�Dunia adalah sebuah buku, dan mereka yang terus berdiam di rumahnya hanya khatam satu halaman saja.�
Kamu yang sedang merantau tentu setuju dengan kutipan di atas. Ya, momen perjalanan atau kesempatan menjelajah tempat-tempat baru memang menempa pribadimu. Berbagai pengalaman dan pelajaran bisa didapat saat kamu berani meninggalkan kampung halaman, pergi merantau ke kota lain atau negeri orang.Merantau untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan bukanlah perkara sederhana. Banyak hal yang harus dipikirkan matang-matang sebelum akhirnya mantap memilih pergi. Di perantauan, berbagai tantangan pun sudah menanti untuk dihadapi. Dan keputusan inilah yang bisa jadi mengubah arah hidupmu. Membuat berbagai perubahan di setiap sisi kehidupanmu.
Tapi, adakah yang harus ditakutkan dari sebuah perubahan? Adakah yang perlu dirisaukan ketika kamu meninggalkan zona nyaman demi menjemput kesuksesan? Berbahagialah kalian yang pernah atau sedang berjuang di perantauan � kalian yang enggan menikmati hidup dalam kesia-siaan!
keluarga yang membuatmu enggan merantau |
Tapi, sampai kapan kamu bisa menikmati hidup yang seperti ini? Ketika segala kebutuhan sudah tercukupi, lalu merasa puas dan enggan menempa diri sendiri? Bukankah sebagai manusia dewasa kamu layak diuji dan mengembangkan diri? Menjalani hidup yang itu-itu saja dan malas pergi kemana-mana justru menjadikan kamu mentok. Tanpa sadar, kamu pun melewatkan berbagai kesempatan yang tak akan kamu tahu kapan akan datang lagi.
tinggalkan zona nyaman, lihatlah dunia luar! |
Rumah dan segala kenyamanan yang ditawarkan justru ibarat racun. Terus-terusan mengakrabinya sama halnya dengan bunuh diri. Saat mulai merasa nyaman dengan apa yang kamu miliki, segeralah beranjak meninggalkan zona nyamanmu. Salah satu cara yang bisa kamu pilih adalah pergi merantau. Di tempat baru nanti, kamu akan �dipaksa� untuk belajar hal-hal baru. Semakin berkembang dan meningkatkan kualitasmu sebagai seorang individu.
tanah rantau menawarkan lebih banyak kesempatan |
Daripada daerah asal, tanah perantauan bisa jadi lebih banyak menawarkan kesempatan. Di Pulau Jawa misalnya, ada deretan nama-nama kampus ternama yang jadi tujuanmu menuntut ilmu. Di Malaysia atau Singapura misalnya, ada perusahaan-perusahaan besar yang menawarkan berbagai lowongan pekerjaan yang bisa kamu jajal. Selain itu, kota atau negara tujuan bisa jadi punya lebih banyak fasilitas yang menawarkan kemudahan bagi hidupmu.
Memang belum tentu tanah rantau itu akan nyaman bagimu. Bukan tak mungkin setiap minggu kamu begitu rindu untuk pulang ke rumah, hangat dalam dekap Ibu. Namun kamu pantang menyerah begitu saja. Bukankah setiap akhir yang manis selalu dimulai dengan keraguan, perasaan tak betah, dan ketidaknyamanan?
merantau = belajar mandiri |
Ketika merantau, keadaan memang mengharuskanmu untuk hidup sendiri. Jauh dari keluarga dan teman-teman dekat justru menjadikanmu terlatih hidup mandiri. Perkara kebersihan kamar kos bisa kamu tangani. Kebutuhan makan 3 kali sehari juga bisa kamu cukupi. Selain itu, kesendirian kian melatihmu semakin mawas diri. Setiap keputusan dan sikap yang kamu ambil akan baik-baik dipikirkan akibat dan konsekuensinya.
Akrab dengan gaji yang terbatas atau uang kiriman yang serba pas, kamu pun paham: hidup hemat adalah sebuah bentuk perjuangan
hidup hemat = perjuangan |
Sementara, kamu mungkin akan merasa tempat perantauan terlalu kejam. Apalagi, saat harus mengakrabi gaji yang terbilang kecil atau uang kiriman orang tua yang pas-pasan. Betapa kamu harus berjuang menahan nafsu jajan atau keinginan untuk berbelanja. Segala kebutuhanmu pun harus serba diminimalkan demi bisa bertahan hingga akhir bulan.
