Ilustrasi |
AMP - Sebanyak 30 keluarga Yahudi pernah menetap di Aceh, demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Teuku Cut Mahmud Azis, dosen FISIP Umuslim Bireuen yang disampaikan pada diskusi rutin ICAIOS, Jumat (20/5) . Menurutnya, bukti sejarah dari keberadaan Yahudi di Aceh terdapat di Kerkoff, pemakaman Belanda di Banda Aceh. Menariknya, tidak banyak orang Aceh hari ini yang tahu bahwa pemakaman Kerkoff juga berisi orang-orang Yahudi masa Hindia Belanda.
Teuku Cut yang telah melacak keluarga klan Yahudi Aceh itu berkisah bahwa pada abad ke-13, Sultan Aceh pernah mengangkat seorang Yahudi sebagai juru bahasa kesultanan Aceh Darussalam. Kedatangan Yahudi ke Aceh menurutnya hanya untuk berdagang tanpa maksud menyebarkan agama. Adapun jumlah kuburan Yahudi, berdasar hitungan alumni UGM itu sebanyak 24 kuburan yang saat ini terdapat di Kerkoff.
Selain itu, bukti lain menunjukkan bahwa nama Blower, kampung tempat letaknya pemakaman Kerkoff yang berisi orang Yahudi itu berasal dari sebutan tuan tanah, Bolchover yang merupakan orang Yahudi asli. Sebutan itu kemudian mengalami perubahan sebab susah diucapkan. Meskipun demikian, ada dua tafsiran terkait penyebutan Blower. “Ada yang bilang dari nama Bolchover dan ada yang bilang dari baling-baling mesin,” jelas Teuku.
Alumni Universitas per Stranieri Siena mengaku belum menemukan adanya komunitas Yahudi di Aceh. Namun ia yakin sangat besar peluang orang Yahudi masih ada di Aceh tapi tidak tercatat. Menurutnya, hal itu disebabkan Yahudi sendiri mengalami dua kali diaspora, zaman Romawi dan Babilonia, mereka mengalami pengusiran yang cukup besar. “Mereka terusir dari negaranya sendiri dan berdiaspora ke beberapa wilayah yang berbeda,” ungkapnya.
Sementara di Indonesia, ia menyebutkan ada dua fase keberadaan Yahudi yang harus diperhatikan, fase sebelum VOC yang dokumennya sangat terbatas dan fase VOC yang dokumennya baru muncul pada abad ke-18. “Sampai sekarang kalo kita tanya ada berapa jumlah orang Yahudi di Inodonesia, ada yang bilang 2000 dan ada 200. Tapi menurut saya ada 2000. Tapi kan Yahudi itu bermacam-macam. Ada yang keturunan atau pun menikah dengan orang Yahudi,” ujar laki-laki yang dibesarkan di kampung Blower itu.(AJNN)
Teuku Cut yang telah melacak keluarga klan Yahudi Aceh itu berkisah bahwa pada abad ke-13, Sultan Aceh pernah mengangkat seorang Yahudi sebagai juru bahasa kesultanan Aceh Darussalam. Kedatangan Yahudi ke Aceh menurutnya hanya untuk berdagang tanpa maksud menyebarkan agama. Adapun jumlah kuburan Yahudi, berdasar hitungan alumni UGM itu sebanyak 24 kuburan yang saat ini terdapat di Kerkoff.
Selain itu, bukti lain menunjukkan bahwa nama Blower, kampung tempat letaknya pemakaman Kerkoff yang berisi orang Yahudi itu berasal dari sebutan tuan tanah, Bolchover yang merupakan orang Yahudi asli. Sebutan itu kemudian mengalami perubahan sebab susah diucapkan. Meskipun demikian, ada dua tafsiran terkait penyebutan Blower. “Ada yang bilang dari nama Bolchover dan ada yang bilang dari baling-baling mesin,” jelas Teuku.
Alumni Universitas per Stranieri Siena mengaku belum menemukan adanya komunitas Yahudi di Aceh. Namun ia yakin sangat besar peluang orang Yahudi masih ada di Aceh tapi tidak tercatat. Menurutnya, hal itu disebabkan Yahudi sendiri mengalami dua kali diaspora, zaman Romawi dan Babilonia, mereka mengalami pengusiran yang cukup besar. “Mereka terusir dari negaranya sendiri dan berdiaspora ke beberapa wilayah yang berbeda,” ungkapnya.
Sementara di Indonesia, ia menyebutkan ada dua fase keberadaan Yahudi yang harus diperhatikan, fase sebelum VOC yang dokumennya sangat terbatas dan fase VOC yang dokumennya baru muncul pada abad ke-18. “Sampai sekarang kalo kita tanya ada berapa jumlah orang Yahudi di Inodonesia, ada yang bilang 2000 dan ada 200. Tapi menurut saya ada 2000. Tapi kan Yahudi itu bermacam-macam. Ada yang keturunan atau pun menikah dengan orang Yahudi,” ujar laki-laki yang dibesarkan di kampung Blower itu.(AJNN)
loading...
Post a Comment