AMP - Tarmizi Karim bisa tersenyum lega, dirinya mendapatkan amunisi tambahan untuk bersaing di pilkada Aceh 2017 mendatang.
Partai Golkar resmi mendukung Tarmizi Karim. Namun anehnya, SK tersebut tidak menuliskan nama Zaini Djalil sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di DPP Partai Golkar , Rabu (31/8), terlihat adanya spanduk yang terpasang hanya memuat nama Tarmizi Karim seorang.
Hal ini lantas menimbulkan spekulasi dilapangan yang menyebutkan adanya kocok ulang calon wakil Gubernur Aceh pendamping Tarmizi Karim.
Golkar yang sebelumnya dianggap telah kehilangan momen di pilkada Aceh kini mulai melakukan lobi ke partai pengusung untuk merubah komposisi cawagub.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengatakan dukungan yang dideklarasikan partainya hanya untuk Tarmizi Karim seorang bukan pasangan.
“iya benar hanya untuk Pak Tarmizi Karim, sedangkan wakil kami belum putuskan, masih dibahas bersama partai pengusung,” ujar Setya Novanto.
Senada dengan Setya, Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, TM Nurlif mengatakan Partai Golkar sedang berkomunikasi dengan partai pengusung untuk finalisasi calon yang akan diusung.
“Saya mendapat kabar jika PKPI belum mengeluarkan surat dukungan, tapi sudah pasti mengusung Pak Tarmizi, pihak DPP berharap ada kesempatan bagi Partai Golkar untuk memberikan kader terbaik mendampingi Tarmizi Karim. Sedangkan PPP saya kurang tahu,” ujarnya.
TM Nurlif juga mengakui dirinya masih ditunjuk sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur sesuai kesepakatan pengurus DPP Partai Golkar. “Hingga hari ini belum ada peninjauan ulang dari kesepakatan awal terkait pencalonan saya,” ujarnya.
TM Nurlif mengatakan menerima segala keputusan dari DPP Partai Golkar terkait calon wakil gubernur yang akan mendamping Tarmizi Karim.” Saya ikut arahan dari DPP, tetapi memang sudah ada pembicaraan awal terkait calon wakil gubernur jika nantinya Golkar dukung Tarmizi,” ujarnya kepada Tabloid HarianMerdeka via sambungan telepon.
Sementara itu Ketua PPP Aceh Tgk Amri M Ali mengatakan wacana kocok ulang calon wakil Tarmizi Karim adalah hak DPP. “Semua kewenangan ada di DPP, saya rasa siapapun yang nanti diusung itulah pasangan terbaik dari koalisi partai, kami siap menjalankan apapun perintah dari DPP PPP,” ujarnya.
Tgk Amri mengakui, dirinya juga mendengar adanya informasi tersebut. “Samar-samar saya dengar ada pembicaraan kesitu, tetapi lebih jelasnya coba hubungi DPP PPP di Jakarta,” katanya.
Informasi yang dihimpun oleh redaksi Tabloid HarianMerdeka, dikalangan elit partai pengusung, masih meragukan sosok Zaini Djalil karena dianggap kurang mampu mendongkrak perolehan suara di pilgub.
“Saya tidak meragukan kapasitas Pak Zaini dalam memimpin parpol, namun hal ini berbeda jika beliau diusulkan menjadi calon wakil gubernur, beliau kurang populer di Aceh, terlalu banyak warga Aceh yang belum mengenalnya dibandingkan yang sudah mengenal sosoknya,” ujar pengurus partai koalisi.
Dirinya beralasan Tarmizi akan kesulitan mendulang suara karena berasal dari daerah yang sama dengan Irwandi. “Pak Zaini orang Bireuen, tetapi kita harus akui suara Bireuen masih dipegang oleh Irwandi, lebih tepat mungkin Pak Sulaiman Abda yang dipasangkan, atau Sayed Fuad Zakaria yang lebih dikenal pemilih,”
Selain Golkar, NasDem, PKPI dan PPP, Partai Hanura juga merapat ke kubu Tarmizi Karim. Salah satu ketua DPP Hanura, Amir Faisal terlihat hadir dalam konferensi pers Partai Golkar.
Menariknya, Amir Faisal dulu sempat dikabarkan akan menjadi Calon Wakil Gubernur Aceh mendampingi Mualem. Amir Faisal sering mengundang Mualem berkunjung ke warung kopi miliknya di kawasan Kalibata, Jakarta.
Bahkan yang mengejutkan Amir Faisal didaulat menjadi ketua panitia Turnamen Bulutangkis Piala Wagub Aceh beberapa bulan lalu di GOR KONI. Hal ini sempat menimbulkan tanda tanya dalam pengurus PBSI Aceh siapa Amir Faisal sehingga tiba-tiba menjadi ketua panitia.
