Foto ikonik dari Marxis revolusioner Che Guevara yang diambil oleh Alberto Korda. [Foto/Alberto Korda/wikipedia.org] |
AMP - Revolusi Kuba telah dimenangkan Che Guevara bersama dengan duo Castro, Raul dan Fidel pada 1959. Gaung kemeriahan setelah menumbangkan rezim Batista melanda seantero Kuba. Sebagai bagian dari organ penting revolusi, Che pun diangkat menjadi menteri untuk menjalankan roda-roda hasil revolusinya, dan Fidel Castro didapuk sebagai Presiden.
Karier Ernesto Guevara de la Serna diawali sebagai mahasiswa kedokteran di University of Buenos Aires. Memenuhi keinginannya yang ingin menjelajahi dunia, ia memulai petualangannya menyusuri Amerika Latin dengan sepeda motornya pada tahun 1950. Dari Argentina, ia menyusuri mulai dari Cile, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Panama, Miami, dan terakhir singgah di Florida.
Selama di perjalanan itu ia banyak menemui penduduk yang berkubang dalam kemiskinan, kelaparan, dan menderita penyakit. Tekad pembebasannya pun tumbuh. Ia melihat Amerika Latin sebagai persatuan Hispanik Amerika dengan kesamaan entitas kebudayaan dan ekonomi yang membutuhkan strategi pembebasan untuk mengakhiri penderitaan.
Selepas menyelesaikan studinya pada Juni 1953, ia segera melanjutkan petualangannya dan pergi ke Guatemala. Di sana ia bertemu Jacobo Arbenz yang baru terpilih sebagai presiden secara demokratis dua tahun sebelumnya. Guevara melihat Arbenz melakukan revolusi dengan menggagas reformasi agraria dan memutus sistem latifundia yang menekankan kepemilikan tunggal lahan tanah yang luas.
United Fruit Company, perusahaan buah khususnya pisang milik Amerika di Guatemala, terkena dampak kebijakan Presiden Arbenz. Benar saja, kudeta atas Arbenz terjadi pada 1954 oleh sayap kanan Armas dengan dukungan CIA.
Kejadian ini menjadi titik balik bagaimana Che Guevara melihat Amerika Serikat tidak menyukai model pemerintahan yang berhaluan kiri dan progresif yang sedang berjuang memperbaiki ketimpangan sosial ekonomi di tanah Amerika Latin. Sejak itu Che melihat jalannya sosialisme harus diwujudkan lewat revolusi bersenjata untuk mengusir para imperialis.
Meninggalkan Guatemala, Che bertolak ke Meksiko. Disana ia bertemu Fidel dan Raul Castro, dua orang kakak beradik tahanan politik yang sedang mempersiapkan penggulingan diktator Fulgencio Batista di Kuba. Che kemudian bergabung dalam Gerakan 26 Juli yang memulai serangan ke Kuba melawan tentara Batista. Memulai kerja revolusionernya ddengan menjadi dokter medis bagi para gerilyawan, ia juga kemudian mengangkat senjata.
BBC menulis kemenangan taktik gerilya telah dicapai oleh Che Guevara, Fidel dan Raul Castro, juga para pejuang lainnya pada 1959. Mereka punya semangat yang sama dalam menjalankan negara: anti-imperialisme. Che Guevara kemudian didapuk menjadi Presiden Bank Nasional Kuba dan setelahnya menjadi menteri industri. Semasa itu ia berkeliling dunia sebagai duta Kuba mengunjungi negara-negara dunia ketiga, termasuk ke Indonesia menemui Sukarno.
Petualangannya tidak berhenti di situ. Ia kemudian meletakkan segala jabatannya di Kuba pada 1965 untuk kembali masuk ke negara-negara berkembang untuk menyebarkan revolusi. Bertolak ke Kongo, ia melatih pasukan pemberontak agar bisa berperang gerilya namun mendapati kegagalan karena terpecahnya perjuangan dan faktor-faktor lain.
Karena telah berpamitan dengan Kuba, ia enggan kembali dan Radio Praha menuliskan bahwa ia pernah tinggal di Praha selama enam bulan. Pada 1966, ia diam-diam kembali lagi ke Kuba dan melanjutkan perjalanan ke Bolivia memimpin pasukan memberontak terhadap pemerintah René Barrientos Ortuno.
Akhir Perjalanan Revolusi
National Security Archive dari The George Washington University melaporkan Félix RodrÃguez, seorang eksil Kuba dari rezim Batista menjadi bagian dari divisi kegiatan khusus CIA yang punya andil dalam penangkapan Che Guevara. RodrÃguez tampil sebagai anggota penting dari kelompok ini setelah interogasi panjangnya dengan satu gerilyawan yang ditangkap dan berperan memfokuskan dua batalyon tentara Bolivia untuk bergerak di lokasi target tempat Guevara beroperasi.
Pagi hari pada 8 Oktober 1967, pasukan Bolivia menyerbu dengan kekuatan 1.800 tentara dan pertempuran tidak terhindarkan. Guevara terluka dan menjadi tawanan sedangkan RodrÃguez sebenarnya tidak menginginkan Guevara mati. Sesuai dengan keinginan CIA untuk menangkapnya hidup-hidup. Namun perintah eksekusi mati datang dari Presiden Bolivia René Barrientos Ortuno.
Karier Ernesto Guevara de la Serna diawali sebagai mahasiswa kedokteran di University of Buenos Aires. Memenuhi keinginannya yang ingin menjelajahi dunia, ia memulai petualangannya menyusuri Amerika Latin dengan sepeda motornya pada tahun 1950. Dari Argentina, ia menyusuri mulai dari Cile, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Panama, Miami, dan terakhir singgah di Florida.
Selama di perjalanan itu ia banyak menemui penduduk yang berkubang dalam kemiskinan, kelaparan, dan menderita penyakit. Tekad pembebasannya pun tumbuh. Ia melihat Amerika Latin sebagai persatuan Hispanik Amerika dengan kesamaan entitas kebudayaan dan ekonomi yang membutuhkan strategi pembebasan untuk mengakhiri penderitaan.
Selepas menyelesaikan studinya pada Juni 1953, ia segera melanjutkan petualangannya dan pergi ke Guatemala. Di sana ia bertemu Jacobo Arbenz yang baru terpilih sebagai presiden secara demokratis dua tahun sebelumnya. Guevara melihat Arbenz melakukan revolusi dengan menggagas reformasi agraria dan memutus sistem latifundia yang menekankan kepemilikan tunggal lahan tanah yang luas.
United Fruit Company, perusahaan buah khususnya pisang milik Amerika di Guatemala, terkena dampak kebijakan Presiden Arbenz. Benar saja, kudeta atas Arbenz terjadi pada 1954 oleh sayap kanan Armas dengan dukungan CIA.
Kejadian ini menjadi titik balik bagaimana Che Guevara melihat Amerika Serikat tidak menyukai model pemerintahan yang berhaluan kiri dan progresif yang sedang berjuang memperbaiki ketimpangan sosial ekonomi di tanah Amerika Latin. Sejak itu Che melihat jalannya sosialisme harus diwujudkan lewat revolusi bersenjata untuk mengusir para imperialis.
Meninggalkan Guatemala, Che bertolak ke Meksiko. Disana ia bertemu Fidel dan Raul Castro, dua orang kakak beradik tahanan politik yang sedang mempersiapkan penggulingan diktator Fulgencio Batista di Kuba. Che kemudian bergabung dalam Gerakan 26 Juli yang memulai serangan ke Kuba melawan tentara Batista. Memulai kerja revolusionernya ddengan menjadi dokter medis bagi para gerilyawan, ia juga kemudian mengangkat senjata.
BBC menulis kemenangan taktik gerilya telah dicapai oleh Che Guevara, Fidel dan Raul Castro, juga para pejuang lainnya pada 1959. Mereka punya semangat yang sama dalam menjalankan negara: anti-imperialisme. Che Guevara kemudian didapuk menjadi Presiden Bank Nasional Kuba dan setelahnya menjadi menteri industri. Semasa itu ia berkeliling dunia sebagai duta Kuba mengunjungi negara-negara dunia ketiga, termasuk ke Indonesia menemui Sukarno.
Petualangannya tidak berhenti di situ. Ia kemudian meletakkan segala jabatannya di Kuba pada 1965 untuk kembali masuk ke negara-negara berkembang untuk menyebarkan revolusi. Bertolak ke Kongo, ia melatih pasukan pemberontak agar bisa berperang gerilya namun mendapati kegagalan karena terpecahnya perjuangan dan faktor-faktor lain.
Karena telah berpamitan dengan Kuba, ia enggan kembali dan Radio Praha menuliskan bahwa ia pernah tinggal di Praha selama enam bulan. Pada 1966, ia diam-diam kembali lagi ke Kuba dan melanjutkan perjalanan ke Bolivia memimpin pasukan memberontak terhadap pemerintah René Barrientos Ortuno.
Akhir Perjalanan Revolusi
National Security Archive dari The George Washington University melaporkan Félix RodrÃguez, seorang eksil Kuba dari rezim Batista menjadi bagian dari divisi kegiatan khusus CIA yang punya andil dalam penangkapan Che Guevara. RodrÃguez tampil sebagai anggota penting dari kelompok ini setelah interogasi panjangnya dengan satu gerilyawan yang ditangkap dan berperan memfokuskan dua batalyon tentara Bolivia untuk bergerak di lokasi target tempat Guevara beroperasi.
Pagi hari pada 8 Oktober 1967, pasukan Bolivia menyerbu dengan kekuatan 1.800 tentara dan pertempuran tidak terhindarkan. Guevara terluka dan menjadi tawanan sedangkan RodrÃguez sebenarnya tidak menginginkan Guevara mati. Sesuai dengan keinginan CIA untuk menangkapnya hidup-hidup. Namun perintah eksekusi mati datang dari Presiden Bolivia René Barrientos Ortuno.
loading...
Post a Comment