Halloween Costume ideas 2015
loading...

Malaysia Dituding Sengaja Tenggelamkan Warga Aceh

 
Ilustrasi
Aktivis Demo Konjen di Medan


MEDAN - Sejumlah aktivis pemerhati Hak Asasi Manusia (HAM) mengecam Malaysia karena diduga kuat sengaja menenggelamkan kapal pengangkut tenaga kerja asal Aceh, Sumatera Utara, dan Jawa sehingga menyebabkan 14 orang tewas dan 22 orang hilang. Malaysia juga didesak membebaskan para penumpang selamat yang sampai saat ini masih ditahan Polis Selangor.

Kecaman itu disampaikan para aktivis dengan berorasi di depan Konsulat Jenderal (Konjen) Malaysia untuk Sumatera di Jalan Diponegoro, Medan Petisah, Jumat (27/6) siang.

Mereka berpendapat, bila unsur kesengajaan menenggelamkan kapal itu benar adanya, maka Malaysia pantas dicap sebagai negara pelanggar HAM.

“Menghilangkan nyawa manusia secara sengaja adalah pelanggaran HAM berat. Apalagi dilakukan secara massal,” ujar massa dalam orasinya.

Apa pun alasan, massa menilai, tindakan penenggelaman paksa itu sangat tidak bisa ditolerir. Apalagi berkembang isu kalau sebelum ditabrak kapal Kastam (Bea Cukai) Malaysia, para migran asal Aceh itu sempat ditembaki.

Para aktivis yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Hak Asasi Manusia ini pun mendorong Malaysia untuk segera mengusut kebenaran isu itu agar tudingan sebagai pelanggar HAM tidak terus bermunculan. “Itulah yang kita sayangkan. Tidak ada investigasi dari Malaysia. Malah ada kesan mereka memang menyalahkan migran asal Indonesia,” kata Irwan, salah satu aktivis.

Kasus yang melibatkan negara bertetangga ini dianggap sangat sensitif. Faktor itulah yang dinilai Irwan mengharuskan Malaysia memberikan klarifikasi atas segala tuduhan miring.

Yang paling penting lagi, katanya, Malaysia harus membebaskan seluruh migran yang selamat (sebanyak 61 orang) dari tahanan polisi di Selangor.

“Malaysia wajib mengusut kronologis tenggelamnya kapal itu dan mengumumkan hasilnya secara transparan. Dan migran yang ditahan harus dibebaskan,” tandasnya.

Aksi yang mendapat pengawalan ketat polisi ini tidak berlangsung lama, karena tidak ada perwakilan konsulat yang bersedia menemui massa. Sebelum meninggalkan gedung tersebut, massa melempari dinding luar konsulat itu dengan telur ayam.

Insiden kapal karam itu terjadi di perairan Selangor, Malaysia, Rabu (18/6) dini hari. Berdasarkan data yang dihimpun Serambi, kapal itu mengangkut 97 orang migran asal Indonesia--terbanyak dari Aceh--dengan tujuan Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara, dalam rangka pulang kampung menyambut meugang puasa di Aceh. Akibat kejadian itu, 14 orang meninggal dunia.

 Jenazah dipulangkan
Sementara itu, Jumat (27/6) kemarin, Pemerintah Aceh kembali memulangkan satu jenazah korban kapal tenggelam di Perairan Pulau Carey, Kuala Langat, Selangor, Malaysia, Rabu (18/6) dini hari. Sebelumnya, pada Minggu (22/6) petang, sepuluh jenazah telah dipulangkan ke keluarganya masing-masing di Aceh.

Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Murthalamuddin MSP mengungkapkan, jenazah yang dipulangkan kemarin itu atas nama Ummi Kalsum, warga Pidie. Jenazah dipulangkan dengan menggunakan kargo pesawat Garuda Indonesia nomor 126 1094 2901. “Jenazah diberangkatkan dari Kuala Lumpur ke Jakarta pukul 08.00 WIB, setelah transit di Jakarta baru diterbangkan ke Aceh. Jenazah tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Jumat siang,” kata Murtahala saat dikonfirmasi tadi malam.

Murthala menjelaskan, Umi Kalsum merupakan jenazah yang kesebelas dipulangkan ke Aceh. Keterlambatan pemulangan terjadi karena proses identifikasi jenazah. Sebelumnya Ummi Kalsum termasuk salah satu dari tiga korban tewas yang tak dikenal. Tapi setelah Tim Pemerintah Aceh di Malaysia dan Posko Informasi dan Pengaduan korban kapal tenggelam memverifikasi data jenazah kepada keluarga pelapor, identitas Ummi Kalsum pun akhirnya terungkap. (serambinews.com)
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget