AMP - Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang sudah termakan usia. Su-35 diyakini memenuhi karakteristik Indonesia yang membutuhkan pesawat tempur nan lincah dan mampu bermanuver.
Pembelian Su-35 ternyata membuat Malaysia mencari lawan yang sepadan dengan Indonesia. Salah satu pesawat yang diincar adalah Eurofighter Typoon, pesawat buatan BAE Systems asal Inggris ini diyakini mampu menandingi kemampuan Sukhoi dan pesawat generasi keempat lainnya.
Antara kedua pesawat tersebut, mana yang lebih kuat di medan tempur?
Dilansir laman Russia Beyond The Lines, secara karakteristik Su-35 telah mengambil alih peran generasi kelima jet tempur AS yang diproduksi sejak 1996 lalu. Irbis radar-control yang terpasang pada pesawat buatan Rusia itu mampu mendeteksi 30 target dalam jarak maksimal 400 km.
Su-35 bisa melesat hingga 2.390 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 4.500 km, sedangkan kecepatan maksimal F-22 mencapai 2.410 km per jam dengan jarak tempuh 2.000 km. Pesawat ini dilengkapi dua buah tangki bahan bakar.
Modernisasi yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap Su-27 ini membuat sistem pertahanannya lebih baik. Hal itupun diakui pejabat AS sendiri, meski beberapa jet tempur mereka memiliki radar jenis Active Electronically Scanned Array (AESA). Dengan teknologi Irbis-E, Su-35 bisa menangkis serangan jamming yang dilancarkan dari pesawat musuh.
Sementara, Eurofighter Typhoon sudah diperkenalkan sejak 4 Agustus 2003 lalu, pesawat ini dibuat untuk menjawab kebutuhan angkatan udara di seluruh Eropa, terutama Inggris. Utamanya untuk menyaingi pesawat F/A-18 Hornet buatan McDonnell Douglas.
Pesawat ini sudah dilengkapi Euroradar CAPTOR, yang mampu mendeteksi dan menghabisi musuh di darat. Sejak 2013, radar jenis AESA ini sudah diperbarui dengan jenis CAPTOR-E dengan kemampuan yang lebih ditingkatkan.
Demi mendukung serangan udara, pesawat ini dipasang peralatan pengendus inframerah udara pasif (PIRATE). Alat ini mampu mencium jejak musuh yang bergerak di udara dan darat hingga 200 target untuk mode yang berbeda-beda.
Saat berada di udara, pesawat ini mampu melesat dengan kecepatan 2,495 km per jam dan menempuh jarak sejauh 2.900 km. Namun, berdasarkan penilaian dari aviatia.net, Su-35 dinilai lebih unggul dalam dogfights dengan rating mencapai 95 persen, sedang Eurofighter hanya 75 persen.
Pembelian Su-35 ternyata membuat Malaysia mencari lawan yang sepadan dengan Indonesia. Salah satu pesawat yang diincar adalah Eurofighter Typoon, pesawat buatan BAE Systems asal Inggris ini diyakini mampu menandingi kemampuan Sukhoi dan pesawat generasi keempat lainnya.
Antara kedua pesawat tersebut, mana yang lebih kuat di medan tempur?
Dilansir laman Russia Beyond The Lines, secara karakteristik Su-35 telah mengambil alih peran generasi kelima jet tempur AS yang diproduksi sejak 1996 lalu. Irbis radar-control yang terpasang pada pesawat buatan Rusia itu mampu mendeteksi 30 target dalam jarak maksimal 400 km.
Su-35 bisa melesat hingga 2.390 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 4.500 km, sedangkan kecepatan maksimal F-22 mencapai 2.410 km per jam dengan jarak tempuh 2.000 km. Pesawat ini dilengkapi dua buah tangki bahan bakar.
Modernisasi yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap Su-27 ini membuat sistem pertahanannya lebih baik. Hal itupun diakui pejabat AS sendiri, meski beberapa jet tempur mereka memiliki radar jenis Active Electronically Scanned Array (AESA). Dengan teknologi Irbis-E, Su-35 bisa menangkis serangan jamming yang dilancarkan dari pesawat musuh.
Sementara, Eurofighter Typhoon sudah diperkenalkan sejak 4 Agustus 2003 lalu, pesawat ini dibuat untuk menjawab kebutuhan angkatan udara di seluruh Eropa, terutama Inggris. Utamanya untuk menyaingi pesawat F/A-18 Hornet buatan McDonnell Douglas.
Pesawat ini sudah dilengkapi Euroradar CAPTOR, yang mampu mendeteksi dan menghabisi musuh di darat. Sejak 2013, radar jenis AESA ini sudah diperbarui dengan jenis CAPTOR-E dengan kemampuan yang lebih ditingkatkan.
Demi mendukung serangan udara, pesawat ini dipasang peralatan pengendus inframerah udara pasif (PIRATE). Alat ini mampu mencium jejak musuh yang bergerak di udara dan darat hingga 200 target untuk mode yang berbeda-beda.
Saat berada di udara, pesawat ini mampu melesat dengan kecepatan 2,495 km per jam dan menempuh jarak sejauh 2.900 km. Namun, berdasarkan penilaian dari aviatia.net, Su-35 dinilai lebih unggul dalam dogfights dengan rating mencapai 95 persen, sedang Eurofighter hanya 75 persen.
loading...
Post a Comment