![]() |
Ilustrasi |
AMP - Sekitar 70 persen wanita di Tenggulun, Aceh Tamiang, menikah setelah duluan hamil. Indikasinya karena s3ks bebas di daerah itu.
Zulfikar, Camat Tenggulun, menyebutkan, muda-mudi di Tenggulun dulunya bercinta di atas sepeda motor. Ada juga di bawah pohon sawit. Perbuatan itu mereka lakukan saat maraknya hiburan malan di daerah itu, beberapa tahun lalu.
Namun, imbuh Zulfikar, pada 2016, angka tersebut menurun hingga 40 persen setelah muspika setempat mengeluarkan maklumat meniadakan hiburan malam. “Dibolehkan hanya sampai sore hari. Dan menargetkan tahun depan menjadi nol,”ujar Zulfikar kepada Prohaba, kemarin.
Camat Tenggulun itu menyebutkan, berdasarkan hasil rapat kordinasi terungkap, sebagian besar pemuda menikah setelah hamil duluan. Kondisi kecamatan yang dipenuhi kebun sawit juga mendukung dilaksanakan tarian erotis yang menggugah nafsu pengunjung.
Kondisi inilah yang juga membuka peluang minuman keras beredar di tengah warga. Sehingga, warga mabuk-mabukan juga tidak dapat dicegah.
Pada awal 2015, Muspika Tenggulun mengeluarkan maklumat kepada warga, agar mengaktifkan siskamling. Setelah setahun berjalan, dampaknya sangat positif, angka pernikahan nikah duluan turun hingga 40 persen.
“Bersama muspika, ulama, datok penghulu, dan tokoh masyarakat, menargetkan tahun depan tidak ada lagi pemuda tenggulun yang menikah setelah hamil duluan,” ujarnya.
Sedangkan untuk kelanjutan menjaga lingkungan, maklumat muspika lainnya juga melarang menangkap ikan menggunakan strom listrik dan racun serta menumbuhkan semangat gotong-royong di tengah warga.
“Hukum adat juga diberlakukan. Jika kedapatan selingkuh, konsekuensinya diusir dari desa,” pungkas Zulfikar.[*]
Zulfikar, Camat Tenggulun, menyebutkan, muda-mudi di Tenggulun dulunya bercinta di atas sepeda motor. Ada juga di bawah pohon sawit. Perbuatan itu mereka lakukan saat maraknya hiburan malan di daerah itu, beberapa tahun lalu.
Namun, imbuh Zulfikar, pada 2016, angka tersebut menurun hingga 40 persen setelah muspika setempat mengeluarkan maklumat meniadakan hiburan malam. “Dibolehkan hanya sampai sore hari. Dan menargetkan tahun depan menjadi nol,”ujar Zulfikar kepada Prohaba, kemarin.
Camat Tenggulun itu menyebutkan, berdasarkan hasil rapat kordinasi terungkap, sebagian besar pemuda menikah setelah hamil duluan. Kondisi kecamatan yang dipenuhi kebun sawit juga mendukung dilaksanakan tarian erotis yang menggugah nafsu pengunjung.
Kondisi inilah yang juga membuka peluang minuman keras beredar di tengah warga. Sehingga, warga mabuk-mabukan juga tidak dapat dicegah.
Pada awal 2015, Muspika Tenggulun mengeluarkan maklumat kepada warga, agar mengaktifkan siskamling. Setelah setahun berjalan, dampaknya sangat positif, angka pernikahan nikah duluan turun hingga 40 persen.
“Bersama muspika, ulama, datok penghulu, dan tokoh masyarakat, menargetkan tahun depan tidak ada lagi pemuda tenggulun yang menikah setelah hamil duluan,” ujarnya.
Sedangkan untuk kelanjutan menjaga lingkungan, maklumat muspika lainnya juga melarang menangkap ikan menggunakan strom listrik dan racun serta menumbuhkan semangat gotong-royong di tengah warga.
“Hukum adat juga diberlakukan. Jika kedapatan selingkuh, konsekuensinya diusir dari desa,” pungkas Zulfikar.[*]
Sumber: prohaba.co
loading...
Post a Comment