Tapi, pengalaman ini setidaknya mengajarkanmu bahwa hidup hemat adalah sebuah keharusan. Paham rasanya hidup pas-pasan kamu pun tak lagi impulsif saat sedang punya banyak uang. Kamu mengerti betapa pentingnya menabung dan membagi penghasilan jadi beberapa bagian. Setelahnya, kamu pun semakin bijaksana mengatur keuanganmu sendiri.
Merantau membuatmu mengerti bahwa kebebasan yang kamu punya selalu datang sepaket dengan konsekuensinya
kebebasan tak lagi terdengar sederhana |
Apa sih arti kebebasan menurutmu? Saat masih remaja, kamu mungkin merasa kebebasanmu direnggut ketika tak diijinkan keluar rumah saat Sabtu malam. Kamu kesal ketika tak diperbolehkan pergi camping dengan teman-teman sekelasmu. Kamu pun merasa tak terima ketika dilarang punya pacar oleh orang tua, sedangkan teman-teman sebayamu hampir semuanya sudah punya pasangan.
Ketika akhirnya hidup sendiri di perantauan, makna kebebasan tak lagi terdengar sederhana. Meski tak ada orang tua yang selalu mengawasi kegiatanmu sehari-hari, kamu justru tak mau bertindak seenaknya. Di usia dewasa, kamu mengerti bahwa segala yang kamu lakukan harus bisa dipertanggungjawabkan. Meski tinggal sendiri dan bebas melakukan apa saja, kamu akan baik-baik memilah mana yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
belajar mengambil keputusan yang tepat di saat yang tepat |
Lepas dari segala kenyamanan dan dukungan sosial yang sebelumnya kamu punya, kamu pun akan terlatih untuk menggunakan instingmu. Ketika dihadapkan pada suatu pilihan, kamu akan lebih sering merenung dan bertanya pada diri sendiri � �apakah pilihanku sudah tepat? apakah segala sebab dan akibatnya sudah aku pikirkan masak-masak?� Selain itu, mengasah kepekaan atau insting membuatmu kian percaya diri menjalani setiap tantangan dalam hidup.
bertemu teman dan keluarga baru |
Manusia memang tak bisa lepas dari kehidupan sosial. Meski akhirnya meninggalkan keluarga dan teman-teman di kampung halaman, bukan berarti kamu harus hidup sendiri dan kesepian. Tempat perantauan pasti menawarkan kesempatan untukmu menemukan teman-teman dan keluarga baru. Mereka yang kamu jumpai di kampus, di kantor, atau di tempat kos pun bisa jadi teman atau bahkan keluargamu.
Mereka yang sering menginap di kos-mu lantaran harus mengerjakan tugas atau menemanimu belajar bersama. Mereka yang pintu kamarnya akan selalu terbuka menyambut kedatanganmu sepulang kerja. Mereka pula yang hingga larut malam mau mendengar keluh kesahmu seputar tugas-tugas kantor yang menyebalkan. Meski berasal dari daerah yang berbeda-beda, perantauan adalah tempat yang menyatukan kalian.
merantau = rindu pulang ke rumah |
Ya, pulang adalah momen yang akan selalu kamu rindukan. Kamu yang sengaja menabung sejak jauh-jauh hari demi bisa pulang ke kampung halaman saat Hari Raya. Mengantre berjam-jam demi mendapat tiket bus atau kereta api tak akan seberapa terasa melelahkan.
Bisa pulang ke rumah dan kumpul bersama keluarga adalah sebuah kemewahan. Merantau membuatmu mengerti bahwa keluarga lah harta yang paling berharga � mereka yang bisa menerimamu dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kamu punya.
temukan dirimu yang sebenarnya |
Kadang, kamu tak baik-baik menyadari bahwa ada banyak hal yang selama ini membelenggu hidupmu. Lantaran terlena dengan zona nyaman, kamu tak bisa memaksimalkan kemampuan dan menemukan renjanamu. Terkungkung dengan pendapat orang-orang terdekat dan berbagai norma sosial bisa jadi menghambat dirimu untuk berkembang.
Apa kabar kalian yang sedang berjuang di perantauan? Apakah saat ini kesuksesan sudah berhasil digenggam, ataukah kalian masih harus jatuh bangun melanjutkan perjuangan? Apapun itu, semoga kamu tetap semangat menjalani hidupmu di perantauan, ya!
loading...
Post a Comment