari 1969, Gie berkesempatan mengunjungi Amerika Serikat. Dia diundang Departemen Luar Negeri AS, untuk mengunjungi beberapa kampus terkemuka di sana.

Gie pun sempat bertemu dengan para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di AS. Ada kisah menarik dari para mahasiswa itu. Ternyata pejabat Indonesia sangat senang mengencani pelacur bule di Amerika. Kode untuk berkencan dengan pelacur bule adalah 'naik kuda putih'.

Gie kemudian menuliskan kelakuan miring para pejabat Indonesia itu dalam artikel Orang-orang Indonesia di Amerika Serikat yang diterbitkan surat kabar Sinar Harapan tanggal 13 Maret 1969.

Dia menyindir kelakuan para pejabat yang sok suci tapi bejat. Parahnya lagi mereka mengencani pelacur dengan uang rakyat.

Seorang mahasiswa bercerita pada Gie. Para pejabat menyuruh mereka mencarikan 'kuda putih'. Para mahasiswa pun iseng mengerjai para pejabat itu. Mereka mencarikan pelacur kelas rendah yang tarifnya USD 15.

"Lalu kami bilang tarifnya USD 100. Bagi mereka tidak jadi soal karena yang mereka pakai adalah uang negara. Yang USD 85 kami tilep," tulis Gie menceritakan kelakuan para mahasiswa itu.

Sekitar tahun 1965, ada juga pejabat yang memaksa para mahasiswa di AS mendirikan Barisan Soekarno. Maklum saat itu lagi gontok-gontokan politik di Indonesia.

Para mahasiswa pun tak mau begitu saja dikendalikan pihak-pihak tak jelas. Pejabat itu dibawa ke bar. Di sana dia malah mabuk dan berbuat tak senonoh dengan para pelayan bar mesum itu.

Para mahasiswa pun memotret kelakuan pejabat tersebut. Keesokan harinya mereka memperlihatkan foto-foto syur semalam.

"Kalau bapak terus memaksakan soal Barisan Soekarno, terpaksa kami umumkan ke Indonesia," kata mahasiswa tadi dengan tenangnya.

"Permintaan saya pada para pembaca, kalau sekiranya pergi ke AS atau Eropa Barat supaya menghubungi mahasiswa-mahasiswa di sana. Mereka masih muda, senang guyon dan mau cerita terus terang. Coba tanyakan kelakuan-kelakuan pemimpin-pemimpin kita di luar negeri. Lalu tanyakan berapa gaji mereka dan apa yang telah mereka lakukan di sana. Hasilnya bisa bikin sakit perut," tulis Gie.
(MDK)

AMP - Sosok Irwandi Yusuf yang merupakan pencetus Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) semasa menjabat sebagai Gubernur Aceh periode 2007-2012 selalu mengedepankan sikap sosialnya untuk bergaul dengan masyarakat.

Pria kelahiran Bireuen tersebut juga mempunyai kemampuan yang berbeda dengan orang lain yaitu bisa menjadi pilot,pintar menembak,mahir dalam menyelesaikan konflik bersenjata bahkan sekarang memiliki pesawat pribadi yang dinamakan "Shark Eagle One-Hanakaru Hoka Gata", selain itu dirinya juga mampu membawa kapal di perairan lautan bahkan sang Irwandi juga merupakan sosok mantan Gubernur yang jago dalam berpropaganda.

Beberapa kali tim Reporter StatusAceh.Net meliput kegiatan Irwandi Yusuf, disana terlihat tingkahnya yang begitu merakyat dengan nada bicara religius.

Kesempatan Irwandi Yusuf yang juga calon Gubernur Aceh 2017-2022 saat menghadiri acara buka puasa bersama dengan tim relawanya di Bireuen, Kamis, 30 Juni 2016, dirinya lebih memilih duduk bersama para masyarakat bisa di kursi yang disediakan diluar ketimbang makan dengan menu mewah yang sudah disediakan di dalam ruangan.

Kehadiran Irwandi Yusuf yang disambut oleh timnya bersama masyarakat Bireuen seakan kedatangan sorang sahabat yang lama tak berjumpa. Selesai salaman tim relawan Irwandi kaget melihat tingkah sang calon Gubernur yang datang ketempat persedian menu berbuka dengan mengambil segelas air tebu dan selanjutnya keluar dan duduk bersama warga.

Sosok Irwandi dengan menghargai martabat masyarakat kelas bawah patut di cap jempol, itulah Gubernur kita kedepan," tutur salah seorang warga kepada rekannya yang kebetulan didengar oleh Reporter StatusAceh.Net.

Kesiapan Tim Relawan di Kabupaten Bireuen


Ismuhar alias Mancong yang merupakan remot kontrol tim relawan pemenangan Irwandi Yusuf sebagai Gubernur Aceh 2017-2022 tidak patah semangat untuk bekerja dan membangun koordinasi untuk kesiapan timnya di tingkat kecamatan dan gampong di Kabupaten Bireuen.

"Kesiapan kami untuk bekerja memenangkan Irwandi Yusuf sebagai Gubernur Aceh sudah terbentuk tim di 17 Kecamatan dan 609 Gampong di Kabupaten Bireuen," ujar Mancong disela-sela buka puasa bersama dengan calon Gubernur dan Tim Relawannya yang hadir di gampong Reuleut Kecamatan Kota Juang, Bireuen.

Mancong selaku ketua Tim Relawan di kabupaten Bireuen sudah membentuk tim 6 orang perwakilan per Kecamatan dan selanjutnya 6 orang tersebut bekerja untuk mengontrol dan membentuk tim di setiap Gampong - Gampong.

Acara buka puasa bersama yang diadakan tersebut bertujuan untuk menjaga kekompakan, keakraban dan silaturahmi semua tim mulai dari kecamatan hingga Gampong, dan Mancong mengapresiasi atas dukungan tim relawannya yang telah menyumbang seala kadar dana untuk terlaksananya acara tersebut.

"Dana untuk berbuka hari ini bersumber dari para tim Relawan, dan Insya Allah berjalan dengan lancar bahkan suatu kemulian atas kehadiran Bapak Irwandi Yusuf,"jelasnya.
(*)

Sumber: StatusAceh.Net

AMP - Selama sembilan tahun terakhir sedikitnya 290 ribu hektare hutan Aceh mengalami kerusakan. Setiap tahunnya tercatat 32 ribu hektare hutan yang mengalami kerusakan.

Bagian GIS Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA), Agung, mengatakan pihaknya mencatat luas hutan Aceh pada 2006 seluas 3,34 juta hektare. Namun, menurutnya, kini hanya menyisakan 3,05 juta hektare.

“Data dari dokumen Governor Climate and Forest (GCF) Task force pada periode 2006 hingga 2009 saja, Aceh kehilangan 160 ribu hektare lebih. Di mana luas hutan Aceh pada 2006 mencapai 3,34 juta hektare, berkurang menjadi 3,18 juta hektare pada 2009. Pada periode itu laju kerusakan hutan di Aceh mencapai 32 ribu hektare,” kata Agung dalam rilis yang diterima Okezone, Kamis (30/6/2016).

Sementara itu, lanjutnya, berdasarkan data dari Forest Watch Indonesia, pada periode 2009 hingga 2013, deforestasi di Aceh mencapai 127 ribu hektare lebih. Luas hutan Aceh pada 2009 mencapai 3,15 juta hektare kemudian berkurang menjadi 3,02 juta hektare.

“Kerusakan hutan pada 2006 hingga 2015 tersebut yang terluas berada di Kabupatan Aceh Timur mencapai 4.431 hektare, Kabupaten Aceh Selatan mencapai 3.061 hektare, Kabupaten Aceh Utara 1.771 hektare, Kota Subulussalam 1.475 hektare, dan Kabupaten Gayo Lues mencapai 1.401 hektare,” jelasnya.

Pihaknya belum bisa mengumumkan penyebab perusakan hutan di Aceh selama ini. Namun, ia mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian hutan.
(Okz)

AMP - Ada scenario yang terselubung, mengerikan mari kita simak.. Papua… RI bisa jadi dianggap penghalang. Jika tak ada aral melintang, kemerdekaan Papua akan dikondisikan terwujud paling lama 2019. Bisa lebih cepat Des 2015 atau 2016 tergantung sikon Jakarta.

Hendropriono selaku tokoh Intelijen terkemuka RI, pada prinsipnya menghendaki referendum nasional jika Papua ingin merdeka. Pernyataan Hendroprioyono yang memihak scenario Barat itu berulangkali dimuat media sbg tanggapan thdp solusi tuntutan Papua merdeka yg marak di dunia internasional.

Australia sbg salah satu negara tetangga terdekat, dimana OPM punya akses thdp pemerintahnya, sdh siap mendukung kemerdekaan Papua. Salah satu bentuk kesiapan Australia mewujudkan Papua Merdeka adalah pemberian izin kepada AS utk menambah pasukan AS di Darwin, Australia.

Pasukan militer AS di Darwin semula hanya 250 personil sekarang sdh belasan ribu prajurit yg didominasi US Marine sbg persiapan Papua Merdeka. Pernyataan Menlu AS, pasukan US di Darwin akan ditingkatkan jadi 67 ribu personil pada 2019 yad. Terdiri dari USAF, US Navy dan US Marine.

