Arakan – Bentrokan bersenjata meletus, Selasa malam (11/10), antara ratusan warga Muslim Rohingya dan militer Myanmar di kota Maungdaw, Provinsi Arakan (Rakhine). Dilaporkan sedikitnya empat tentara dan sejumlah penyerang tewas.
Portal assabeel.net melansir dari surat kabar milik militer Myanmar Myawaddy, Rabu (12/10), menyebutkan jumlah penyerangan kurang lebih 300 orang. Dengan membawa pistol dan senjata tajam, mereka menyerbu sebuah pos militer di desa Biaongbet di kota Maungdaw.
Koran militer itu mengonfirmasi, sedikitnya empat anggotanya tewas. Namun tidak dijelaskan lebih rinci adakah senjata dan amunisi yang hilang.
Harian plat merah Myanmar, The Global New Light of Myanmar, menegaskan para penyerang merupakan gerilyawan bersenjata minoritas Muslim Rohingya. Mereka menggunakan pistol dan pedang.
Koran pemerintah itu menambahkan, sebelumnya tujuh tentara juga tewas akibat serangan serupa di desa lain di kota yang sama.
Seorang pejabat polisi mengatakan kepada media, juga ditemukan jasad seorang penyerang di lokasi baku tembak.
Pemerintah Myanmar menambah jumlah pasukan di wilayah Arakan menyusul serangan bersenjata yang menewaskan sedikitnya sembilan polisi awal pekan ini. Selain memberlakukan jam malam di wilayah Muslim, militer juga menggulirkan kampanye brutal menargetkan orang-orang yang dituduh terlibat penyerangan itu.
Dilaporkan sejumlah warga tewas tertembak dalam serangkaian kampanye militer pemerintah. Suasana mencekam dan cemas juga menyelimuti warga. Mereka khawatir menjadi korban kebrutalan militer.
Sumber: kuna.net, assabel.net
Portal assabeel.net melansir dari surat kabar milik militer Myanmar Myawaddy, Rabu (12/10), menyebutkan jumlah penyerangan kurang lebih 300 orang. Dengan membawa pistol dan senjata tajam, mereka menyerbu sebuah pos militer di desa Biaongbet di kota Maungdaw.
Koran militer itu mengonfirmasi, sedikitnya empat anggotanya tewas. Namun tidak dijelaskan lebih rinci adakah senjata dan amunisi yang hilang.
Harian plat merah Myanmar, The Global New Light of Myanmar, menegaskan para penyerang merupakan gerilyawan bersenjata minoritas Muslim Rohingya. Mereka menggunakan pistol dan pedang.
Koran pemerintah itu menambahkan, sebelumnya tujuh tentara juga tewas akibat serangan serupa di desa lain di kota yang sama.
Seorang pejabat polisi mengatakan kepada media, juga ditemukan jasad seorang penyerang di lokasi baku tembak.
Pemerintah Myanmar menambah jumlah pasukan di wilayah Arakan menyusul serangan bersenjata yang menewaskan sedikitnya sembilan polisi awal pekan ini. Selain memberlakukan jam malam di wilayah Muslim, militer juga menggulirkan kampanye brutal menargetkan orang-orang yang dituduh terlibat penyerangan itu.
Dilaporkan sejumlah warga tewas tertembak dalam serangkaian kampanye militer pemerintah. Suasana mencekam dan cemas juga menyelimuti warga. Mereka khawatir menjadi korban kebrutalan militer.
Sumber: kuna.net, assabel.net
loading...
Post a Comment