AMP - Dalam lawatan hari keduanya di Vietnam kemarin, Presiden Barack Obama mengunjungi Ho Chi Minh City, kota terbesar di negara itu. Dia juga menghabiskan malam di Hanoi.
Di sela-sela kunjungannya itu, Obama menyempatkan diri untuk berwisata kuliner. Pada Senin malam (23/5), celebrity chef Anthony Bourdain berkesempatan mengajak Obama menikmati sajian khas Vietnam.
Bourdain yang menjadi host Parts Unknown, tayangan makan dan jalan-jalan di CNN, menikmati santap malam di restoran Huong Lien. Rumah makan tersebut menyajikan menu utama bun cha, babi panggang dengan mi berbahan beras yang dikombinasikan dengan sayur segar. Santap malam ini juga ditemani beer khas Vietnam.
Di Twitter-nya, Bourdain menyatakan bahwa total harga makan malam itu adalah USD 6 atau sekitar Rp 80 ribu. Bourdain yang mentraktir.
“Obama juga cukup mahir menggunakan sumpit,” tutur Bourdain di twitternya.
Sementara itu kedatangan Obama di Vietnam bukan sekadar wisata kuliner. Pencabutan embargo AS atas Vietnam juga diumumkan di Hanoi, ibu kota negara komunis tersebut. Vietnam telah menegaskan upaya kedua negara dalam menghadang kekuatan Beijing di Laut China Selatan.
Di kota pusat bisnis yang juga dikenal dengan Saigon -nama lamanya- tersebut, Obama menggembar-gemborkan Trans-Pacific Partnership (TPP), sebuah pakta perdagangan 12 negara di Pacific Rim, termasuk Vietnam
Blok itu pada dasarnya juga digalang AS untuk meredam dominasi Tiongkok dalam perdagangan global. Di Saigon, Obama berbincang dengan tiga pebisnis muda dengan disaksikan khalayak yang hadir di Dreamplex, pusat para pelaku start-up di sana. Vietnam dianggap sebagai penerima manfaat yang cukup besar dalam pakta perdagangan itu.
Volume perdagangan kedua negara yang pernah bermusuhan tersebut meningkat tajam, dari USD 450 juta saat normalisasi hubungan pada 1995 menjadi USD 45 miliar tahun lalu. Washington adalah pembeli terbesar produk Vietnam seperti televisi, telepon cerdas, pakaian, dan seafood.
''TPP tidak hanya memperbolehkan menjual lebih banyak barang antarkita dan membuat ekonomi lebih dekat, tapi juga mengakselerasi reformasi ekonomi, meningkatkan daya saing, dan membuka pasar baru,'' kata Obama.
Di Saigon, Obama disambut warga dengan antusias. Saat iring-iringan mobil The Leader of the Free World itu tiba di Pagoda Jade Emperor, warga setempat meneriakkan nama Obama. Ada pula perempuan yang menggandeng anak berkostum Captain America. Lengkap dengan perisainya.
Meski demikian, ironi terjadi di tengah pencabutan embargo AS atas Vietnam. Sejumlah aktivis dihalangi pemerintah untuk bertemu dengan Obama. Nguyeng Quang A, salah seorang cendekiawan yang diundang, bercerita kepada Reuters bahwa ada sepuluh polisi yang datang ke rumahnya. Dia lantas dibawa ke dalam mobil yang membawanya ke luar kota sampai Obama meninggalkan Hanoi. Ha Huy Son, pengacara vokal, juga mendapat hambatan untuk bertemu dengan Obama.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), termasuk kebebasan berbicara, sebenarnya menjadi isu terakhir yang mengganjal dari prasyarat pencabutan embargo. Menanggapi upaya menghalangi para aktivis itu, Obama menegaskan bahwa masih perlu ada perhatian lebih pada isu-isu kebebasan berpendapat, berkumpul, serta akuntabilitas pemerintah. (Reuters/CNN/c7/sof/flo/jpnn)
Di sela-sela kunjungannya itu, Obama menyempatkan diri untuk berwisata kuliner. Pada Senin malam (23/5), celebrity chef Anthony Bourdain berkesempatan mengajak Obama menikmati sajian khas Vietnam.
Bourdain yang menjadi host Parts Unknown, tayangan makan dan jalan-jalan di CNN, menikmati santap malam di restoran Huong Lien. Rumah makan tersebut menyajikan menu utama bun cha, babi panggang dengan mi berbahan beras yang dikombinasikan dengan sayur segar. Santap malam ini juga ditemani beer khas Vietnam.
Di Twitter-nya, Bourdain menyatakan bahwa total harga makan malam itu adalah USD 6 atau sekitar Rp 80 ribu. Bourdain yang mentraktir.
“Obama juga cukup mahir menggunakan sumpit,” tutur Bourdain di twitternya.
Sementara itu kedatangan Obama di Vietnam bukan sekadar wisata kuliner. Pencabutan embargo AS atas Vietnam juga diumumkan di Hanoi, ibu kota negara komunis tersebut. Vietnam telah menegaskan upaya kedua negara dalam menghadang kekuatan Beijing di Laut China Selatan.
Di kota pusat bisnis yang juga dikenal dengan Saigon -nama lamanya- tersebut, Obama menggembar-gemborkan Trans-Pacific Partnership (TPP), sebuah pakta perdagangan 12 negara di Pacific Rim, termasuk Vietnam
Blok itu pada dasarnya juga digalang AS untuk meredam dominasi Tiongkok dalam perdagangan global. Di Saigon, Obama berbincang dengan tiga pebisnis muda dengan disaksikan khalayak yang hadir di Dreamplex, pusat para pelaku start-up di sana. Vietnam dianggap sebagai penerima manfaat yang cukup besar dalam pakta perdagangan itu.
Volume perdagangan kedua negara yang pernah bermusuhan tersebut meningkat tajam, dari USD 450 juta saat normalisasi hubungan pada 1995 menjadi USD 45 miliar tahun lalu. Washington adalah pembeli terbesar produk Vietnam seperti televisi, telepon cerdas, pakaian, dan seafood.
''TPP tidak hanya memperbolehkan menjual lebih banyak barang antarkita dan membuat ekonomi lebih dekat, tapi juga mengakselerasi reformasi ekonomi, meningkatkan daya saing, dan membuka pasar baru,'' kata Obama.
Di Saigon, Obama disambut warga dengan antusias. Saat iring-iringan mobil The Leader of the Free World itu tiba di Pagoda Jade Emperor, warga setempat meneriakkan nama Obama. Ada pula perempuan yang menggandeng anak berkostum Captain America. Lengkap dengan perisainya.
Meski demikian, ironi terjadi di tengah pencabutan embargo AS atas Vietnam. Sejumlah aktivis dihalangi pemerintah untuk bertemu dengan Obama. Nguyeng Quang A, salah seorang cendekiawan yang diundang, bercerita kepada Reuters bahwa ada sepuluh polisi yang datang ke rumahnya. Dia lantas dibawa ke dalam mobil yang membawanya ke luar kota sampai Obama meninggalkan Hanoi. Ha Huy Son, pengacara vokal, juga mendapat hambatan untuk bertemu dengan Obama.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), termasuk kebebasan berbicara, sebenarnya menjadi isu terakhir yang mengganjal dari prasyarat pencabutan embargo. Menanggapi upaya menghalangi para aktivis itu, Obama menegaskan bahwa masih perlu ada perhatian lebih pada isu-isu kebebasan berpendapat, berkumpul, serta akuntabilitas pemerintah. (Reuters/CNN/c7/sof/flo/jpnn)
loading...
Post a Comment