AMP - Rumah Sakit Rsu Sylvani Binjai dituding telah menahan bayi yang baru dilahirkan karena orang tua tidak mampu membayar biaya rumah sakit.
Pasien bernama Suwarni (32) warga Dusun V,Abdul Kadir Desa Tandem Hulu Kecamatan Binjai tersebut melahirkan bayi perempuan pada hari rabu tanggal 5 juli 2017 melalui operasi caecar.
Meski seharusnya sudah bisa pulang pada hari jumat tanggal 7 juli 2017, Namun bayinya tidak bisa pulang ke rumah karena pihak rumah sakit mengharuskan dia atau keluarganya melunasi biaya persalinan sebesar Rp 6.064.000,- dan biaya perawatan bayi sebesar 5 juta lebih.
"Seharusnya keluar dari rumah sakit pada tanggal 7 juli 2017 dan karena biaya kurang jadi saya bisa pulang pada tanggal 8 juli 2017,karena sudah bayar biaya persalinan sebesar Rp 6.064.00,- Dan ketika tidak mampu membayar biaya perawatan anak selama di ruang NICU sebesar 5 juta lebih maka anak saya ditahan.”kata Suwarni
Pada tanggal 8 juli pukul 19.30 Wib Suwarni mengaku dirinya berusaha menemui seorang personalia yang bernama hendra dan ingin membayar biaya sebesar 2juta untuk menebus anaknya Dan dikarenakan personalia tersebut sedang sibuk,hendra mengatakan untuk membicarakan esok harinya.
Esoknya pada tanggal 9 juli disaat suwarni ingin bertemu hendra ternyata hendra sedang pergi.
“Pada tanggal 9 juli pukul 11.00 Wib saya ingin berjumpa dengan pak hendra ternyata pak hendra sedang pergi.Lalu saya minta suster untuk menghubunginya dan lewat telpon dia bilang ke suster kalau belum bisa bayar anak ditahan dan dirawat di Rumah sakit tanpa biaya.”Ungkapnya.
Meski begitu suaminya tetap ikhtiar mencari uang setiap harinya, namun uang yang didapat hanya cukup untuk makan. Suwarni berharap pihak rumah sakit memberikan keringanan dan membolehkan dia dan anaknya pulang.
Ketua komisi B DPRD Kota Binjai Jonita Bangun yang sedang berada di Jakarta setelah mendapat kabar berita nasib pasien di tahan sampai 12 hari di RS Sylvani tersebut merasa sangat prihatin Dan langsung memposting di status facebook beliau untuk menggalang dana untuk pasien tersebut.
Ternyata Postingan ketua komisi B DPRD tersebut mendapat tanggapan dari berbagai pihak tak terkecuali Pemilik RS Sylviani tersebut yaitu Dr Sugianto,Menanggapi status jonita tersebut,Dr Sugianto mengomentari bahwa masalah ini sudah ditanggapi dan diselesaikan
“Pak jonita sudah saya tanggapi dan sudah saya selesaikan. Kedepannya marilah kita himbau kepada saudara kita untuk mengurus kelengkapan surat data kependudukan agar kalaupun saudara kita tidak mampu masih bisa dikeluarkan kepesertaan bpjs melalui dinas sosial sehingga terjamin kesehatan nya... Salam buat warga kota binjai. Amin”Komentar nya.
Sementara itu Ketua Komisi B DPRD Binjai Jonita Bangun saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya menyatakan bahwa Seharusnya pihak rumah sakit mencari solusi yang terbaik,karena rumah sakit harus mengutamakan pelayanan dan kemanusiaan, bukan mencari bisnis,kalau mencari bisnis lebih baik buka usaha lain, jangan buka rumah sakit.
“Seharusnya ini tidak perlu terjadi dan kejadian itu sangat memalukan sekali,kami dari komisi B dprd kota binjai yang membidangi rumah sakit tersebut akan memanggil pihak rs sylvani,dinas kesehatan,bpjs kesehatan dan klinik yg merujuknya, mengapa ini bisa terjadi,selain itu kita akan melakukan investigasi dugaan permainan antara klinik dengan pihak rumah sakit dalam mengejar tip dan target sehingga nantinya masyarakat bisa dirugikan, atas hal ini kita minta dinas kesehatan binjai untuk memberikan tindakan tegas untuk adanya efek jera,” terang jonita.
Setelah 12 hari tertahan di RS Sylviani dan viralnya kabar pasien kurang mampu tersebut,akhirnya pada hari ini tanggal 18 Juli 2017 bayi tersebut sudah dapat pulang dan berkumpul bersama keluarga di bantu oleh sumbangan oleh para dermawan, Komisi B DPRD Binjai, Masyarakat dan teman teman wartawan yang ada dikota Binjai.(radarsumatera.com)
Pasien bernama Suwarni (32) warga Dusun V,Abdul Kadir Desa Tandem Hulu Kecamatan Binjai tersebut melahirkan bayi perempuan pada hari rabu tanggal 5 juli 2017 melalui operasi caecar.
