Halloween Costume ideas 2015
loading...

Malik Mahmud akan Telusuri Sejarah Aceh di Luar Negeri

Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar mengatakan, sejarah Aceh banyak tersebar di seluruh dunia. Namun, sayangnya banyak sejarah itu sudah disamarkan, bahkan dihilangkan. Untuk itu, perlu upaya penyelamatan dan pelurusan sejarah itu sendiri. "Kita akan telusuri, semua sejarah Aceh. Seperti di Turkey, Spanyol, Belanda, Inggris. Sejarah harus kita buka, jangan ada lagi yang ditutup-tutupi. Sejarah Aceh, adalah sejarah kita," ujar Wali Nanggroe saat menerima silaturrahmi sekaligus penyerahan buku "Kemilau Budaya Aceh" karya Harun Keuchik Leumiek, Rabu (8/6/2016) kemarin.

Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar
AMP - Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar mengatakan, sejarah Aceh banyak tersebar di seluruh dunia. Namun, sayangnya banyak sejarah itu sudah disamarkan, bahkan dihilangkan. Untuk itu, perlu upaya penyelamatan dan pelurusan sejarah itu sendiri.

"Kita akan telusuri, semua sejarah Aceh. Seperti di Turkey, Spanyol, Belanda, Inggris. Sejarah harus kita buka, jangan ada lagi yang ditutup-tutupi. Sejarah Aceh, adalah sejarah kita," ujar Wali Nanggroe saat menerima silaturrahmi sekaligus penyerahan buku "Kemilau Budaya Aceh" karya Harun Keuchik Leumiek, Rabu (8/6/2016) kemarin.

Wali Nanggroe mengaku, saat ini banyak catatan dan benda bersejarah di Aceh sudah hilang dibawa keluar daerah. Benda-benda itu, sangat sulit ditelusuri. Kecuali benda-benda yang ada di museum, baik di Belanda, Malaysia, Spanyol yang masih terjaga dan terawat dengan baik.

Dikatakan, banyak benda bersejarah dan berbagai khazanah budaya Aceh, banyak hilang akibat perang berkepanjangan, hingga konflik sesama. Sebelumnya terlibat peperangan besar mulai dengam Portugis, Belanda. Banyak juga benda-benda bersejaran Aceh, yang dibawa ke luar negeri seperti Belanda.

"Khazanah yang masih banyak di negeri orang. Bagi saya, biar berada di luar negeri saja. Karena mereka sangat baik merawat dan menjaganya," ujar Malik Mahmud.

Tambah Wali Nanggroe, di museum Tentara Belanda, ada tersimpan meriam asal Aceh. Di museum ini dijaga oleh Tentara Belanda dengan pakaian ala marsose dengan memegang senjata layaknya masa perang zaman dulu. Itu dilakukan karena rasa bangga mereka, pernah bertempur di Aceh.
          
Dalam kondisi Aceh yang sudah baik, lanjutnya, Aceh harus bisa jalin hubungan baik dengan Belanda. Sehingga nanti suatu saat, bila Aceh sudah benar-benar siap, semua benda bersejarah tersebut bisa dikembalikan dan dirawat di Aceh..
          
Dalam pertemuan yang sederhana itu, Wali Nanggroe juga mengungkapkan hubungan kerajaan Samudera Pasai, di Aceh Utara saat ini dengan Kerajaan Tamasek di Singapure. Hubungan antar dua kerajaan besar ini sudah terbangun sejak abad 14. Hubungan Aceh (Keraajaan Samudera Pasai) dengan Tamasek, Singapure ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya koin (mata uang Kerajaan Samudera Pasai) di pinggir sungai di Singapure, saat dilakukan pembangunan di daerah tersebut.
          
"Satu buah koin itu kini disimpan dengan baik di Singapure. Meskipun hanya satu buah, Pemerintah Singapura percaya Aceh dan Tamasek sudah mempunyai hubungan perdagangan," jelas Malik Mahmud. [Acehtrekini]
loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget