AMP - Halim Abdullah, sebelumnya Lim Ah Teng (50) seorang keturunan Tionghoa bercerita pengalamannya menjadi seorang muslim yang harus kehilangan keluarganya.
Tapi, akhirnya Ia mendapatkan keluarga baru dari seorang muslim. Dengan begitu, dirinya bisa belajar banyak menjadi seorang muslim, termasuk menjalankan kewajiban selama bulan suci Ramadan.
"Saya dibuang. Namun, saya sangat bersyukur bisa melewati puasa ini perjalanan dengan keluarga baru saya. Keluarga saya mengadopsi telah menjadi dukungan yang besar," ujarnya seperti dikutip dari New Straits Times.
"Mereka membantu mengajarkan saya tentang bagaimana cara untuk hidup sebagai seorang Muslim yang tepat dengan membimbing saya untuk melakukan doa dan membaca Al-Quran," sambungnya.
Di bulan Ramadan ini, Ia sedih karena harus absen satu hari untuk tidak berpuasa lantaran masalah kesehatan. Akan tetapi, dirinya bertekad untuk menyelesaikan sisa puasa hingga hari raya Idul Fitri.
Sementara itu, Nur Syuhada Abdullah (30) seorang operator pabrik menceritakan bagaimana menjalankan ibadah puasa dan belajar mengenai agama Islam seorang diri setelah hanya dirinya yang menjadi mualaf di keluarganya.
Akan tetapi, Ia tak merasa sendiri lantaran banyak teman-temannya yang muslim untuk mau membimbingnya mengajarkan mengenai kewajiban dan larangan yang harus dilaksanakan sebagai seorang muslim.
"Untuk saat ini, saya hanya mengikuti apa yang dilakukan muslim lainnya ketika mereka berdoa. Saya juga bersyukur bahwa teman-teman saya dan tetangga telah mengajarkan saya banyak terutama pada fard 'ain dan fardhu' kifayah," jelasnya pada laman yang sama.
Mengenai berpuasa, Ia mengkisahkan bagaimana kerap merasakan haus karena pekerjaannya yang berat. Sehingga dapat berpengaruh pada kondisi fisiknya. Akan tetapi, hal itu tak membuatnya berkeinginan untuk membatalkan ibadahnya.
"Saya tidak merasa lapar selama jam puasa tapi kondisi kerja saya bisa membuat saya merasa sangat haus. Kadang-kadang saya merasa sangat lesu, namun demikian saya ingin melanjutkan puasa untuk memenuhi kewajiban agama saya," tuntasnya.(MDK)
Tapi, akhirnya Ia mendapatkan keluarga baru dari seorang muslim. Dengan begitu, dirinya bisa belajar banyak menjadi seorang muslim, termasuk menjalankan kewajiban selama bulan suci Ramadan.
"Saya dibuang. Namun, saya sangat bersyukur bisa melewati puasa ini perjalanan dengan keluarga baru saya. Keluarga saya mengadopsi telah menjadi dukungan yang besar," ujarnya seperti dikutip dari New Straits Times.
"Mereka membantu mengajarkan saya tentang bagaimana cara untuk hidup sebagai seorang Muslim yang tepat dengan membimbing saya untuk melakukan doa dan membaca Al-Quran," sambungnya.
Di bulan Ramadan ini, Ia sedih karena harus absen satu hari untuk tidak berpuasa lantaran masalah kesehatan. Akan tetapi, dirinya bertekad untuk menyelesaikan sisa puasa hingga hari raya Idul Fitri.
Sementara itu, Nur Syuhada Abdullah (30) seorang operator pabrik menceritakan bagaimana menjalankan ibadah puasa dan belajar mengenai agama Islam seorang diri setelah hanya dirinya yang menjadi mualaf di keluarganya.
Akan tetapi, Ia tak merasa sendiri lantaran banyak teman-temannya yang muslim untuk mau membimbingnya mengajarkan mengenai kewajiban dan larangan yang harus dilaksanakan sebagai seorang muslim.
"Untuk saat ini, saya hanya mengikuti apa yang dilakukan muslim lainnya ketika mereka berdoa. Saya juga bersyukur bahwa teman-teman saya dan tetangga telah mengajarkan saya banyak terutama pada fard 'ain dan fardhu' kifayah," jelasnya pada laman yang sama.
Mengenai berpuasa, Ia mengkisahkan bagaimana kerap merasakan haus karena pekerjaannya yang berat. Sehingga dapat berpengaruh pada kondisi fisiknya. Akan tetapi, hal itu tak membuatnya berkeinginan untuk membatalkan ibadahnya.
"Saya tidak merasa lapar selama jam puasa tapi kondisi kerja saya bisa membuat saya merasa sangat haus. Kadang-kadang saya merasa sangat lesu, namun demikian saya ingin melanjutkan puasa untuk memenuhi kewajiban agama saya," tuntasnya.(MDK)
loading...
Post a Comment