Masa depan RI adalah Papua yang masih tetap dalam NKRI. Pulau Jawa yang diramalkan akan tenggelam… serta Papua yang dimerdekakan oleh Barat itu lah prediksi ttg NKRI dlm 5 thn mendatang jika rakyat RI lengah. Kemerdekaan Papua bukan kondisi final. Akan diikuti dgn kemerdekaan Aceh yg didukung Turki, RRC dan Eropa (Swedia, Norwegia, dst,).

Turki dan Swedia sdh komit mendukung kemerdekaan Aceh. Komitmen ini terkait jasa Aceh cq. Zaini Abdullah membantu konflik Swedia-Turki. Turki mendukung kemerdekaan Aceh juga terkait romantisme kejayaan negara Islam masa lalu, Turki dan Aceh, yg akan diwujudkan kembali.

RRC sdh disepakati akan mendapat konsesi sbg kontraktor utama eksplorasi Migas di Seumelu yg cadangannya 358 miliar barel, terbesar di dunia. Kemerdekaan Papua akan diikuti oleh kemerdekaan Aceh. Rencana ini sdh disepakati Gub Aceh – PM Australia di Canberra medio 2014 lalu. NKRI bubar..!

Bubarnya NKRI dan munculnya 5-6 negara baru di eks RI sesuai dgn tujuan “Clinton Programm’ 1998 lalu. Selama Partai Demokrat berkuasa, RI diobok2.

Negara ASEAN menerapkan standar ganda. Di satu pihak secara resmi menolak diinsintergasi RI tapi dibelakang setuju. Hal ini biasa dlm dunia diplomatik.
NKRI yg besar- serta kuat akan menjadi ancaman bagi negara-negara ASEAN lain. Mereka ingin RI lemah dan terpecah belah. Namun jgn sampai terjadi gejolak kawasan.

Memecah Indonesia jadi 5-6 negara merdeka tanpa gejolak adalah PR besar RRC, AS, Eropa, Australia, Israel dan Asean. Apakah berhasil ?

Apakah konspirasi global berhasil memecah RI menjadi 5-6 negara baru yg berdaulat tanpa terjerumus dlm gejolak politik dan militer berdarah-darah? Ataukah RI akan terpecah belah meniru nasib negara-negara Balkan dgn gejolak politik militer dan korban jatuh hampir 1 juta jiwa mati sia-sia?

Jangan sampai Balkanisasi terjadi di Indonesia. Kuncinya : sikap Presiden, TNI dan rakyat RI.

Satu-satunya pilar kekuatan RI yang masih solid adalah TNI.  Pilar utama Indonesia yg lain adalah ummat Islam. Tapi Islam NKRI sdh mulai dihancurkan dan dipecah belah, dan diharapkan Barat berantakan. Tak solid lagi. Sementara rakyat di NKRI sdh tak jelas patriotisme dan nasionalismenya. Mati bersama ideologi Pancasila akibat reformasi kebablasan & media setan. Karakter bangsa Indonesia kini berntakan amburadul. Rakyat NKRI banyak yang sesungguhnya menuhankan materialisme, hedonisme dan liberalisme.

Otak rakyat NKRI sdh dicuci habis oleh media setan dan karakter bangsa pancasilais agamis sdh dibunuh bersama dgn pembunuhan Pancasila.

Sadarlah rakyat Indonesia Bangkitlah rakyat indonesia Ibu Pertiwi terancam dimatikan Barat.
Mari kita kobarkan dan kita gaungkan “NKRI HARGA MATI”dan NKRI harus dipertahankan.

Tolong sebarkan. Tks. Sebar luaskan info ini dan jangan hanya di baca.����

Sumber : WA dari Prof. Dr. SRI EDI SWASONO yang dicopas : Populer6.com


Klarifikasi Dari Prof. Dr. SRI EDI SWASONO Dear SriBintang,

ini saya edarkan mengkonter copas rekayaya pakai nama saya. Tolong sebarkan.
Begini sikap utuh saya:

“Soal Indonesia Pecah Jadi 5 Negara”, itu bukan tulisan saya. Saya men-copas-nya, mengoreksi dan memberi komentar. Tapi koreksi dan komentar dari saya tidak dicopaskan.
Begini pendapat saya:

Indonesia pecah atau utuh tegantung samangat rakyat, tergantung sikap partai2 kita, tergantung pada ketegaran Kepala Negara untuk menjaga persatuan Bangsa dan komitmen mmenjaga serta mempertahan keutuhan Ibu Pertiwi. Kita perlu dorong Presiden wujudkan Kabinet presidensiil dan Zaken Kabinet, mengakomodasi kehendak rakyat, bukan kehendak partai2.

Rakyat tidak (gagal) dipersiapkan untuk memiliki semangat nasionalistik dan patriotik secara tangguh. Alibatnya Rakyat masa bodoh atau gampangmenyerah. Partai2 berebut kekuasaan, koruptif, pada umumnya anti KPK, dan abai pada persatuan bangsa. Partai2, intern dan ekstern saling bertengkar abai akan kepentingan nasional bersama, tidak peduli akan urgensi dan emergency nasional. DPR koruptif, seharusnya orang2 DPR adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi behaviour mereka jadi Dewan Perwakilan Partai2.

Presiden ibarat terlucuti otoritasnya, dianggap ‘petugas partai’ oleh PDIP ( Puan), yang terbukti membatasi kreativitas Presiden dan konsentrasinya dlm mengatasi urgesi dan
kedaruratan2 Negara. Hak prerogatif Presiden yang sakral diambil oper partai.

Kita tidak boleh merasa minder, kita (rakyat dan civil society) harus berpegang teguh pada doktrin “we design our own future, we decide ourself, our destiny”, artinya Negara menolak terdikte kekuatan manapun, Petinnggi Negara harus sadar kedaulatan, kita .bangsa bermatabat, menolak jadi mainan apalagi jadi begundal kekuatanmanca negara. Sekali Merdeka tetap merdeka. Kita menolak menyerahkan nasib kita ke calon2 penjajah, calon2 oemecah-belah (meskipun kita sudah terjajah kembali, kata Guntur Soekarno Putra yang saya benarkan melalui buku2 saya). Ayo merasa Merdeka, rewe2 rantas, malang2 putung, sedumuk bathuk senyari bumi, pecahing dhadha wutahing ludiro, sun labuhi taker pati. 

Sejengkal tanah airku kupertahankan, nyawa taruhannya. Selamatkan Pepua, jangan lepas dari Indonesia Raya.

Merdeka, SriEdi.🇮🇩

AMP - The three suicide bombers in the deadly gun and bomb attack on Istanbul's international airport were from Russia, Uzbekistan and Kyrgyzstan, a Turkish government official has said.

The official gave no further details beyond confirming the attackers' nationalities and declined to be named because details of the investigation have not yet been released.

Forensics teams had been struggling to identify the bombers from their limited remains, officials said earlier.

The three bombers opened fire to create panic outside, before two of them got inside the terminal building and blew themselves up.

The third detonated his explosives at the entrance. At least 43 people, including 19 foreigners, were killed, and further 239 others were wounded.

Police raids

Turkish police also rounded up 13 suspects over the airport attack, the state-run Anadolu news agency reported.

Police carried out simultaneous raids at 16 addresses in Istanbul on Tuesday night, Anadolu reported, adding that three of the suspects were foreigners.

The raids against suspected Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) cells were launched in Istanbul and the Aegean coastal city of Izmir.

Turkish authorities and US officials believe ISIL, also known as ISIS, was responsible for the gun and bomb attack on Europe's third-busiest airport, the deadliest in a series of suicide bombings in Turkey this year.

Counterterrorism police led by special forces officers carried out raids in several low-income neighbourhoods of Istanbul - including Pendik, Basaksehir and Sultanbeyli - Anadolu said, without citing its sources.

Nine suspected fighters, thought to have been in contact with ISIL members in Syria, were arrested in dawn raids in four districts of Izmir, the news agency said.

It said they were accused of financing, recruiting and providing logistical support to the hardline group.

Turkey is part of a US-led military coalition against ISIL and home to around three million refugees fleeing the five-year civil war in neighbouring Syria.

ISIL has established a self-declared caliphate in parts of both Syria and Iraq, and declared war on all non-Muslims and on Muslims who do not accept its version of Islam. It has claimed responsibility for similar attacks in Belgium and France in the past year.

Al Jazeera's Reza Sayah, reporting from Istanbul, said that the attack "does bear all the hallmarks of ISIL", but added Turkish and international officials had not yet provided evidence "connecting the dots".

"This kind of reaction in the past has not been able to stop attacks," he said. "Moving forward, as far as the Turkish population is concerned, they want to see an improvement in intelligence gathering."[mr/aje]

Banda Aceh - Gubernur Aceh Zaini Abdullah menggelar buka puasa bersama dengan calon Bupati Aceh Timur Ridwan Abu Bakar alias Nektu dan puluhan bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka. Acara silaturrahmi dan buka puasa bersama itu berlangsung di Pendopo Gubernur Aceh, Kamis (30/6).

