KUDETA militer telah melanda Turki, Jumat (16/7). Angkatan bersenjata di negara kawasan Eurasia itu berhasil menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang berkuasa sejak 2003.
Angkatan Darat Turki telah menguasai kantor-kantor media termasuk stasiun radio dan televisi milik negara, TRT. Melalui TRT pula angkatan bersenjata yang melakukan kudeta mengumumkan pengambilalihan kekuasaan.
Penyiar TRT berdasarkan perintah militer telah menyiarkan kabar kudeta itu. Militer menuding pemerintahan Erdogan telah mengikis demokrasi dan hukum sekuler.
Selanjutnya, militer telah membentuk “dewan damai” yang akan menjalankan pemerintahan. Dewan itu akan memastikan keamanan warga.
“Angkatan Bersenjata Turki telah mengambil alih seluruhnya pemerintahan di seluruh negeri berdasarkan konstitusi, hak asasi manusia dan kebebasan, aturan main dan keamanan umum yang telah rusak,” kata sang penyiar membacakan pernyataan militer Turki.
Militer Turki juga menjamin segala kesepakatan dengan negara lain tetap berlaku. “Kai berharap semua hubungan baik dengan seluruh negara akan berlanjut.”
Militer juga telah menutp bandara-bandara di Turki. Akses internet pun telah diblokir.
Sedangkan dua jembatan di Bosphorus, Istanbul juga telah ditutup. Tentara terlihat berlalu lalang di mulut jembatan.
Turki merupakan salah satu negara anggota Pakta Perhatanan Atlantik Utara (NATO). Negeri yang beribu kota di Ankara itu merupakan mitra strategis Amerika Serikat dalam memerangi ISIS.
Sedangkan Presiden Erdogan yang dikabarkan telah kabur dengan jet pribadi muncul di televisi melalui layanan FaceTime. Ia mengatakan, kudeta akan segera berakhir.
Ia mengajak para pendukungnya untuk mengambil alih jalanan dan mempertahankan pemerintahan. Menurutnya, pelaku kudeta akan mendapat ganjaran berat. “Kami akan mengatasinya,” katanya.(independent/ara/jpnn)
Angkatan Darat Turki telah menguasai kantor-kantor media termasuk stasiun radio dan televisi milik negara, TRT. Melalui TRT pula angkatan bersenjata yang melakukan kudeta mengumumkan pengambilalihan kekuasaan.
Penyiar TRT berdasarkan perintah militer telah menyiarkan kabar kudeta itu. Militer menuding pemerintahan Erdogan telah mengikis demokrasi dan hukum sekuler.
Selanjutnya, militer telah membentuk “dewan damai” yang akan menjalankan pemerintahan. Dewan itu akan memastikan keamanan warga.
“Angkatan Bersenjata Turki telah mengambil alih seluruhnya pemerintahan di seluruh negeri berdasarkan konstitusi, hak asasi manusia dan kebebasan, aturan main dan keamanan umum yang telah rusak,” kata sang penyiar membacakan pernyataan militer Turki.
Militer Turki juga menjamin segala kesepakatan dengan negara lain tetap berlaku. “Kai berharap semua hubungan baik dengan seluruh negara akan berlanjut.”
Militer juga telah menutp bandara-bandara di Turki. Akses internet pun telah diblokir.
Sedangkan dua jembatan di Bosphorus, Istanbul juga telah ditutup. Tentara terlihat berlalu lalang di mulut jembatan.
Turki merupakan salah satu negara anggota Pakta Perhatanan Atlantik Utara (NATO). Negeri yang beribu kota di Ankara itu merupakan mitra strategis Amerika Serikat dalam memerangi ISIS.
Sedangkan Presiden Erdogan yang dikabarkan telah kabur dengan jet pribadi muncul di televisi melalui layanan FaceTime. Ia mengatakan, kudeta akan segera berakhir.
Ia mengajak para pendukungnya untuk mengambil alih jalanan dan mempertahankan pemerintahan. Menurutnya, pelaku kudeta akan mendapat ganjaran berat. “Kami akan mengatasinya,” katanya.(independent/ara/jpnn)
loading...
Post a Comment