Dome of The Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa. (Reuters/Eliana Aponte/File Photo) |
Masjid yang memiliki kubah berwarna perak itu berdiri di kompleks Al-Haram Asy-Syarif di area seluas 14 hektare. Di kompleks tersebut, terdapat Dome of The Rock, yang diyakini sebagai tempat pijakan Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj. Nah, masjid The Dome of The Rock inilah yang sering disangka sebagai Masjid Al-Aqsa.
Bangunan suci tersebut menjadi sumber konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Salah satu pemicu konflik adalah adanya pergerakan dari kaum Yahudi untuk beribadah di kompleks suci tersebut. Yahudi menyebut kompleks Al-Haram Asy-Syarif sebagai 'Temple Mount' atau Bukit Suci.
Berikut ini fakta-fakta tentang Masjid Al-Aqsa yang dirangkum detikcom dari berbagai sumber:
1. Jadi Tempat Pijakan Nabi Muhammad untuk Isra Mikraj
Umat muslim meyakini, Nabi Muhammad singgah di Masjid Al-Aqsa dalam perjalanan Isra Mikraj menuju langit. Tempat pijakan tersebut berbentuk batu yang kini terdapat di Dome of The Rock.
Nabi Muhammad pergi Mikraj menggunakan Buraq dan melaksanakan perintah Allah SWT untuk menjalankan salat. Selain itu, diyakini batu tersebut merupakan tempat Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih Nabi Ismail.
Dalam sejumlah hadis juga disebut Masjid Al-Aqsa menjadi masjid istimewa karena menjadi kiblat pertama umat Islam.
2. Terdiri dari Beberapa Masjid
Banyak orang mengira di kompleks Al-Haram Al-Syarif hanya terdapat Masjid Al-Aqsa. Banyak pula yang menyebut Dome of The Rock sebagai Masjid Al-Aqsa.
Faktanya, selain Al-Aqsa, di kompleks tersebut terdapat beberapa masjid, yaitu Masjid Qibly, Masjid Buraq, dan Masjid Marwan.
3. Kubah Batu Pertama yang Dibangun dalam Sejarah Islam
Dome of The Rock menjadi kubah pertama yang dibangun dalam sejarah Islam. Bangunan itu dibangun oleh Khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan.
Penambahan lapisan emas pada kubah dilakukan pada masa pemerintahan Ottoman.
4. Jadi Tempat Sampah
Ternyata pada masa kependudukan Romawi, kompleks Al-Aqsa pernah menjadi tempat pembuangan sampah. Ketika itu umat Yahudi tidak diperbolehkan tinggal di kota tersebut. Setelah Umar bin Khatab berhasil membebaskan kota dari Romawi, barulah Umar menyingkirkan sampah-sampah itu dengan tangan sendiri.
Umar juga memperbolehkan kembali umat Yahudi kembali ke Yerusalem setelah berabad-abad diasingkan. (Detik)
loading...
Post a Comment