Selain buka puasa bersama, Abu Doto--sapaan Zaini Abdullah--juga sempat berdiskusi dengan seluruh para bekas kombatan Eks Libya. Kedatangan para bekas kombatan itu dipimpin oleh Nektu--sapaan Ridwan Abu Bakar.

Bahkan, informasi yang diterima AJNN, hampir 80 persen bekas kombatan eks Libya seluruh Aceh hadir dalam acara tersebut. Selain Nektu, dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Din Kapla, Sayed Mustafa dan bekas kombatan lainnya.
(AJNN)

Tiga pria bersenjata tiba-tiba merangsek masuk dan menembaki para penumpang di pintu masuk terminal Bandara Attaturk, Istanbul. Setelah sempat terlibat baku tembak dengan aparat keamanan, satu per satu pelaku langsung meledakkan diri. Sedikitnya 36 orang dinyatakan tewas dalam serangan itu, dan melukai sejumlah orang lainnya. Pemerintah Turki meyakini ISIS berada di balik serangan mematikan tersebut. Serangan tersebut terekam dalam kamera pengawas. Seorang pria bersenjata nampak berlari memasuki pintu kedatangan internasional sebelum terjatuh, diduga ditembak seorang anggota kepolisian. Petugas sempat mendekati pelaku sembari menodongkan senjatanya, kemudian berlari menjauh saat tahu pelaku akan meledakkan diri. Berikut videonya:

Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), seorang ulama dan sastrawan | Foto: gambar bebas Google Picture
| Oleh Ridwan Hd. |

Di sebuah ruang kelas di Yogyakarta pada 1924, H.O.S Tjokroaminoto terlihat begitu asik mengajar. Ia menerangkan sosialisme dari segi Islam kepada tiga puluh anggota Sarekat Islam (SI). Butir demi butir kalimat yang keluar dari mulutnya membuat Malik, yang menjadi salah satu peserta di dalam kelas itu terpukau. �Pelajaran-pelajaran agama telah kuterima semasa mengaji atau tablig dari ayahku sendiri, karena mendengar keterangan  beliau (Tjokroaminoto), telah menjadi suatu yang hidup dalam hidupku.� kata Hamka yang menceritakan pengalamannya berguru kepada Tjokroaminoto dalam pengantar buku H.O.S. Tjokroaminoto: Hidup dan Perdjuangannja karya Amelz.
Hamka juga menjelaskan, bahwa Tjokro dalam kursusnya tidak mencela para tokoh sosialis-marxis, Marx dan Engel, bahkan berterimakasih kepada keduanya. Menurut Tjokro, dari yang ditulis Hamka, telah menambah jelasnya bagaimana kesatuan sosialisme yang dibawa Nabi Muhammad Saw, sehingga kita sebagai orang Islam merasa beruntung tidak perlu mengambil teori lain lagi.
Bersama R.M. Surjopranoto yang mengajar ilmu sosiologi, H. Fachrudin untuk dasar-dasar hukum Islam, Malik atau Hamka remaja mulai mengenal pemikiran baru seperti komunisme, marxisme, materialisme, sosialisme, dan nihilisme. �Ketiga guru saya adalah orang-orang pergerakan yang memandang Islam dengan cara yang baru.� katanya kemudian.
Bisa berguru dengan Tjokroaminoto merupakan kesempatan yang tak mau ia tinggal selama berada di Jawa. Nama tokoh Sarekat Islam (SI) itu sudah sering didengar Malik remaja sebelum berangkat ke Jawa. Di tahun menjelang �pengembaraanya�, Madrasah Sumatera Thawalib kehadiran paham komunis. Paham asing itu di bawa oleh salah satu gurunya, Hadji Datuk Batuah, yang baru pulang dari Jawa. Tiba-tiba pelajaran di Thalawib hadir semangat baru yang lebih revolusioner. Hanya saja, ajaran komunis yang dibawa lebih kepada semangat melawan penjajah. Dengan mencuplik ayat-ayat Al Qur�an dan Hadist, Hadji Datuk Batuah mengajarkan Islam yang lebih revolusioner. Tapi, ayah Malik mengingatkan baik kepada Malik sendiri maupun para santri di Thawalib, agar berhati-hati pada komunis, �Lahirnya komunis di sini membawa-bawa agama, pada batinnya hendak menghapus agama.� kata ayahnya.

Malik masih belum mengerti maksud ayahnya. Hadji Rasul belum bisa menjelaskan kesalahan-kesalahan berpikir dari komunis. Nama-nama tokoh pergerakan seperti Tjokro, Semaun, Alimin, dan Agus Salim mulai didengar Malik. Kalau membaca koran afiliasi Sarekat Islam, isinya akan mengagung-agungkan Tjokroaminoto. Berbeda jika membaca koran yang afiliasinya komunis, maka Tjokroaminoto menjadi tumpuan serangan, cacian dan hinaan. Pada masa tersebut memang sedang terjadi konflik antara SI-Putih dan SI-Merah. SI-Merah ini yang kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia.
Dinamisnya dunia pegerakan di Jawa merasuk jiwa Malik untuk mencari lebih tahu. Ia pergi seorang diri dengan menumpang saudagar yang telah biasa melakukan perjalanan ke Jawa. Tiba di Jogja, Malik menumpang di rumah seorang sekampungnya, Marah Intan. Malik juga bertemu dengan adik ayahnya, Dja�far Amrullah, yang sedang meninggalkan perniagaannya demi belajar agama di Jogja. Dari pamannya ini, Malik diajak ikut belajar tafsir ke rumah Kiai Haji Hadikusumo (Ki Bagus Hadikusumo) dan juga belajar agama kepada Mirza Wali Ahmad Baig, utusan Ahmadiyah yang baru puang dari Lahore, Pakistan.
Sejak belajar tafsir dengan Ki Bagus, Malik seperti baru belajar agama. Selama di Padang Panjang pelajaran tafsir yang diterimanya baru mengupas matan tafsir dengan tidak boleh salah hukum-hukum nahwu-nya. Berbeda dengan cara Ki Bagus yang menjelaskan maksud dari setiap ayat di dalam Al Qur�an. �Meskipun demikian,� kata Hamka, �hati saya belum puas kalau belum mendapat kursus dari Tjokroaminoto sendiri. Pertama karena keinginan hendak belajar, kedua keinginan hendak melihat beliau daru dekat, orang yang telah sekian lama menjadi buah tutur orang Minangkabau.� ceritanya di Kenang-kenangan Hidup jilid 1.
Marah Intan mengupayakan agar Malik bisa masuk SI. Syarat umur minimal masuk SI sebenarnya 18 tahun. Sedangkan Malik baru 17 tahun. Demi bisa berguru kepada Tjokroaminoto ia katakan umurnya sudah 18 tahun ketika mendaftar. Ia berhasil mendaftar sebagai anggota dengan diikuti sumpah organisasi. Selanjutnya, Malik bisa mengkuti kursus-kursus yang di adakan SI untuk para anggotanya.
Dari sekitar 30 peserta kursus, Malik yang paling muda. Tak hanya termuda, tetapi juga sangat menjadi perhatian Tjokroaminoto sendiri karena terlihat, �lebih terbuka hatinya belajar.� Keseriusan dirinya belajar diungkapkan Hamka dengan mau bertanya dan menyalin ilmu yang di dapat dikelas itu. Materi-materi yang diterimanya sangat mudah ditangkap. Menurutnya, kemudahan menangkap ilmu-ilmu itu berkat kesukaanya membaca, meski terkadang hanya roman.
Dengan sikapnya yang agung, bermata tajam, suara lantang laksana musik, Tjokroaminoto mengajarkan teori-teori Marx dengan cara yang populer. Lalu dijelaskan juga ajaran Islam yang disimpulkan bahwa ilmu Islam itu amat luas. �Tjokro tak fasih berbahasa arab. Ketika Tjokro menjelaskan Sosialisme dari segi Islam dengan mengutip Al-Qur�an, ia  hanya menulis nomor-nomor ayat. Lalu mengutip hadist hanya dengan menuliskan arti dan perawinya.� jelas Hamka. Pelajaran yang diberikan Tjokroaminoto kemudian menjadi buku yang berjudul Islam dan Sosialisme. Pelajaran-pelajaran ini yang membuat Hamka sampai berkata, �Jiwa saya di isi ayah, dan mata saya dibukakan Tjokro.�
Setelah beberapa bulan berguru dengan Ki Bagus, Tjokroaminoto, RM. Surjopranoto, dan Haji Fachroeddin di Jogja, Malik berangkat ke Pekalongan sekitar awal 1925. Malik tinggal di rumah Sutan Mansur, suami dari kakak perempuannya. Sutan Mansur ini adalah murid Haji Rasul yang beberapa tahun sebelumnya pindah ke Jawa dan memasuki gerakan Muhammadiyah. Selama 6 bulan tinggal bersama kakak ipar, Malik mendapat bimbingan agama.
Didikan para guru di Jogja dan kakak iparnya merubah cara pandang Malik terhadap agama. Ia melihat Islam sebagai suatu barang hidup. Dari mereka Malik mulai melihat bahwa, �Islam adalah satu perjuangan, satu pendirian yang dinamis.� Ia melihat perbedaan yang jauh antara Islam di Minangkabau dengan Islam di Jawa, terutama Jogja.
Pada masa itu, pertarungan antara ajaran kebatinan Jawa (kejawen), misi kristenisasi, dan masuknya pemikiran-pemikiran asing seperti komunis-sosialis yang berhadapan dengan ajaran Islam begitu terasa. Secara ekonomi, rakyat yang miskin akibat penjajahan juga cukup dominan di Jawa daripada di daerah Sumatera. Agama Islam yang dibawa kaum modernis akibat pengaruh pemikiran Muhammad Abduh dan Jamaludin Al Afgani begitu merasuki kaum pegerakan untuk menghadapi konteks jaman seperti penjajahan dan kemiskinan. Islam bukan sekedar ritual ibadah, tetapi menjadi jiwa perjuangan. Tidak seperti daerah Minangkabau yang hanya sibuk memperkarakan hal-hal kecil dalam fikih. Ketika Haji Rasul mengunjungi Malik di Pekalongan pada 1925 dilihat anaknya sudah jauh berubah, sudah revolusioner.
Malik juga tak berlama-lama di Pekalongan. Tahun itu juga, ia di suruh pulang oleh kakak iparnya. Malik pulang dengan membawa semangat baru. Ia menjadi remaja 17 tahun dengan wajah yang penuh ide-ide pergerakan. Pidato-pidatonya mulai berisi. Catatan kursusnya bersama Tjokroaminoto ia bawa dan menjadi pegangannya. Tak ketinggalan salinan buku Jamaludin Al Afgani menjadi panduannya. Ayahnya yang pulang lebih dahulu mendirikan Muhammadiyah cabang Padang Panjang. Begitu Malik pulang, ia ikut masuk mengurusi organisasi itu. Kepulangan Malik juga diikuti kepulangan Sutan Mansur beberapa bulan kemudian. Mereka berdua bersama-sama mengembangkan Muhammadiyah di tanah Sumatera.
Sejak itu Malik sering mengisi ceramah atau berpidato ke berbagai tempat tanpa lelah sambil berjalan kaki. Kalau ayahnya dipanggil tablig ke kampung-kampung dia senang sekali mengikutinya. Terkadang ikut mengisi pidato dengan berapi-api. Di usia yang masih remaja, malik sudah menjadi orang terpandang diantara kawan-kawannya. Malik juga membuat kursus �pidato�. Pidato kawan-kawannya itu dicatat dan dikumpulkan. Malik mulai mendirikan majalah di bawah Muhammadiyah. Ia sendiri sebagai kepala redaktur. Dari kumpulan pidato yang dikarangnnya tadi diterbitkannya menjadi sebuah buku. Sejak 1925 atau masih 17 tahun, kumpulan karangan dari pidato kawan-kawannya merupakan buku pertama Malik.

