Sejumlah warga memelintas di depan KRI Usman Harun (359) yang bersandar di dermaga Pelabuhan Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Minggu (29/5/2016). (ANTARA/Adwit B Pramono) |
AMP - Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mengapresiasi langkah yang dilakukan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menemui Menteri Pertahanan Filipina Voltaire T Gasmin. Hasil dari pertemuan itu, TNI disebutkan diperbolehkan masuk wilayah Filipina untuk membebaskan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf dan Al-Habsyi.
"Artinya Filipina ingin membuka diri untuk mengajak negara-negara sahabat untuk bekerja sama. Untuk menyelesaikan permasalahan yang harusnya diselesaikan sejak lama," kata Charles di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2016.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menambahkan, bahkan dengan adanya pertemuan antara menteri pertahanan dua negara, kerja sama antar dua negara bisa meningkat untuk melawan, kelompok separatis itu.
"Kalau memang perlu, bukan hanya sekadar membebaskan sandera, tapi bagaimana menghentikan atau menyelesaikan permasalahan Abu Sayyaf ini secara permanen," ujarnya.
Namun, Charles mengingatkan perlu kehati-hatian Indonesia terutama TNI bila akan masuk ke wilayah Filipina untuk membebaskan WNI yang disandera. Hal itu untuk menghindari berbagai risiko terburuk.
"Dalam mengambil tindakan, tentunya harus ada koordinasi intelijen yang lebih baik. Saya sangat yakin TNI bisa apabila diizinkan operasi bersama dengan Filipina. Saya yakin TNI bisa membebaskan sandera," tegasnya.
Menurutnya, Abu Sayyaf merupakan kelompok kriminal yang harus dilawan. "PBB sendiri sudah menyebutkan kalau Abu Sayyaf adalah kelompok teroris yang sangat berbahaya. Masuk daftar teroris dunia," ujarnya.(Viva)
"Artinya Filipina ingin membuka diri untuk mengajak negara-negara sahabat untuk bekerja sama. Untuk menyelesaikan permasalahan yang harusnya diselesaikan sejak lama," kata Charles di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2016.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menambahkan, bahkan dengan adanya pertemuan antara menteri pertahanan dua negara, kerja sama antar dua negara bisa meningkat untuk melawan, kelompok separatis itu.
"Kalau memang perlu, bukan hanya sekadar membebaskan sandera, tapi bagaimana menghentikan atau menyelesaikan permasalahan Abu Sayyaf ini secara permanen," ujarnya.
Namun, Charles mengingatkan perlu kehati-hatian Indonesia terutama TNI bila akan masuk ke wilayah Filipina untuk membebaskan WNI yang disandera. Hal itu untuk menghindari berbagai risiko terburuk.
"Dalam mengambil tindakan, tentunya harus ada koordinasi intelijen yang lebih baik. Saya sangat yakin TNI bisa apabila diizinkan operasi bersama dengan Filipina. Saya yakin TNI bisa membebaskan sandera," tegasnya.
Menurutnya, Abu Sayyaf merupakan kelompok kriminal yang harus dilawan. "PBB sendiri sudah menyebutkan kalau Abu Sayyaf adalah kelompok teroris yang sangat berbahaya. Masuk daftar teroris dunia," ujarnya.(Viva)
loading...
Post a Comment