Meski seharusnya sudah bisa pulang pada hari jumat tanggal 7 juli 2017, Namun bayinya tidak bisa pulang ke rumah karena pihak rumah sakit mengharuskan dia atau keluarganya melunasi biaya persalinan sebesar Rp 6.064.000,- dan biaya perawatan bayi sebesar 5 juta lebih.
"Seharusnya keluar dari rumah sakit pada tanggal 7 juli 2017 dan karena biaya kurang jadi saya bisa pulang pada tanggal 8 juli 2017,karena sudah bayar biaya persalinan sebesar Rp 6.064.00,- Dan ketika tidak mampu membayar biaya perawatan anak selama di ruang NICU sebesar 5 juta lebih maka anak saya ditahan.”kata Suwarni
Pada tanggal 8 juli pukul 19.30 Wib Suwarni mengaku dirinya berusaha menemui seorang personalia yang bernama hendra dan ingin membayar biaya sebesar 2juta untuk menebus anaknya Dan dikarenakan personalia tersebut sedang sibuk,hendra mengatakan untuk membicarakan esok harinya.
Esoknya pada tanggal 9 juli disaat suwarni ingin bertemu hendra ternyata hendra sedang pergi.
“Pada tanggal 9 juli pukul 11.00 Wib saya ingin berjumpa dengan pak hendra ternyata pak hendra sedang pergi.Lalu saya minta suster untuk menghubunginya dan lewat telpon dia bilang ke suster kalau belum bisa bayar anak ditahan dan dirawat di Rumah sakit tanpa biaya.”Ungkapnya.
Meski begitu suaminya tetap ikhtiar mencari uang setiap harinya, namun uang yang didapat hanya cukup untuk makan. Suwarni berharap pihak rumah sakit memberikan keringanan dan membolehkan dia dan anaknya pulang.
Ketua komisi B DPRD Kota Binjai Jonita Bangun yang sedang berada di Jakarta setelah mendapat kabar berita nasib pasien di tahan sampai 12 hari di RS Sylvani tersebut merasa sangat prihatin Dan langsung memposting di status facebook beliau untuk menggalang dana untuk pasien tersebut.
Ternyata Postingan ketua komisi B DPRD tersebut mendapat tanggapan dari berbagai pihak tak terkecuali Pemilik RS Sylviani tersebut yaitu Dr Sugianto,Menanggapi status jonita tersebut,Dr Sugianto mengomentari bahwa masalah ini sudah ditanggapi dan diselesaikan
“Pak jonita sudah saya tanggapi dan sudah saya selesaikan. Kedepannya marilah kita himbau kepada saudara kita untuk mengurus kelengkapan surat data kependudukan agar kalaupun saudara kita tidak mampu masih bisa dikeluarkan kepesertaan bpjs melalui dinas sosial sehingga terjamin kesehatan nya... Salam buat warga kota binjai. Amin”Komentar nya.
Sementara itu Ketua Komisi B DPRD Binjai Jonita Bangun saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya menyatakan bahwa Seharusnya pihak rumah sakit mencari solusi yang terbaik,karena rumah sakit harus mengutamakan pelayanan dan kemanusiaan, bukan mencari bisnis,kalau mencari bisnis lebih baik buka usaha lain, jangan buka rumah sakit.
“Seharusnya ini tidak perlu terjadi dan kejadian itu sangat memalukan sekali,kami dari komisi B dprd kota binjai yang membidangi rumah sakit tersebut akan memanggil pihak rs sylvani,dinas kesehatan,bpjs kesehatan dan klinik yg merujuknya, mengapa ini bisa terjadi,selain itu kita akan melakukan investigasi dugaan permainan antara klinik dengan pihak rumah sakit dalam mengejar tip dan target sehingga nantinya masyarakat bisa dirugikan, atas hal ini kita minta dinas kesehatan binjai untuk memberikan tindakan tegas untuk adanya efek jera,” terang jonita.
Setelah 12 hari tertahan di RS Sylviani dan viralnya kabar pasien kurang mampu tersebut,akhirnya pada hari ini tanggal 18 Juli 2017 bayi tersebut sudah dapat pulang dan berkumpul bersama keluarga di bantu oleh sumbangan oleh para dermawan, Komisi B DPRD Binjai, Masyarakat dan teman teman wartawan yang ada dikota Binjai.(radarsumatera.com)
loading...
Post a Comment