AMP - Sebuah media di Timur Tengah Alarabiya melaporkan bahwa  pemerintah Turki akan menerjemahkan alkitab berusia 1.500 tahun.

Injil kuno yang menyebut kerasulan Muhammad SAW itu memang sempat mengundang perhatian dunia. Selain menyebut akan datangnya Nabi Muhammad, Injil itu juga menyebut bahwa Yesus adalah manusia fana dan tak pernah disalib.

Injil Barnabas yang di percaya para analis sebagai tambahan dari kitab-kitab injil asli seperti Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes menarik perhatian awal tahun ini. Dalam kitab Yesus telah meramalkan kedatangan Nabi Muhammad.

Pada Februari lalu, Vatikan secara resmi telah meminta untuk melihat alkitab yang ditemukan Turki selama operasi penyelundupan pada tahun 2000. Pekan ini kutipan dari dokumen asli tersebut telah di terjemahkan. Dokumen yang ditulis dengan bahasa Syriac dialek Aram tersebut menyangkal Ketuhanan Yesus.Laporan sebuah majalah online Y-Jesus yang berbasis di Amerika Serikat dalam analisisnya mengenai Injil Barnabas mengungkapkan, teks dokumen secara efektif menyangkal keilahian Yesus dan menolak konsep trinitas, kepercayaan kristen yang mendefinisikan Allah dalam tiga pribadi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Laporan itu juga menyatakan dalam Injil Barnabas, Yudas Iskariot disebut sebagai orang yang mati disalib dan bukan Yesus. Sementara dalam Perjanjian Baru, Yudas disebut mengkhianati Yesus.

Pernyataan dari laporan kajian terhadap Injil Barnabas tersebut menantang pesan Kristen selama ini. Pesan selama ini, kematian Yesus dikatakan sebagai pengorbanan Juru Selamat bagi dosa-dosa Kristen dan kebangkitanya sebagai harapan kehidupan kekal.

Pernyataan Injil Barnabas mendukung keyakinan Islam bahwa penyaliban Yesus tidak pernah terjadi.
St Barnabas secara tradisional diidentifikasikan sebagai pendiri Gereja Siprus. Ia adalah orang Kristen pertama yang dianggap sebagai rasul bagi umat Kristen.

Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Turki, Ertugrul Gunay, mengatakan, teks dari Injil Barnabas tersebut dilaporkan bernilai sekitar 22 juta dolar.

"Sejalan dengan keyakinan Islam, Injil memperlakukan Yesus sebagai manusia bukan Tuhan. Ini menolak ide dari tritunggal kudus dan penyaliban. Serta ramalan Yesus akan kedatangan Nabi Muhammad," Kata Gunay seperti dilaporkan dalam salah satu surat kabar setempat.

Saat ini injil dijaga ketat oleh pihak berwenang Turki sebelum diserahkan pada Museum Etnografi Ankara. Rencananya teks asli injil tersebut akan dipamerkan di museum.
(konfr)

Ilustrasi
AMP - Salah seorang pencuri lembu yang ditangkap warga di kawasan Gunong Geutah, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, kabur dari Puskesmas Alue Bilie saat dirawat setelah babak belur dihajar masa, Selasa (28/6).

Kapolres Nagan Raya AKBP Mirwazi membenarkan kejadian tersebut. Dirinya mengatakan pelaku berhasil kabur setelah perawat di puskesmas tersebut ketiduran usai menyantap sahur, Selasa dini hari.

“Pelaku berhasil kabur, saya sudah kerahkan anggota untuk memburu tersangka,” kata Mirwazi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun AJNN, pelaku sebelumnya dihajar hingga babak belur sebelum dibawa ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan. Bahkan pelaku sempat di rujuk ke Rumah sakit Umum Nagan Raya. Namun pihak kepolisian kembali menjemput pelaku untuk dibawa kembali ke Pukesmas Alu Bilie.

Pelaku yang berinisial DJ (30), merupakan warga Desa Simpang Dua, Kecamatan Tadu Raya. Sebelumnya foto pelaku sudah beredar luas di media sosial, bahkan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, mengingat pelaku sudah sekarat dihajar masa.

Salah seorang warga Alue Bilie, mengatakan perbuatan pelaku sudah sangat meresahkan masyarakat setempat, mengingat sudah beberapa kali kejadian kehilangan ternak warga.

“Sudah ada beberapa kali kehilangan, kemungkinan memang dia (RD) yang melakukan, karena sebelumnya pernah ditangkap warga juga, tapi karena tidak ada bukti akhirnya dibebaskan," katan warga yang meminta tak disebutkan namanya itu.
[Sumber: AJNN.Net]

Ali Imron. (NET)
AMP - Salah seorang pelaku utama teror Bom Bali 2002, Ali Imron memaparkan alasan kebanyakan pelaku teror memiliki kepribadian baik dan rajin beribadah. Menurutnya, alasannya tiada lain karena para pelaku teror tersebut adalah generasi penerus jaringan Negara Islam Indonesia (NII).

"Kenapa baik dan rajin mengaji? karena mereka penerus dari NII. Saya generasi keempat NII," kata Ali di Masjid Al Fataa, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Selasa (28/6).

Ali berpendapat, tidak ada salahnya bagi mereka yang ingin membangun negara Islam. Hanya saja, pembangunan tersebut harus dilakukan dengan cara-cara yang benar menurut Alquran dan Assunah.

Ali tidak memungkiri jika dirinya masih bercita-cita mendirikan Negara Islam. Hanya saja, jika dia memiliki kesempatan untuk merealisasikan cita-citanya, Ali berjanji akan melakukannya dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Islam.

"Saya masih bercita-cita ingin mendirikan negara Islam, tapi dengan cara yang benar," terang Ali.
(Rol)

Kelompok Afrika adalah badan kelompok regional terbesar dan satu-satunya wilayah dengan batas benua yang jelas.
SWISS. 54 anggota negara Afrika dilaporkan telah menandatangani pernyataan penghentian pekerja dari Israel. Puluhan anggota PBB dari Afrika ini mengkritik Israel karena pelanggaran berat atas hak-hak Palestina dan penculikan dua warga Afrika, PressTV melaporkan.

Sebelumnya, pada Senin (27/6/2016) Dewan HAM PBB memperdebatkan catatan pelanggaran HAM oleh Israel.

Kelompok Afrika adalah badan kelompok regional terbesar dan satu-satunya wilayah dengan batas benua yang jelas.

Kelompok Afrika telah menyerukan untuk mengakhiri pendudukan Israel, pemukiman, blokade terhadap dua juta warga Jalur Gaza, penahanan dan pemenjaraan ribu warga Palestina, dan semua bentuk lain dari hukuman kolektif menargetkan rakyat Palestina yang tertindas.
[islampos.com]

Oleh: Hasanuddin Yusuf Adan
 
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) didirikan pengasasnya Teungku Hasan Muhammad Tiro pada 4 Desember 1976. Pemberitahuan secara meluas tentang gerakan itu dilakukan di Glee Alimon (gunung alimun) sebuah tempat bersejarah dalam pergerakan DI/TII yang dipimpin Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh.

Selama lebih kurang 30 tahun perjuangannya gerakan ini rasmi meletakkan senjata dan berdamai dengan Republik Indonesia (RI) pada 15 Ogos 2005 lebih kurang lapan bulan setelah wilayah Aceh dilanda gempa bumi besar dan gelombang tsunami dahsyat.

Selama 30 tahun lamanya GAM wujud di Aceh dan Indonesia, banyak hal yang terjadi dan menjadi liputan sejarah yang cukup bermakna bagi semua bangsa. Mulai dari sejumlah kecil kaum ulama dan tokoh masyarakat di beberapa wilayah Aceh Teungku Hasan Muhammad telah berhasil mempengaruhi fikiran dunia sehingga dunia antarabangsa tahu bahawa di pulau Sumatera ada satu wilayah dalam negara RI yang bernama Aceh. Lebih jauh dari itu bangsa-bangsa di dunia hari ini telah mengerti bahawa Aceh didiskriminasi oleh RI dengan cara yang sangat biadab, suasana sebegini muncul sangat dalam masa perang DI/TII (Darul Islam/Tentera Islam Indonesia) tahun 1953 sampai 1963, praktik Daerah Operasi Militer (DOM) tahun 1989 sampai 1998 dan masa Darurat Militer/Darurat Sipil tahun 2003 sampai 2005.

Walaupun selama terjadinya konflik antara RI dengan GAM dalam masa lumayan lama itu banyak dan hampir semua orang Aceh terseksa, namun ketika perdamaian itu tiba maka hampir semua orang senang, bergembira dan sepertinya tidak terjadi apa-apa. Namun demikian beberapa kisah biadap dan tidak berprikemanusiaan yang pernah terjadi terhadap siapa saja dalam konteks konflik tersebut tetap menjadi sejarah penting dalam memori Bangsa Aceh.

Selisih pendekatan atau dalam bahasa sedikit kasar perpecahan yang pernah terjadi dalam tubuh GAM sendiri menjadi sebuah daya tarik tersendiri dalam konteks Aceh Damai hari ini. Sebagaimana juga organisasi perjuangan pembebasan wilayah lain di dunia ini, GAM terjadi beberapa kali perselisihan dalam tubuh organisasinya semenjak tempoh awal sampai selesainya perdamaian dengan RI. Terlepas dari mana asal muasalnya perselisihan itu datang, sejarah telah mencatat bahawa tersingkirnya kelompok Dr. Husaini (barangkali termasuk Daud Paneuk, Syahbuddin, M. Yussuf Daud, dll) dari koordinasi Teungku Hasan yang sama-sama bermukim di Sweden merupakan satu babak sejarah hitam dalam perjalanan dan perjuangan GAM masa lalu. Selanjutnya muncul gerakan baru dalam tubuh GAM sendiri dengan nama MP-GAM yang dikoordinasikan Teuku Don Zulfahri di Kuala Lumpur Malaysia dalam era reformasi (1998-2000) menjadi satu sejarah hitam dalam rentetan perjuangan GAM.

Walaupun gerakan ini berakhir setelah terbunuhnya Teuku Don Zulfahri di sebuah restoran kawasan Ampang, Kuala Lumpur dalam tahun 2000, namun kesannya dapat berimbas untuk masa panjang. Selain itu, Teungku Fauzi Abu Hasbi Geudong (mantan orang kuat GAM) yang pernah muncul dengan beberapa bukunya yang menentang kewujudan kepemimpinan Teungku Hasan Muhammad Tiro menjadi edisi tersendiri perselisihan dalam tubuh GAM. Semua itu menjadi pengalaman yang amat berharga baik bagi GAM sendiri mahupun kepada seluruh bangsa Aceh khususnya yang berjiwa patriot. Ketika terjadinya tandatangan MoU di Helsinki, malah jauh sebelumnya, sebahagian tokoh GAM di luar negeri juga masih memilih berperang sampai merdeka berbandinh berdamai dengan Indonesia. Walaupun tokoh-tokoh yang menetap di Norway, Australia, Sweden dan Malaysia tersebut tidak membuka perlawanan terhadap induk GAMnya.

Kesan Perpecahan

Hampir di semua tempat mempunyai sifat yang sama berkenaan dengan perselisihan dan perpecahan dalam tubuh sesuatu organisasi. Ketika GAM dilanda sedikit perpecahan dalam sejarah perjuangannya, maka di sana pula terjadi kematian yang tidak sepatutnya terjadi. Kes kematian Teuku Don Zulfahri, Teungku Usman Pasi Lhok dan sejumlah pejuang lain di Malaysia merupakan kesan dari perselisihan tersebut. Lebih jauh kesan dari suasana seperti itu terjadinya pemisahan kehidupan orang Aceh dalam beberapa golongan baik di dalam mahupun di luar negeri. Itu memang alami sifatnya dan banyak terjadi di tempat lain, namun semua kita diminta agar dapat mengurangkan dan bahkan menghindari sama sekali kematian tidak proporsional kerana itu termasuk dalam kategori dosa besar.

Akibat dari perpecahan seumpama itu, di satu sisi kewujudan GAM semakin kental kerana tidak ada lagi cabaran dari dalam. Selain itu semua komponen dan pendukung GAM semakin bersatu menghadap Jakarta dengan segala upaya yang ada. Ketika GAM tidak ada oposisi yang dapat mengugat perjuangannya dari dalam, maka kewujudan dan hakikat perjuangannya semakin sempurna dan bersatu dalam ikatan perjuangan kemerdekaan. Hal ini berbeza dengan perjuangan kemerdekaan lain di dunia seperti di Moro (Filipina Selatan), Palestin, Kashmir, dan perjuangan bangsa Kurdi di Turki yang mengalami perpecahan dalam tubuh organisasinya sehingga membawa kepada kegagalan.

Namun pada masa-masa awal konflik dalaman GAM terjadi, banyak penggemar dan masyarakat awam yang benci terhadap kezaliman Indonesia merasa kecewa dan dilanda depressi. Paling tidak mereka bingung dengan keadaan GAM yang sedang berjuang melawan kebejatan Indonesia di satu sisi dengan keretakan dalamannya di sisi lain. Barangkali ada juga sejumlah orang yang tidak bersabar yang membelot ke arah RI kerana tidak memiliki kekuatan pssikologi yang mantap. Dan tidak kurang juga di antara mereka yang terbang menuju dunia luar, bahkan banyak yang berhasil di luar berbanding tetap bertahan di dalam negeri.

Satu lagi kebimbangan kita akibat terjadinya konflik dalaman GAM pada zaman sebelum berdamai dengan RI adalah terbukanya peluang bagi Jakarta untuk membelah Aceh menjadi dua atau tiga wilayah. Perkara seumpama ini pernah terjadi di wilayah Pattani (Thailand Selatan) yang sampai hari ini muslim di sana masih menuntut kemerdekaan dari negara Thailand. Di Aceh, sudah ada senario dari pihak-pihak tertentu di Jakarta untuk membela Aceh menjadi tiga wilayah iaitu; wilayah NAD sendiri, wilayah Aceh Leuser Antara (ALA) dan wilayah Aceh Barat Selatan (ABAS). Perhitungan tesebut ternyata sekarang jauh dari kenyataan setelah terjadinya perdamaian GAM dengan RI ekoran MoU yang terjadi pada tanggal 15 Ogos 2005 di Helsinki, Finland kerana wilayah Aceh ditetapkan dari Sabang sampai Kutacane.

Hasil Perjuangan GAM

Yakin atau tidak yakin, mengakui atau tidak mengakui, perjuangan GAM telah membawa banyak hasil yang amat positif bagi kehidupan bangsa. Memang tidak boleh dinisbikan di sana tentu ada malapetaka akibat perang dalam waktu lama. Namun demikian, adanya perhatian pemerintah Indonesia yang mengawal Aceh dari Jakarta terhadap perbaikan jalan-jalan, jambatan-jambatan, pusat-pusat pemerintahan di Aceh, pendidikan dan sejumlah infrastruktur lainnya dalam masa 20 tahun terakhir tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan GAM.

