Gajah jantan berusia 40 ditemukan mati membusuk di salah satu kebun di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (19/7/2017). (Foto: KBR/Erwin Djalaluddin/BKSDA Aceh) |
AMP - Seekor gajah jantan ditemukan mati di Dusun Payalah, Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, pada Rabu (19/7/2017).
Bangkai gajah yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun itu mati diduga jadi korban perburuan menggunakan senjata api.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan gajah itu ditemukan tanpa gading. Bangkai gajah itu ditemukan dalam kondisi membusuk, diperkirakan sudah mati sejak tiga minggu lalu.
Sapto menjelaskan kepala gajah terbelah, diduga dilakukan pelaku pemburu ketika hendak mengambil gading gajah. Bahkan, terdapat pula bekas tembakan pada bagian tulang tengkorak.
"Gading yang diburu itu panjangnya lebih 1 meter. Berat gajah kemungkinan bisa sampai 2,5 sampai 3 ton. Tim forensik kami baru akan ke lapangan besok dengan Polres. Tapi kasus ini sudah diselidiki Polres dan besok baru dilakukan otopsi di lapangan," kata Sapto kepada KBR, Rabu (19/7/2017).
Sapto mengatakan tim BKSDA berencana mengotopsi satwa dilindungi tersebut, diantaranya dengan mengabil sampel untuk diteliti di laboratorium. Kematian gajah di Aceh Tengah ini merupakan yang keempat kalinya terjadi di Provinsi Aceh sepanjang tahun 2017.
"Kami diberitahukan polisi yang bertugas di Polsek Ketol, bahwa ada bangkai gajah mati di salah-satu kebun warga. Selanjutnya, kami bersama Polsek turun mengecek ke lokasi, ternyata benar," kata Sapto.
Lokasi tempat kejadian perkara kini dipasang garis polisi.
Berdasarkan data BKSDA Aceh, sejak 2010 sampai 2017 ada 47 ekor gajah yang mati di wilayah itu. Termasuk satu janin gajah berusia 12 bulan yang ditemukan mati di alur sungai Kabupaten Pidie dan satu ekor anak gajah bernama Paijit yang dalam proses perawatan ketika dipulangkan dari Aceh Timur.
Ada tiga penyebab utama gajah atau poe meurah (sebutan akrab warga Aceh terhadap gajah) selama tujuh tahun terakhir, yaitu dengan cara dijerat, diburu dan diracun. Hampir seluruh gajah dewasa yang mati kehilangan gadingnya. [kbr.id]
Bangkai gajah yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun itu mati diduga jadi korban perburuan menggunakan senjata api.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan gajah itu ditemukan tanpa gading. Bangkai gajah itu ditemukan dalam kondisi membusuk, diperkirakan sudah mati sejak tiga minggu lalu.
Sapto menjelaskan kepala gajah terbelah, diduga dilakukan pelaku pemburu ketika hendak mengambil gading gajah. Bahkan, terdapat pula bekas tembakan pada bagian tulang tengkorak.
"Gading yang diburu itu panjangnya lebih 1 meter. Berat gajah kemungkinan bisa sampai 2,5 sampai 3 ton. Tim forensik kami baru akan ke lapangan besok dengan Polres. Tapi kasus ini sudah diselidiki Polres dan besok baru dilakukan otopsi di lapangan," kata Sapto kepada KBR, Rabu (19/7/2017).
Sapto mengatakan tim BKSDA berencana mengotopsi satwa dilindungi tersebut, diantaranya dengan mengabil sampel untuk diteliti di laboratorium. Kematian gajah di Aceh Tengah ini merupakan yang keempat kalinya terjadi di Provinsi Aceh sepanjang tahun 2017.
"Kami diberitahukan polisi yang bertugas di Polsek Ketol, bahwa ada bangkai gajah mati di salah-satu kebun warga. Selanjutnya, kami bersama Polsek turun mengecek ke lokasi, ternyata benar," kata Sapto.
Lokasi tempat kejadian perkara kini dipasang garis polisi.
Berdasarkan data BKSDA Aceh, sejak 2010 sampai 2017 ada 47 ekor gajah yang mati di wilayah itu. Termasuk satu janin gajah berusia 12 bulan yang ditemukan mati di alur sungai Kabupaten Pidie dan satu ekor anak gajah bernama Paijit yang dalam proses perawatan ketika dipulangkan dari Aceh Timur.
Ada tiga penyebab utama gajah atau poe meurah (sebutan akrab warga Aceh terhadap gajah) selama tujuh tahun terakhir, yaitu dengan cara dijerat, diburu dan diracun. Hampir seluruh gajah dewasa yang mati kehilangan gadingnya. [kbr.id]
loading...
Post a Comment