Benteng Palacio de La Aljafer a warisan peradaban Islam di Spanyol | sumber: gambar bebas google picture |
Layaknya sebuah harta warisan seperti itu pula negeri-negeri muslim di Andalusia (Spanyol). Warisan walau satu sama lain telah mendapat bagian sesuai hukum. Namun tak jarang satu sama lain berselisih meskipun mereka masih saudara kandung. Tentang jumlah warisan yang tidak sama, tentang hak warisan yang tidak ditunaikan, tentang penyelewengan salah satu ahli waris atau bahkan pihak di luar ahli waris yang merasa berhak mendapat warisan pula. Seperti itu kondisi Andalusia pasca Bani Umaiyah runtuh.
Di negeri Andalusia masyhur 3 nama raja. Abdurrahman I (ad-Dakhil) sang pendiri kerajaan Islam pertama dari Bani Umaiyah. Abdurrahman II (al-Ausat) yang meneguhkan kerajaan dengan barisan pasukan dan bangsawan nan gagah namun adil. Abdurrahman III (an-Nashir) sang pembela dimana beliau berkuasa selama 50an tahun dalam keadaan aman. Segala pemberontakan dipadamkan, perpecahan disatukan kembali dan perselisihan dihapuskan.
Pada masa Abdurrahman III, banyak negeri Eropa takluk dan mengakui kekuasaannya. Takluknya itu membuat utusan-utusan dari negeri Eropa datang membayar Jizyah dan memberi hadiah setiap tahun. Baginda Abdurrahman III ini memiliki 11 keturunan. Setelah beliau mangkat, tiada satupun dari keturunannya silih berganti yang mampu mempertahankan kekuasaannya. Hingga pada masa kekuasaan Hisyam III, kerajaan ini tumbang kemudian lahirlah kerajaan-kerajaan Islam kecil.
Setidaknya ada 3 kerajaan Islam yang sangat berpengaruh di Andalusia. 2 kerajaan paling besar saling berselisih yaitu Amirul Jamaah al-Wazir Abu Muhammad Jahur ibn Muhammad beliau adalah raja di Cordova dan kerajaan dari Bani Umayyah dikepalai Hisyam ibn Muhammad al-Murtadlo yang digelari Orang Besar Cordova. 2 kerajaan ini berperang satu sama lain hingga seluruh keturunannya habis. Kerajaan Islam lain yang agak besar adalah dari bani 'Abbaad. Ketika 2 kerajaan Islam yang berperang itu sama-sama binasa maka Bani 'Abbaad ambil bagian untuk menguasai Andalusia. Namun keruntuhan 2 kerajaan Islam ini dimanfaatkan pula oleh negeri Eropa untuk meneguhkan kuasanya.
Al-Mu'tamad ibn 'Abbaad adalah salah seorang raja dari bani 'Abbaad. Melihat kondisi kerajaan yang tidak memungkinkan untuk menghadapi serangan Eropa, maka beliau meminta bantuan kerajaan Islam Murabitin untuk membantu memerangi Eropa. Murabitin ini adalah salah satu kerajaan Islam besar di Morocco, Afrika. Sebenarnya Wazir-wazir nya tidak setuju meminta bantuan kepada Murabitin karena di Eropa kerajaan itu dikenal suka menjarah dan menguasai bangsa lain.
Dengan jitu Al-Mu'tamad ibn 'Abbaad menjawab bantahan itu, "menjadi tawanan yang disuruh menggembala unta di Afrika lebih aku sukai daripada menjadi tawanan untuk menggembalakan babi di Spanyol". Artinya dia lebih suka jatuh dibawah kuasa Islam daripada dikuasai oleh orang kafir.
Bala bantuan dari Morocco akhirnya datang membantu untuk menghancurkan Eropa. Mereka berhasil menaklukkan Eropa kembali. Raja al-Mu'tamad sesuai ramalannya ditawan oleh pasukan Murabitin dan meninggal di Afrika dalam kemelaratan.
Pada masa itu berdiri pula 2 kerajaan kecil yaitu Balansia (Valensia) dan Marsiah (Marcia). Yang terpenting ketika itu ialah daulah Nashiriyah dari bani Al-Ahmar. Daulah inilah yang mendirikan istana Al-Hambra di kota Granada. Kerajaan ini berkuasa 1232- 1492. Pada masa inilah Granada bangkit menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan.
Semakin berjayanya kerajaan Islam di tanah Andalusia, terlihat dari catatan sejarah, nampaknya membuat neger-negeri Eropa terancam. Tersebutlah 2 kerajaan besar di Eropa yaitu Aragon dan Castilia. Guna menghadapi kerajaan Islam itu mereka menikahkah raja masing-masing raja Ferdinand dan Ratu Izabella. Setelah mereka menikah, disatukanlah 2 kerajaan ini menghadapi kerajaan Islam. Pada 1492 kerajaan Islam di Andalusia terpaksa mengaku takluk kepada Eropa dengan raja terakhir Abu 'Abdullah kemudian meninggalkan daratan Eropa.
Dengan takluknya kerajaan Islam ini bangsa Spanyol dan Portugis mendapat jalan mengembara ke negeri Timur. Di zaman pemerintahan raja 'suami-istri' itulah Columbus menemukan benua baru Amerika. 22 tahun setelahnya yakni pada 1511 M Alfonso d'Albuquerque kepala perang Portugis merampas dan menaklukkan negeri Malaka, kerajaan islam terbesar kedua ditanah air kita setelah Samudera Pasai.
Pasca runtuhnya kerajaan Islam di Andalusia ini orang Islam dipaksa murtad oleh Paus-paus dari Vatican. Yang tidak mau murtad maka akan diusir bahkan dibunuh.
*Maroji Sejarah Ummat Islam Prof HAMKA
loading...
Post a Comment