Autonomi Khusus dengan wewenang luas yang didapati Aceh dan tidak didapati wilayah lain di Indonesia juga tidak boleh lepas dengan perjuangan GAM. Di akui atau tidak, menurut kebiasaan Indonesia tanpa perlawanan GAM terhadap RI maka mustahil Autonomi Khusus tersebut dapat dimiliki Aceh. Dan, yang satu ini terbukti kepada daerah-daerah lain yang tidak melawan Jakarta dengan senjata sampai hari ini tidak mendapatkannya walaupun nafsu mereka cukup tinggi untuk memperoleh itu. Autonomi Khusus ini pula yang membuat Aceh harus memiliki sejumlah Undang-undang sebagai media operasinya.

Lahirnya UU. No. 44 Tahun 1999 tentang Keistimewaan Aceh dan UU. No. 18 Tahun 2001 Tentang Autonomi Khusus juga sulit dipisahkan dengan perjuangan GAM. Kerana untuk mendukung Autonomi Khusus, maka perlu adanya Undang-undang dan untuk kesempurnaannya tidak cukup satu Undang-undang yang diperlukan. Malah selain dua Undang-undang tersebut di atas, Aceh memerlukan banyak Qanun untuk menjalankan amanat dua Undang-undang tersebut. Terakhir Undang-undang paling istimewa dimiliki Aceh sebagai kesan dari perlawanan GAM adalah UU. No. 11 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh. Dapat dipastikan tidak satupun wilayah di Indonesia yang memiliki Undang-undang pemerintahan sendiri seperti yang dimiliki Aceh.

Perkenalan Aceh ke peringkat dunia antarabangsa sehingga ia popular seperti zaman Kerajaan Aceh Darussalam lewat perlawanan terhadap kezaliman Indonesia menjadi salah satu upaya keras GAM dalam perjuangan menuntut kemerdekaannya. Selama perjuangan GAM nama Aceh kembali popular di Amerika, Eropah, Afrika, Australia dan hampir seluruh penjuru dunia yang sebelumnya orang Malaysia saja tidak tahu di mana Aceh dan apa itu Aceh. Di terimanya sejumlah tokoh GAM bermastautin di Sweden merupakan babak awal kemenagan populariti Aceh di Eropah. Terjadinya perbincangan antara GAM dengan RI yang diprakarsai oleh Hendri Dunant Center (HDC) dalam tahun 2000 menjadi satu langkah baru bagi dunia antarabangsa untuk lebih mengenal Aceh secara dekat. Dan perdamaian paling akhir di Helsinki (Findland) yang diprakarsai mantan Perdana Menteri negara tersebut Martti Ahtisaari lewat lembaganya Cricis Management Initiative (CMI) membuat informasi Aceh sangat melonjak di peringkat antarabangsa.

Terlepas ada pihak yang sangat senang atau tidak senang dengan pemberlakuan Syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, sejarah telah mencatat bahawa Aceh mendapatkan semua itu berkat perlawanan GAM terhadap RI yang sangat diskriminatif terhadap Aceh. Ketika RI sulit mengamankan Aceh dari Gerakan Aceh Merdeka yang berlangsung hampir 30 tahun, maka sebahagian tokoh Aceh dan Indonesia mencari penyelesaian lain bagi menenangkan Aceh dengan pemberlakuan Syari’at Islam. Diharapkan dengan cara itu Aceh boleh aman dan GAM mahu meletakkan senjata kerana dalam sejarah perjuangan Aceh selalu mengutamakan Syari’at Islam serta jakarta tahu bahawa bangsa Aceh sangat cinta terhadap Islam.

Sekali lagi, terlepas dari kehancuran dan kesengsaraan yang terjadi akibat perlawanan GAM terhadap RI, di sana terdapat sejumlah kebaikan dan manfa’at yang tidak ternilai harganya. Tanpa perjuangan GAM, identiti Aceh terancam punah, adat-budaya Aceh membaur dengan Jawa, tamaddun Aceh hancur berkecai sehingga dapat mengancam peradaban dalam masa lumayan panjang. Aceh hari ini berada pada posisi pantauan dunia luar, ia punya peluang untuk kembali ke suasana masa Kerajaan Aceh Darussalam yang memiliki hubungan bilateral menyeluruh ke berbagai negara di berbagai benua.

Walau bagaimanapun, perjuangan GAM yang berakhir dengan usaha kesepakatan damai dengan RI di Helsinki belumlah menjadi satu keberhasilannya bila diukur dengan lamanya berperang melawan Indonesia. Sesungguhnya sasaran perjuangan GAM adalah dapat mendirikan Negara Aceh yang mandiri dan lepas dari Indonesia, ketika sasaran ini tidak tercapai maka secara mudah dapat dikatakan perjuangan itu telah gagal. Namun melihat keadaan Aceh hari ini tidaklah secara serta merta boleh dikatakan perjuangan GAM telah gagal kerana mereka sudah merubah sistem dan pendekatan perjuangan dari memakai senjata kepada memakai pena (dari perlawanan lewat senjata ke perlawanan lewat jalur politik).

Sekarang kepakaran beralih tempat dari kepakaran menembak kepada kepakaran menulis dan berdiplomasi. Yang menjadi persoalan kepada GAM hari ini adalah; adakah ianya memiliki pakar-pakar tersebut sehingga dalam suasana damai ini dapat menggunakan kesempatan untuk mencapai tujuan? Kalau ada, maka perjuangan asalnya akan terus berlanjut, tetapi kalau tidak ada maka kewujudan perjuangannya akan ditelan zaman. Kerana itu teknik dan mekanisme meluaskan kepakaran bagi memperolah manfaat sangat diperlukan kalangan GAM, kalau tidak demikian maka dibimbangi perjuangan panjang yang memakan waktu 30 tahun dengan korban harta benda dan nyawa manusia yang tidak terhitungkan akan berakhir sia-sia.

Kemenangan calon pasangan Gubernor/Naib Gubernor, Irwandi-Nazar yang diperjuangkan kalangan GAM muda merupakan satu momentum dan peluang yang sangat bermakna untuk mencapai tujuan. Itu pun kalau mereka dapat memimpin dengan baik dan dapat memuaskan semua pihak terutama sekali kalangan GAM sendiri, kalau tidak demikian mereka akan berhadapan dengan masalah baru dengan fesyen baru yang dapat berakibat fatal bagi perjuangan jangka panjang GAM. Ada kemungkinan kalau pasangan Irwandi-Nazar gagal memimpin Aceh lima tahun ke depan, maka GAM secara organisasi akan terpaksa membuka lahan perang yang kesekian kalinya sebagai akibat kekecewaan dan kekecewaan sesuatu golongan.

Alternatif Penyelesaian

Untuk keperluan penyelesaian jangka panjang bagi Bangsa Aceh secara keseluruhan, maka semua pihak harus menghargai proses perjalanan sejarah baru bagi Aceh dan Bangsa Aceh yang terjadi secara sangat alami dan penuh makna. Pastikan tidak ada lagi puak-puak yang dapat menghantarkan Aceh ke lembah kehancuran dalam komuniti Aceh hari ini. Semua pihak, dan semua komponen masyarakat harus menyedari betul betapa rentannya hidup dalam alam konflik yang berkepanjangan. Dan semua Bangsa Aceh harus hidup aman dalam satu kepemimpinan Aceh yang kental dan berwibawa.

Persatuan dan kesatuan bangsa di Aceh hari ini tidak lagi berkisar antara sesama GAM, sesama Partai Nasional, sesama Organisasi Massa dan Pemuda, sesama pegawai negeri, sesama TNI dan POLRI atau antara satu dengan Kabupaten lainnya. Akan tetapi persatuan Bangsa di Aceh hari ini harus wujud persatuan Bangsa Aceh secara menyeluruh dan menyeluruh agar mudah membenah dan menjual kekayaan Aceh ke dunia luar secara sistematik. Di bawah pemimpin terpilih Aceh harus lepas dari sifat-sifat hipokrit, sifat primordial yang dapat mengakibatkan kemunduran Aceh dalam masa kemajuan zaman.

Proses alami yang wujud di Aceh hari ini harus diterima oleh semua pihak baik kalangan Aceh sendiri mahupun pihak Jakarta yang sedikit arogan. Suasana yang ada di Aceh hari ini bukanlah kehendak dan agenda GAM atau RI semata-mata, ia merupakan sebuah proses alami yang kerap terjadi di dunia dari masa ke masa. Untuk itu pula maka sikapilah semua itu sebagai sebuah proses simultan yang kebetulan kali ini terjadi di Aceh dan semua pihak diharapkan menerimanya dengan ikhlas hati serta jauh dari niat-niat jahat yang ingin mengkondisikan Aceh agar terus kacau atau agar Aceh tidak berkembang dan tidak berjalan Syari’at Islam. Fahamilah oleh semua pihak bahawa kemajuan Aceh dan berlakunya Syari’at Islam di Aceh tidak akan merugikan siapa-siapa, malah dapat membantu banyak bangsa yang selama ini hidup tidak bertepi, tidak terarah dan sengsara.

