Banda Aceh - Bakal calon gubernur Aceh, Zakaria Saman alias Apa Karya menanggapi pernyataan Muzakir Manaf atau Mualem yang meminta pasukan Bawah Kendali Operasi (BKO) tidak menggunakan senjata saat pengamanan Pilkada Aceh 2017 nanti
Menurut Apa Karya, jika polisi atau pasukan BKO mengamankan Pilkada Aceh tanpa dilengkapi senjata, berarti itu bukan polisi namanya.
"Polisi na bude, meunyoe hana kon polisi tapi hansib. Na bajei na seiluwei, ka hana bude, man kon hansep. (Polisi ada senjata, kalau tidak ada bukan polisi tapi hansip. Ada baju ada celana, tapi nggak ada senjata, itu kan tidak cukup)," kata Apa Karya saat menghubungi Serambinews.com, Minggu (25/9/2016) malam.
Menurut Apa Karya, jika polisi atau pasukan BKO mengamankan Pilkada Aceh tanpa dilengkapi senjata, berarti itu bukan polisi namanya.
"Polisi na bude, meunyoe hana kon polisi tapi hansib. Na bajei na seiluwei, ka hana bude, man kon hansep. (Polisi ada senjata, kalau tidak ada bukan polisi tapi hansip. Ada baju ada celana, tapi nggak ada senjata, itu kan tidak cukup)," kata Apa Karya saat menghubungi Serambinews.com, Minggu (25/9/2016) malam.
Seperti diberitakan Serambi Indonesia sebelumnya, Kaporli mengatakan Pilkada Aceh rawan konflik, oleh karena itu Polri akan mengirim sekitar 1.900 pasukan tambahan untuk mengamankan pelaksanaan Pilkada Aceh.
Menanggapi hal itu, Mualem, seperti diberitakan Serambi Indonesia edisi Minggu (25/9/2016) mengatakan, tak mempermasalahkan lagi jika pasukan BKO tetap dikirim ke Aceh jelang pilkada.
Namun kehadiran BKO nanti diharapkan jangan sampai menimbulkan trauma bagi masyarakat Aceh.
"Tapi kalau pun BKO dikirim ke mari (Aceh), kita harapkan menggunakan tongkat jangan menggunakan senjata, karena senjata akan membuat trauma masyarakat yang ingin mencoblos pada hari H. Ini yang kita khawatirkan. (Saya berharap) dalam penjagaan jangan membawa senjata lengkap, tapi bawa kayu itu saja," sebut Mualem saat diwawancarai Serambinws.com, Sabtu (24/9/2016) sore. (Serambinews)
loading...
Post a Comment