Moqtada al-Sadr memerintahkan para pengikutnya untuk menargetkan tentara Amerika Serikat yang diterjunkan ke Irak untuk memerangi kelompok militan ISIS. (Reuters/Alaa Al-Marjani) |
AMP - Ulama Muslim Syiah yang berpengaruh di Irak, Moqtada al-Sadr, memerintahkan para pengikutnya untuk menargetkan tentara Amerika Serikat yang diterjunkan ke Irak untuk memerangi kelompok militan ISIS.
Sadr, yang dikenal publik ketika Tentara Mahdi yang dipimpinnya memerangi tentara AS setelah invasi pada 2003. Seruan itu diluncurkan Sadr di situs resminya, ketika menanggapi komentar dari pendukungnya soal pengerahan ratusan tentara tambahan AS ke Irak.
"Mereka adalah target bagi kami," kata Sadr, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dikutip dari Reuters, Minggu (17/7).
Tentara Mahdi dibubarkan pada 2008, digantikan oleh Brigade Perdamaian, yang membantu memukul mundur ISIS dari sekitar Baghdad pada 2014. Brigade Perdamaian dikelola oleh pemerintah dan ditempatkan di ibu kota serta sejumlah kota lainnya.
Sadr memiliki puluhan ribu pendukung setia dan juga merupakan pemimpin gerakan protes yang berujung pada dua kali penyerbuan demonstran ke distrik pemerintah di Green Zone pada tahun ini.
Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyatakan pada Senin (18/7) bahwa Pentagon akan mengirimkan 560 tentara tambahan untuk membantu pasukan Irak merebut kembali kota utara Mosul dalam serangan yang direncanakan pada tahun ini.
Penyebaran pasukan tambahan AS, diperkirakan akan terjadi dalam beberapa pekan, akan meningkatkan jumlah pasukan AS di Irak menjadi sekitar 4.650 tentara. Jumlah ini masih di bawah total 170 ribu tentara AS yang berada di Irak selama pendudukan yang berlangsung hampir sembilan tahun.
Milisi Syiah lainnya, terutama yang didukung oleh Iran, juga menyerukan serangan terhadap tentara AS tahun lalu. Namun, sejumlah aksi penyerangan terhadap pasukan AS yang kembali ke Irak sejak dua tahun lalu dilakukan oleh kelompok militan Sunni. (CNN)
Sadr, yang dikenal publik ketika Tentara Mahdi yang dipimpinnya memerangi tentara AS setelah invasi pada 2003. Seruan itu diluncurkan Sadr di situs resminya, ketika menanggapi komentar dari pendukungnya soal pengerahan ratusan tentara tambahan AS ke Irak.
"Mereka adalah target bagi kami," kata Sadr, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dikutip dari Reuters, Minggu (17/7).
Tentara Mahdi dibubarkan pada 2008, digantikan oleh Brigade Perdamaian, yang membantu memukul mundur ISIS dari sekitar Baghdad pada 2014. Brigade Perdamaian dikelola oleh pemerintah dan ditempatkan di ibu kota serta sejumlah kota lainnya.
Sadr memiliki puluhan ribu pendukung setia dan juga merupakan pemimpin gerakan protes yang berujung pada dua kali penyerbuan demonstran ke distrik pemerintah di Green Zone pada tahun ini.
Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyatakan pada Senin (18/7) bahwa Pentagon akan mengirimkan 560 tentara tambahan untuk membantu pasukan Irak merebut kembali kota utara Mosul dalam serangan yang direncanakan pada tahun ini.
Penyebaran pasukan tambahan AS, diperkirakan akan terjadi dalam beberapa pekan, akan meningkatkan jumlah pasukan AS di Irak menjadi sekitar 4.650 tentara. Jumlah ini masih di bawah total 170 ribu tentara AS yang berada di Irak selama pendudukan yang berlangsung hampir sembilan tahun.
Milisi Syiah lainnya, terutama yang didukung oleh Iran, juga menyerukan serangan terhadap tentara AS tahun lalu. Namun, sejumlah aksi penyerangan terhadap pasukan AS yang kembali ke Irak sejak dua tahun lalu dilakukan oleh kelompok militan Sunni. (CNN)
loading...
Post a Comment