Ketua PBSI Aceh, TB Herman mengaku tidak tahu siapa Amir Faisal yang menjadi ketua panitia, hal ini sangat mengejutkan pengurus Badminton se Aceh.
Namun setelah Mualem lebih memilih TA Khalid, Amir Faisal pun menjauhi Mualem dan berpaling ke Tarmizi Karim.
Salah satu sumber terpercaya menyebutkan, Amir Faisal juga mengincar posisi Cawagub Tarmizi. “Tarmizi mengaku ke kawan-kawan partai di Jakarta dirinya menolak pinangan dari Mualem. Itu yang berkembang di Jakarta, saya tidak tahu kenapa dia menolak pinangan Mualem, sangat aneh padahal semua ketua DPD di Aceh ingin menjadi wakil Mualem, tapi saya rasa itu hanya alibi nya saja, karena kecewa tidak dijadikan calon Wagub,”
Ketua DPW NasDem Aceh, Zaini Djalil mengatakan partainya mengusung Tarmizi tanpa deal politik apapun. “Saya tidak pernah meminta kepada pak Tarmizi harus menjadi wakil karena NasDem dukung beliau, tetapi ini merupakan kesepakatan bersama di DPP, saya selaku kader partai harus siap jika ditugaskan oleh DPP,”
Publik Aceh masih dibuat penasaran oleh tarik ulur kepentingan Jakarta dalam pilgub mendatang. Tarmizi Karim yang mengaku sebagai ‘titipan pusat’ hanya bisa mengikuti kemauan elit politik di Jakarta lantaran dirinya berasal dari non partai.
Kuncinya ada di Ketua Umum masing-masing partai, karena ditangan merekalah nasib pasangan Tarmizi Karim ditentukan. Dari 6 pasangan yang sudah pastikan maju, Tarmizi – Zaini satu-satunya pasangan yang berpotensi direposisi.
Apapun orang Aceh boleh cerita, tetapi ini gaweannya Jakarta. Karena Jakarta penentu seluruh kepala daerah di Indonesia yang maju dari jalur partai nasional. Tunggu saja siapa yang akhirnya mendampingi Tarmizi Karim pada saat dibukanya pendaftaran Cagub dan Cawagub oleh KIP Aceh, tepatnya 21 sampai 23 September bulan ini.
(Tabloid Harian Merdeka Edisi Bulan September 2016)
Partai Golkar resmi mendukung Tarmizi Karim. Namun anehnya, SK tersebut tidak menuliskan nama Zaini Djalil sebagai Calon Wakil Gubernur Aceh.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di DPP Partai Golkar , Rabu (31/8), terlihat adanya spanduk yang terpasang hanya memuat nama Tarmizi Karim seorang.
Hal ini lantas menimbulkan spekulasi dilapangan yang menyebutkan adanya kocok ulang calon wakil Gubernur Aceh pendamping Tarmizi Karim.
Golkar yang sebelumnya dianggap telah kehilangan momen di pilkada Aceh kini mulai melakukan lobi ke partai pengusung untuk merubah komposisi cawagub.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengatakan dukungan yang dideklarasikan partainya hanya untuk Tarmizi Karim seorang bukan pasangan.
“iya benar hanya untuk Pak Tarmizi Karim, sedangkan wakil kami belum putuskan, masih dibahas bersama partai pengusung,” ujar Setya Novanto.
Senada dengan Setya, Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, TM Nurlif mengatakan Partai Golkar sedang berkomunikasi dengan partai pengusung untuk finalisasi calon yang akan diusung.
“Saya mendapat kabar jika PKPI belum mengeluarkan surat dukungan, tapi sudah pasti mengusung Pak Tarmizi, pihak DPP berharap ada kesempatan bagi Partai Golkar untuk memberikan kader terbaik mendampingi Tarmizi Karim. Sedangkan PPP saya kurang tahu,” ujarnya.
TM Nurlif juga mengakui dirinya masih ditunjuk sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur sesuai kesepakatan pengurus DPP Partai Golkar. “Hingga hari ini belum ada peninjauan ulang dari kesepakatan awal terkait pencalonan saya,” ujarnya.
TM Nurlif mengatakan menerima segala keputusan dari DPP Partai Golkar terkait calon wakil gubernur yang akan mendamping Tarmizi Karim.” Saya ikut arahan dari DPP, tetapi memang sudah ada pembicaraan awal terkait calon wakil gubernur jika nantinya Golkar dukung Tarmizi,” ujarnya kepada Tabloid HarianMerdeka via sambungan telepon.
Sementara itu Ketua PPP Aceh Tgk Amri M Ali mengatakan wacana kocok ulang calon wakil Tarmizi Karim adalah hak DPP. “Semua kewenangan ada di DPP, saya rasa siapapun yang nanti diusung itulah pasangan terbaik dari koalisi partai, kami siap menjalankan apapun perintah dari DPP PPP,” ujarnya.
Tgk Amri mengakui, dirinya juga mendengar adanya informasi tersebut. “Samar-samar saya dengar ada pembicaraan kesitu, tetapi lebih jelasnya coba hubungi DPP PPP di Jakarta,” katanya.
Informasi yang dihimpun oleh redaksi Tabloid HarianMerdeka, dikalangan elit partai pengusung, masih meragukan sosok Zaini Djalil karena dianggap kurang mampu mendongkrak perolehan suara di pilgub.
“Saya tidak meragukan kapasitas Pak Zaini dalam memimpin parpol, namun hal ini berbeda jika beliau diusulkan menjadi calon wakil gubernur, beliau kurang populer di Aceh, terlalu banyak warga Aceh yang belum mengenalnya dibandingkan yang sudah mengenal sosoknya,” ujar pengurus partai koalisi.
Dirinya beralasan Tarmizi akan kesulitan mendulang suara karena berasal dari daerah yang sama dengan Irwandi. “Pak Zaini orang Bireuen, tetapi kita harus akui suara Bireuen masih dipegang oleh Irwandi, lebih tepat mungkin Pak Sulaiman Abda yang dipasangkan, atau Sayed Fuad Zakaria yang lebih dikenal pemilih,”
Selain Golkar, NasDem, PKPI dan PPP, Partai Hanura juga merapat ke kubu Tarmizi Karim. Salah satu ketua DPP Hanura, Amir Faisal terlihat hadir dalam konferensi pers Partai Golkar.
Menariknya, Amir Faisal dulu sempat dikabarkan akan menjadi Calon Wakil Gubernur Aceh mendampingi Mualem. Amir Faisal sering mengundang Mualem berkunjung ke warung kopi miliknya di kawasan Kalibata, Jakarta.
Bahkan yang mengejutkan Amir Faisal didaulat menjadi ketua panitia Turnamen Bulutangkis Piala Wagub Aceh beberapa bulan lalu di GOR KONI. Hal ini sempat menimbulkan tanda tanya dalam pengurus PBSI Aceh siapa Amir Faisal sehingga tiba-tiba menjadi ketua panitia.
Ketua PBSI Aceh, TB Herman mengaku tidak tahu siapa Amir Faisal yang menjadi ketua panitia, hal ini sangat mengejutkan pengurus Badminton se Aceh.
Namun setelah Mualem lebih memilih TA Khalid, Amir Faisal pun menjauhi Mualem dan berpaling ke Tarmizi Karim.
Salah satu sumber terpercaya menyebutkan, Amir Faisal juga mengincar posisi Cawagub Tarmizi. “Tarmizi mengaku ke kawan-kawan partai di Jakarta dirinya menolak pinangan dari Mualem. Itu yang berkembang di Jakarta, saya tidak tahu kenapa dia menolak pinangan Mualem, sangat aneh padahal semua ketua DPD di Aceh ingin menjadi wakil Mualem, tapi saya rasa itu hanya alibi nya saja, karena kecewa tidak dijadikan calon Wagub,”
Ketua DPW NasDem Aceh, Zaini Djalil mengatakan partainya mengusung Tarmizi tanpa deal politik apapun. “Saya tidak pernah meminta kepada pak Tarmizi harus menjadi wakil karena NasDem dukung beliau, tetapi ini merupakan kesepakatan bersama di DPP, saya selaku kader partai harus siap jika ditugaskan oleh DPP,”
Publik Aceh masih dibuat penasaran oleh tarik ulur kepentingan Jakarta dalam pilgub mendatang. Tarmizi Karim yang mengaku sebagai ‘titipan pusat’ hanya bisa mengikuti kemauan elit politik di Jakarta lantaran dirinya berasal dari non partai.
Kuncinya ada di Ketua Umum masing-masing partai, karena ditangan merekalah nasib pasangan Tarmizi Karim ditentukan. Dari 6 pasangan yang sudah pastikan maju, Tarmizi – Zaini satu-satunya pasangan yang berpotensi direposisi.
Apapun orang Aceh boleh cerita, tetapi ini gaweannya Jakarta. Karena Jakarta penentu seluruh kepala daerah di Indonesia yang maju dari jalur partai nasional. Tunggu saja siapa yang akhirnya mendampingi Tarmizi Karim pada saat dibukanya pendaftaran Cagub dan Cawagub oleh KIP Aceh, tepatnya 21 sampai 23 September bulan ini.
(Tabloid Harian Merdeka Edisi Bulan September 2016)
Sumber: harianmerdeka.com
loading...
Post a Comment