AMP - Rasa bahagia Raihan bisa bekerja di Puskesmas Drinjalo Gampong Peulumat, Kecamatan Labuhan Haji Timur, tak berlangsung lama. Tak lebih dari seminggu bekerja, Dinas Kesehatan Aceh Selatan menarik kembali SK kontrak perempuan lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat itu.
Alasannya juga terbilang lucu. “Katanya, SK tersebut bukan milik saya, tapi milik orang lain yang namanya sama dengan saya,” ungkap Raihan pada BERITAKINI.CO, Jumat (28/7/2017).
Anehnya, kata Raihan, sepengetahuan dia, tak ada seorangpun yang memiliki nama yang sama dengannya di Kecamatan Mukek. Sementara, kata Raihan, kontrak tersebut hanya dikhususkan untuk tenaga kesehatan asal Kecamatan Mukek.
"Kalau dari kecamatan lain yang ikut kontrak di pukesmas mungkin bisa jadi ada yang sama namanya dengan saya. Tapi setahu saya saat pembukaan kontrak dulu, yang ikut itu semua putra-putri Meukek,” jelasnya.
Raihan juga mengaku pernah menanyakan langsung pada Kepala Pukesmas Drinjalo, Gampong Peulumat, ihwal kebenaran SK kontraknya tersebut. “Kepala pukesmas membenarkan SK itu milik saya,” katanya.
Itulah sebabnya, dia langsung menjahit baju dinas dan bekerja di puskesmas tersebut.
Tapi tiba-tiba, pihak dinas kesehatan setempat menelponnya dan mengatakan bahwa SK tersebut milik orang lain yang namanya sama dengan Raihan, juga dari Kecamatan Mukek.
Raihan bukan satu-satunya yang mengalami nasib apes itu. Raziah, seorang bidan juga mengalami nasib serupa.
Tak hanya malu dengan masyarkat, mereka juga telah merugi lantaran telah mengeluarkan biaya untuk menjahit baju dinas.
BERITAKINI.CO belum berhasil menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Mardaleta, sejak kemarin. Ditelepon ke nomor selulernya, dia tak menjawab. SMS yang dilayangkan tak dibalas. Disambangi ke kantornya, Mardaleta tak ditempat.(Beritakini)
Alasannya juga terbilang lucu. “Katanya, SK tersebut bukan milik saya, tapi milik orang lain yang namanya sama dengan saya,” ungkap Raihan pada BERITAKINI.CO, Jumat (28/7/2017).
Anehnya, kata Raihan, sepengetahuan dia, tak ada seorangpun yang memiliki nama yang sama dengannya di Kecamatan Mukek. Sementara, kata Raihan, kontrak tersebut hanya dikhususkan untuk tenaga kesehatan asal Kecamatan Mukek.
"Kalau dari kecamatan lain yang ikut kontrak di pukesmas mungkin bisa jadi ada yang sama namanya dengan saya. Tapi setahu saya saat pembukaan kontrak dulu, yang ikut itu semua putra-putri Meukek,” jelasnya.
Raihan juga mengaku pernah menanyakan langsung pada Kepala Pukesmas Drinjalo, Gampong Peulumat, ihwal kebenaran SK kontraknya tersebut. “Kepala pukesmas membenarkan SK itu milik saya,” katanya.
Itulah sebabnya, dia langsung menjahit baju dinas dan bekerja di puskesmas tersebut.
Tapi tiba-tiba, pihak dinas kesehatan setempat menelponnya dan mengatakan bahwa SK tersebut milik orang lain yang namanya sama dengan Raihan, juga dari Kecamatan Mukek.
Raihan bukan satu-satunya yang mengalami nasib apes itu. Raziah, seorang bidan juga mengalami nasib serupa.
Tak hanya malu dengan masyarkat, mereka juga telah merugi lantaran telah mengeluarkan biaya untuk menjahit baju dinas.
BERITAKINI.CO belum berhasil menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Mardaleta, sejak kemarin. Ditelepon ke nomor selulernya, dia tak menjawab. SMS yang dilayangkan tak dibalas. Disambangi ke kantornya, Mardaleta tak ditempat.(Beritakini)
loading...
Post a Comment