AMP - Dua pasang muda-mudi terjaring razia Satpol PP/WH Aceh Selatan, Jumat sore (21/7/2017).
Mereka kedapatan sedang bercumbu di pondok-pondok yang disediakan salah satu kafe di kawasan Gampong Gunung Kerambil, Kecamatan Tapaktuan.
Kasatpol PP/WH Rahmat Nuddin mengatakan, pasangan muda-mudi yang terjaring tersebut adalah warga Kecamatan Mukek, dan masih berstatus pelajar.
“Saat penangkapan kedua muda-mudi non muhrim itu sedang asik bercumbu,” katanya.
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, petugas langsung mengamankan dua pasangan tersebut untuk pembinaan.
"Kedua pasangan itu sudah kita lepas dengan catatan mereka harus membawa kedua orang tuanya dan perangkat desa untuk untuk pembinaan. Senin nanti orang tua yang bersangkutan akan datang ke kantor untuk kita beri arahan," ujarnya.
Satpol PP/WH, kata Rahmat, berharap kerjasama dan partisipasi geuchik dan perangkat gampong serta ulama untuk ikut mengawasi tempat-tempat yang mudah menimbulkan maksiat.
“Sebab kami juga tidak bisa bekerja sendiri mengawasi tempat yang rawan maksiat, tanpa bantuan masyarakat,” katanya.
Sementara untuk pengelola kafe, kata Rahmat, juga sudah diberi peringatan agar tak menyediakan tempat-tempat yang bisa mendukung terjadinya maksiat.
“Tapi kalau tidak bisa diindahkan, kami akan ‘angkat’ yang punya tempat,” katanya. (Beritakini)
Mereka kedapatan sedang bercumbu di pondok-pondok yang disediakan salah satu kafe di kawasan Gampong Gunung Kerambil, Kecamatan Tapaktuan.
Kasatpol PP/WH Rahmat Nuddin mengatakan, pasangan muda-mudi yang terjaring tersebut adalah warga Kecamatan Mukek, dan masih berstatus pelajar.
“Saat penangkapan kedua muda-mudi non muhrim itu sedang asik bercumbu,” katanya.
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, petugas langsung mengamankan dua pasangan tersebut untuk pembinaan.
"Kedua pasangan itu sudah kita lepas dengan catatan mereka harus membawa kedua orang tuanya dan perangkat desa untuk untuk pembinaan. Senin nanti orang tua yang bersangkutan akan datang ke kantor untuk kita beri arahan," ujarnya.
Satpol PP/WH, kata Rahmat, berharap kerjasama dan partisipasi geuchik dan perangkat gampong serta ulama untuk ikut mengawasi tempat-tempat yang mudah menimbulkan maksiat.
“Sebab kami juga tidak bisa bekerja sendiri mengawasi tempat yang rawan maksiat, tanpa bantuan masyarakat,” katanya.
Sementara untuk pengelola kafe, kata Rahmat, juga sudah diberi peringatan agar tak menyediakan tempat-tempat yang bisa mendukung terjadinya maksiat.
“Tapi kalau tidak bisa diindahkan, kami akan ‘angkat’ yang punya tempat,” katanya. (Beritakini)
loading...
Post a Comment