Kunci keberhasilan dan kunci dari semua nikmat yang telah diberikan Tuhan adalah; menyerah, mengabdi, mengakrabkan diri, meminta rezeki dan mengharapkan kedamaian abadi hanya kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Kalau tidak demikian sulit untuk dipertanggungjawabkan di hari kemudian. Di dunia kita boleh bersenang-senang dengan harta dan jawatan yang diberikan Tuhan, tetapi di akhirat nanti sulit dipertanggungjawabkan. Di sana ada perhitungan di atas sebuah mizan yang paling adil dan telus serta tidak dapat dikelabui seperti kebiasaan kehidupan di atas alam.

Aceh yang aman damai haruslah diisi dengan kemajuan pendidikan, kemajuan ekonomi, kemajuan peradaban dan kesempurnaan sistem sosial politik yang termetri dalam bingkai Islam. Hampir semua bangsa Aceh beragama Islam, Islam punya sistem dan gaya hidup yang lengkap dan jelas, lalu kenapa kita harus meninggalkannya dan mencari serta mempraktikkan sistem-sistem lain yang belum terjamin keasliannya. Kehancuran demi kehancuran yang terjadi di masa lalu tidak terlepas dari persoalan ini. Ummat Islam yang punya budaya, punya peradaban dan punya sistem hidup sendiri terpengaruh oleh reklame dan promosi luar yang bersifat nisbi dan sangat mutakhir. Akibatnya, di dunia mereka rugi dan hidup tidak menentu, di akhirat mendapat seksa neraka yang amat pedih dan tidak ada bantuan dari siapa.

Kunci keberhasilan bangsa Aceh zaman dahulu ada pada penyerahan diri dan penghambaan diri hanya kepada Allah semata-mata. Dengan memilih dan memiliki sifat demikian, kalau pun di dunia yang sementara ini Bangsa Aceh tidak hidup senang dari sisi pandang kekayaan harta benda, di akhirat pasti menang kerana mengikat diri dengan ikatan Islam secara sempurna dan menjalankannya dengan sempurna pula dalam kehidupan dunia. Ada kebimbangan Aceh akan menjadi sebuah wilayah sekular di dunia pasca perdamaian antara GAM dengan RI. Andaian ini didasarkan kepada bebas dan terbukanya Aceh kepada dunia antarabangsa dan lemahnya kawalan serta pengawalan syari’ah dan juga adat budaya Aceh sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Kebimbangan ini sangat beralasan bila mengingatkan hampir semua generasi Aceh mendapatkan pendidikan sekular dari sistem pendidikan Indonesia yang jauh dari sistem pendidikan Islam. Satu lagi hal yang mendukung wujudnya Aceh sekular di hadapan adalah; pemberlakuan Syari’at Islam di Aceh hari ini terjadi secara langsung menuju kepada praktik dengan meninggalkan teoritik dan sosialisasi yang memadai. Perlakuan semisal ini dapat berakibat kepada terjadinya perlawanan langsung atau tidak langsung dari warga Aceh yang sudah sangat lama jauh dengan sistem kehidupan Islami.

Untuk itu semua, pembenahan ‘aqidah, penguatan tauhid dan pemantapan iman merupakan upaya-upaya dasar yang harus dilakukan oleh pihak berkuasa di Aceh agar implementasi Syari’ah akan mudah jalan tanpa paksaan. Ketika semua muslim Aceh telah memahami dan meyakini bahawa semua aktivitinya dikawal oleh Allah dan Malaikat-Nya maka mereka takut melakukan kesalahan sehingga penegakan Syari’at Islam tidak perlu dipaksakan sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Nota: Hasanuddin Yusuf Adan merupakan penasihat konflik bagi World Bank di Banda Aceh. Sebelum ini, beliau sebelum pernah diwawancarai menerusi “Hasanuddin Yusof Adan: Aceh belum mempercayai Indonesia!”. Dan, beliau dapat dihubungi menerusi, Emel. 
 

AMP - Perang Aceh melawan belanda meletus dengan dahsyatnya pada tahun 1873,banyak korban yang tewas di pihak belanda serta keputus asan karena perang yang tidak juga berkahir membuat belanda melaksanakan strategi baru dengan membentuk pasukan marsose.

Menurut budayawan aceh barat Isnu kembara ”tindakan pasukan marsose yang kejam terhadap rakyat aceh, membuat perlawanan rakyat tidak lagi berkelompok tapi menghadapi pasukan militer belanda secara per seorangan dengan cara membunuh secara spontan . Kapan saja dan di mana jika bertemu orang belanda , orang aceh pada jaman itu langsung membunuh tanpa rasa takut akan di bunuh kembali oleh pihak belanda.

Semangat hikayat perang sabil dalam poh kaphe membuat rakyat aceh berlomba-lomba untuk melawan belanda dengan harapan akan mati syahit atau pahala syahit, dan tindakan inilah yang membuat pihak belanda tidak habis pikir dengan tindakan dan prilaku orang aceh yang di anggap gila.

Lalu istilah atjeh moorden atau aceh pungo begitu populer di kalangan militer belanda sehingga rasa kwatir mulai menimpa para pejabat militer belanda jika di tugaskan ke aceh.

Padahal belanda berharap dengan di bentuknya pasukan marsose akan membuat perlawanan rakyat aceh akan semakin pudar lalu menyerah, tapi malah sebaliknya . rakyat aceh semakin nekat menyerang barak militer,konvoi pasukan marsose bahkan memasuki kediaman pejabat militer hanya dengan bermodal rencong dan parang yang di selip di pinggang dan itu hanya di lakukan oleh seorang rakyat aceh biasa dan sebagian bukan berasal dari pejuang .

Akhirnya kerajaan belanda mengutus Dr.RH Kern penasehat pemerintah urusan kebumiputeraan untuk meneliti prilaku orang aceh sehari-hari apakah benar- benar gila. ternyata dari hasil penelitian yang di lakukan berbulan-bulan ternyata kesimpulan penilitian menunjukkan bahwa sifat membunuh orang aceh yang khas tersebut di lakukan oleh orang yang tidak terganggu jiwanya .. alias orang waras. Lalu apa yang melatar belakangi sehingga tindakan membunuh tersebut membuat takut belanda …. jawabannya adalah rasa dendam yang membara di hati orang aceh dengan berpegang prinsip” tung bila” harus di lakukan .

Inilah salah satu kisah mengapa belanda menyebut aceh moorden atau aceh pungo kepada rakyat aceh pada jaman dahulu dan istilah tersebut sangat populer di kehidupan sehari-hari orang aceh, merasa bangga di sebut aceh pungo namun marah besar jika di sebut aceh gila.! padahal arti sama hanya makna yang berbeda.

PENULIS : Lola Afira
(diliputnews.com)

AMP - “Atjeh” memang unik dan punya sejarah yang luas hingga ke mancanegara. Mengenal suku Aceh juga unik dengan berbagai Etnis di dalamnya, ada Gayo, Aneuk Jamee, Kluet, Alas, Tamiang, Simeulu dan Singkil. Menurut sejarah yang pernah redaksi baca, suku Aceh juga terbagi dalam beberapa “Kawom” yang dikenal dengan “Sukee”. Ada sukee Lhee Reutoh, Sukee Imuem Pheut, Sukee Tok Batee dan Sukee Ja Sandang. Asal mula orang “Atjeh” pun unik untuk dibicarakan. Mulai dari Lakap “Atjeh”, “Negeri Serambi Mekkah” dan masih banyak lainnya mengenai asal muasal orang Aceh. Bahkan ada sejarah yang menyebutkan suku Asli Aceh yakni suku Mante yang konon katanya masih ada hingga kini di pedalaman hutan rimba di Aceh, seperti keberadaan “Rumoh Dua Blah” di P a n t e e S e u m e u l e u k , l e t a k perkampungan tersebut di kawasan hutan antara Jantho dan Tangse. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan bekas persawahan dan kuburan. Entah benar atau tidaknya cerita itu, berpulang kepada orang yang bercerita dan mengalaminya. 

N a m u n , d i s i n i k i t a t i d a k membicarakan asal muasal orang Aceh. tapi sisi sejarah islamnya lebih kita utamakan. Beberapa waktu lalu Pemimpin Redaksi Buletin Lamuri Abrar, S.Pd dan beberapa rekan berkunjung ke Malasyia dan Thailand. Ternyata di sana banyak para ulama Aceh jaman dulu yang telah lama melanglang buana ke Thailand dan Malasyia untuk mendakwahkan agama yang mulia, yaitu Islam. Dari beberapa referensi sejarah dan bukti berupa kuburan orang Aceh, tahulah kita bahwa di dua negara tersebut orang aceh dikenal sebagai bangsa yang besar dalam sejarah perkembangan islam. 

Menurut sejarah, sejak dibuka oleh Kapten Francis Light pada tahun 1786, pulau yang berada di jalur lintasan laut strategis di pantai barat semenanjung Malaysia ini banyak disinggahi oleh bangsa-bangsa asing hingga akhirnya mereka berusaha dan menetap disana. Kehadiran pelbagai bangsa dan etnis, membentuk sifat kosmopolitan generasi yang mendiami Pulau Pinang. Selain 3 kaum utama yaitu China, India dan Melayu. Negeri ini juga turut menjadi tempat berkumpulnya bangsa-bangsa lain dari Asia Tenggara dan Eropah. Suku bangsa Aceh adalah salah satunya, selain suku Jawa, Bugis dan Minangkabau serta Burma dan Siam. Snouck Hurgronje pernah menulis “Bagi masyarakat Aceh, Penang adalah gerbang menuju dunia dalam banyak hal terutama untuk memasarkan produk mereka langsung menuju Eropa”. Jejak-jejak sejarah yang berkaitan dengan perdagangan, ekonomi, agama dan pendidikan serta nilainilai kehidupan lainnya, antara Aceh dan Pulau Pinang hingga kini masih dapat ditemukan pada beberapa situs serta kawasan yang tersebar di Pulau Pinang dan beruntungnya, sebagian besar masih dirawat dengan sangat baik, seperti yang dilihat langsung oleh Redaksi Lamuri. 

Ada beberapa tempat yang dulunya merupakan tempat bagi orang Aceh di Negeri Malaya tersebut. Selain “Kampung Aceh” yang memang sering dibicatakan orang Aceh yang ke Malasyia. Ada Lebuh atau J a l a n A c h e h terletak pada kawasan inti warisan dunia ( W o r l d Heritage Core Z o n e ) K o t a George Town. P a d a masanya, jalur i n i m e m i l i k i peran penting m e n d u k u n g perkembangan k o t a G e o rg e Town karena pernah menjadi pusat persinggahan Jemaah haji dan pusat perdagangan rempah.
 
Pada masanya, Hampir sepanjang tahun Lebuh Acheh menjadi begitu hidup dan semarak oleh kehadiran para Jemaah haji dan keluarga pengantar. Kehadiran dan aktifitas mereka berdampak pada munculnya kawasan perdagangan dengan rumah-rumah kedai sepanjang jalan yang menawarkan beragam kebutuhan. Mulai dari rempah, makanan, buku-buku islam hingga jasa pengurusan haji. Selain itu di sana juga terdapat sebuah mesjid yang diberi nama Mesjid Lebuh Acheh. S e j a r a h “ L e b u h A c h e h ” d a n “Masjid Melayu Lebuh Aceh”, tentu tak bisa dilepaskan dari peran Tengku Syed Hussin Al-Idid, seorang bangsawan sekaligus saudagar asal Aceh keturunan Arab dari Hadramaut, Yaman. Kawasan “Aceh” di Pulau Pinang ini bermula dengan kedatangan beliau pada tahun 1792. Beliau menetap dan berdagang sehingga menjadi pedagang Aceh yang kaya dan sukses ketika Penang baru dibuka oleh Kapten Sir Francis Light. Dengan kekayaan tersebut, Tengku Syed Hussain Al-Idid akhirnya membuka kawasan di Lebuh Acheh. Membangun masjid, menara, rumah tinggal, rumah kedai, madrasah serta kantor perdagangan. 

Berikutnya perjalanan Redaksi ke Pattani Thailand, yang bisa disebut Acehnya Thailand, karena masih adanya konflik bersenjata seperti di Aceh semasa darurat. Redaksi ke Pattani melalui Penang. Dari Penang ke Pattani, redaksi menumpang bus umum. Memasuki perbatasan Penang- Thailand, redaksi melihat banyak polisi di sepanjang jalan. Mereka sedang razia. Namun suasana konflik di selatan Thailand ini tak separah di Aceh. Sesampai di Hatyai, kami menuju Mesjid Yala. Dua hari sesudahnya, kami menuju Pattani, tempat Yala Islamic berada. Perguruan tinggi Islam ini terdapat di bagian ujung Pattani, perbatasan dengan Provinsi Yala. B e n t a n g a l a m d a n s u a s a n a perkampungan antara Provinsi Yala dan Narathiwat mirip sekali dengan suasana di A c e h . H a m p a r a n sawah dan k e b u n k a r e t terlihat dominan selama perjala n a n . Sekolah atau madrasah di t e p i j a l a n dipenuhi anak-anak berseragam sekola h. Yang paling khas adalah anak-anak perempuan berwajah Melayu atau campuran Melayu-Thailand semuanya berjilbab, sangat mirip dengan suasana di Aceh. 

Berbicara tentang adanya kaitan antara Aceh dan Pattani di kawasan selatan Thailand, rasanya sulit dipercaya kalau di kawasan ini akan ditemui jejak-jejak Aceh karena berbagai alasan. Secara geografis, Aceh dan Thailand dipisahkan oleh Selat Malaka dan berhadapan langsung dengan Provinsi Satun, Trang, Krabi, Phuket, dan Phang Nga, dan tidak berbatasan dengan Narathiwat yang berhadapan dengan Teluk Thailand. Dugaan redaksi ternyata salah besar, menurut sesepuh masyarakat yang ada di Pattani-Thailand bahwa di dunia ini hanya ada tiga negeri Darussalam : Aceh Darussalam, Pattani Darussalam, dan Brunei Darussalam. Sebelum jatuh ke Thailand, Kerajaan Pattani Darussalam menguasai Provinsi Pattani, Yala, dan Narathiwat di bagian Thailand dan sebagian kawasan Kelantan dan Perlis di bagian Malaysia. Sekarang redaksi sadari, hubungan antara Aceh dan Narathiwat mungkin dimulai dari Kerajaan Aceh Darussalam dengan Kerajaan Pattani Darussalam dalam berbagai bentuk. Redaksi juga sempat berkunjung ke beberapa pesantren di Pattani yang menyimpan kitab kuno dalam jumlah cukup besar yang berasal dari Andalusia, Arab, Thailand, dan Indonesia. Sekitar 30% koleksi naskah kuno tersebut berasal dari Aceh dan sekitar 70% koleksinya berasal dari provinsi lainnya di Indonesia. 

Di antara koleksi kuno tersebut terdapat Alquran tulisan tangan Syech Nuruddin Ar-Raniry yang ditulis selama lima tahun (1636-1641 Masehi). Terdapat juga beberapa Quran tulisan tangan lainnya dari Aceh di beberapa pesantren tersebut. Selain Alquran, terdapat juga kitabkitab fikih karangan ulama Aceh zaman dulu, seperti kitab Fiqih Sirat Al-Musatqim karangan Syech Nuruddin Ar-Raniry. Sang pemimpin pesantren juga memastikan kepada saya bahwa beliau memiliki sejumlah kitab dari Aceh lainnya yang belum dipajang (masih disimpan) di dalam gudang. Di antara koleksi naskah Aceh lainnya terdapat tiga buku pantun karangan Hamzah Fansyuri. Beliau katakan bahwa pada masa kejayaan Islam Pattani dan Aceh banyak sekali Quran dan kitab-kitab yang ditulis tangan oleh ulama-ulama dari kedua negeri, namun dari segi jumlah lebih banyak ditulis ulamaulama dari Aceh. Tak heran kalau koleksi dari Aceh cukup signifikan jumlahnya di pesantren-pesantren ini. Begitulah napak tilas redaksi mengenai keberadaan ulama Aceh dalam mendakwah islam hingga ke Malasyia dan Thailand. “Ureung Aceh meutaloe wareh, sampoe keudeh u Malaya”

AMP - Juru Bicara Partai Aceh Suadi Sulaiman mengatakan pihaknya sudah melengkapi berkas calon pengganti antar waktu Ridwan Abubakar atau dikenal Nek Tu, Selasa, 28 Juni 2016. Berkas tersebut telah dimasukkan melalui Fraksi Partai Aceh.

"Dan telah diteruskan ke Bagian Risalah dan Hukum DPR Aceh," ujar pria yang akrab disapa Adi Laweung.

Sementara sosok pengganti Nek Tu yang dikirim PA adalah Hj. Aisyah Ismail Daud, SHi. Aisyah disebut-sebut sebagai kader PA yang loyal.

"Ya, dia selama ini tercatat sebagai kader partai," ujar Adi Laweung.

Sementara itu, Aisyah yang dihubungi melalui sambungan telepon mengaku pernah mengabdi selama 28 tahun sebagai karyawan BUMN PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM). Sedangkan saat ini dia hanya menikmati masa tua dengan anak cucu sembari berjuang membesarkan PA.

"Setelah Pileg saya mengabdi di partai dan untuk membesarkan partai. Apalagi menjelang pilkada, saya akan bekerja keras untuk memenangkan H Muzakir Manaf-TA Khalid sebagai calon gubernur dan wakil gubernur juga Hasballah M. Thaib dan Syahrul Samaun sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur," kata Aisyah melalui sambungan telepon.

Aisyah mengatakan akan menerima semua keputusan dari partai termasuk menjadi anggota legislatif pengganti Nek Tu. "Kalau bukan sekarang saya mengabdi kapan juga dan ini untuk membesarkan partai," kata mantan Dan Yon 2 Resimen Mahasiswa IAIN Ar Raniry ini dan meraih gelar sarjana di kampus tersebut pada 1982 silam.

Seperti diketahui, Ridwan Abubakar yang berniat mencalonkan diri sebagai Bupati Aceh Timur pada Pilkada 2017 mendatang, telah mengundurkan diri dari Partai Aceh. [portalsatu.com]
loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget