AMP - Malang betul nasib buruh perempuan di Kawasan Industri Terboyo Kota Semarang, Jawa Tengah. Dia dipaksa menjadi 'mesin' pelampiasan nafsu atasannya. Bahkan para teman kerjanya juga kerap ikut menikmati servis darinya.
Buruh perempuan berinisial J (33) ini mau melayani para atasan lantaran di bawah ancaman pemecatan. Ada enam orang kerap melecehkan J, di antaranya atasan berinisial W, juga para rekan kerjanya AM, AS, AS, AM dan IS. Kelakuan bejat para pelaku ternyata sudah lama dilakukan bahkan menjadi rutinitas. Tercatat, J dilecehkan para pelaku selama dua tahun atau sejak 2014 lalu.
Kondisi ini lama-lama membuat korban muak. Dia merasa tersiksa menjadi alat pelampiasan nafsu bejat. Sudah tidak terhitung berapa kali dirinya melayani atasan dan para rekan kerjanya itu.
Jengah dengan keadaan, J akhirnya menceritakan kelakuan bejat atasan dan lima rekan kerjanya kepada S, sang suami. Bukan tanpa beban berat buruh perempuan itu menceritakan pengalaman pahitnya ke suami. Bahkan J sambil bersujud minta maaf mengungkapkannya.
Mendengar cerita sang istri, S merasa tersambar petir di siang bolong. S marah besar dan tidak bisa terima bahwa selama ini istrinya dijadikan pelampiasan nafsu atasan.
"Dia bersujud di kaki saya. Menangis tersedu-sedu. Mengaku dan mau menceritakan semua kejadian itu kepada saya. Ya jelas lah! Pasti saya marah dan tidak terima," kata S kepada merdeka.com, Rabu (15/6) kemarin.(MDK)
Buruh perempuan berinisial J (33) ini mau melayani para atasan lantaran di bawah ancaman pemecatan. Ada enam orang kerap melecehkan J, di antaranya atasan berinisial W, juga para rekan kerjanya AM, AS, AS, AM dan IS. Kelakuan bejat para pelaku ternyata sudah lama dilakukan bahkan menjadi rutinitas. Tercatat, J dilecehkan para pelaku selama dua tahun atau sejak 2014 lalu.
Kondisi ini lama-lama membuat korban muak. Dia merasa tersiksa menjadi alat pelampiasan nafsu bejat. Sudah tidak terhitung berapa kali dirinya melayani atasan dan para rekan kerjanya itu.
Jengah dengan keadaan, J akhirnya menceritakan kelakuan bejat atasan dan lima rekan kerjanya kepada S, sang suami. Bukan tanpa beban berat buruh perempuan itu menceritakan pengalaman pahitnya ke suami. Bahkan J sambil bersujud minta maaf mengungkapkannya.
Mendengar cerita sang istri, S merasa tersambar petir di siang bolong. S marah besar dan tidak bisa terima bahwa selama ini istrinya dijadikan pelampiasan nafsu atasan.
"Dia bersujud di kaki saya. Menangis tersedu-sedu. Mengaku dan mau menceritakan semua kejadian itu kepada saya. Ya jelas lah! Pasti saya marah dan tidak terima," kata S kepada merdeka.com, Rabu (15/6) kemarin.(MDK)
loading...
Post a Comment