AMP - Tes kesehatan calon kepala daerah di Aceh sangat jauh dari harapan masyarakat. Pasalnya tes narkoba di Aceh hanya menggunakan sampel urine. Hal ini berbeda jauh dengan pemeriksaan tes narkoba di pilkada Sulawesi Tenggara yang mengambil tiga sampel, yakni darah, urin dan rambut.
Lantaran di Sulawesi Tenggara tidak ada fasilitas yang memadai, para calon kepala daerah diperintahkan KPU setempat berangkat ke BNN Jakarta untuk mengikuti tes kesehatan.
Sudah pasti banyak kandidat yang gemetaran lantaran tes di BNN pusat sangat sulit dimanipulasi. Apalagi yang diuji bukan urin, tetapi darah dan juga rambut.
Lantas kenapa tes di Aceh hanya memeriksa urin, padahal Aceh adalah daerah dengan status darurat narkoba. Mungkinkah ada lembaga swasta yang menggugat hasil tes kesehatan di Aceh, agar pemeriksaan narkoba bisa meniru cara Sulawesi Tenggara. Ini berarti Sulawesi Tenggara ingin mendapatkan calon kepala daerah yang berkualitas, murni bebas dari narkoba. Karena tes dengan menggunakan rambut dan darah sangat akurat, dan bertahan lama.
Tes Kesehatan di Sulawesi Tenggara
Seluruh pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota, Bupati dan Wakil Bupati dari tiga daerah yakni Kota Kendari, Kabupaten Bombana dan Buton Selatan melakukan tes kesehatan di Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat, Jumat (30/9/2016) di Jakarta.
Pemeriksaan kesehatan tersebut berdasarkan arahan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mendapat undangan dari BNN Provinsi.
“Dalam surat itu disampaikan, karena pertimbangan alat teknis sehingga sampel itu tidak bisa diuji, sampel yang dimaksud itu rambut,” ungkap Anggota KPU Kendari, Zaenal Abidin saat mendampingi para calon lakukan tes kesehatan di BNN.
Zaenal mengungkapkan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan terhadap para calon, namun karena alasan teknis hanya calon dari tiga daerah yang belum cukup sampelnya.
“Dari tujuh daerah yang mengikuti pilkada, hanya tiga daerah saja yang sampelnya belum cukup. Sehingga calon dialihkan kesini,” terang Zaenal lebih lanjCalon Walikota Kendari Muhammad Zayat Kaimoeddin-Derik, mengaku optimis akan lolos dalam tes kesehatan bebas narkoba tersebut. “Optimis lolos, asal kita tidak gunakan narkoba ngapain takut” pungkasnya.
Pasangan calon kada lainya yang juga turut melakukan tes narkoba adalah Adriatma Dwi Putra-Sulkarnain . Sementara pasangan Abdul-Rasak dan Haris Andi Surahmin telah datang lebih awal beserta calon dari kada dari kabupaten Bombana.
Hasil lab akan diserahkan BNN pusat ke BNN Provinsi yang akan diteruskan ke KPU masing-masing terkait.(harianmerdeka)
Lantaran di Sulawesi Tenggara tidak ada fasilitas yang memadai, para calon kepala daerah diperintahkan KPU setempat berangkat ke BNN Jakarta untuk mengikuti tes kesehatan.
Sudah pasti banyak kandidat yang gemetaran lantaran tes di BNN pusat sangat sulit dimanipulasi. Apalagi yang diuji bukan urin, tetapi darah dan juga rambut.
Lantas kenapa tes di Aceh hanya memeriksa urin, padahal Aceh adalah daerah dengan status darurat narkoba. Mungkinkah ada lembaga swasta yang menggugat hasil tes kesehatan di Aceh, agar pemeriksaan narkoba bisa meniru cara Sulawesi Tenggara. Ini berarti Sulawesi Tenggara ingin mendapatkan calon kepala daerah yang berkualitas, murni bebas dari narkoba. Karena tes dengan menggunakan rambut dan darah sangat akurat, dan bertahan lama.
Tes Kesehatan di Sulawesi Tenggara
Seluruh pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota, Bupati dan Wakil Bupati dari tiga daerah yakni Kota Kendari, Kabupaten Bombana dan Buton Selatan melakukan tes kesehatan di Badan Narkotika Nasional (BNN) pusat, Jumat (30/9/2016) di Jakarta.
Pemeriksaan kesehatan tersebut berdasarkan arahan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mendapat undangan dari BNN Provinsi.
“Dalam surat itu disampaikan, karena pertimbangan alat teknis sehingga sampel itu tidak bisa diuji, sampel yang dimaksud itu rambut,” ungkap Anggota KPU Kendari, Zaenal Abidin saat mendampingi para calon lakukan tes kesehatan di BNN.
Zaenal mengungkapkan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan terhadap para calon, namun karena alasan teknis hanya calon dari tiga daerah yang belum cukup sampelnya.
“Dari tujuh daerah yang mengikuti pilkada, hanya tiga daerah saja yang sampelnya belum cukup. Sehingga calon dialihkan kesini,” terang Zaenal lebih lanjCalon Walikota Kendari Muhammad Zayat Kaimoeddin-Derik, mengaku optimis akan lolos dalam tes kesehatan bebas narkoba tersebut. “Optimis lolos, asal kita tidak gunakan narkoba ngapain takut” pungkasnya.
Pasangan calon kada lainya yang juga turut melakukan tes narkoba adalah Adriatma Dwi Putra-Sulkarnain . Sementara pasangan Abdul-Rasak dan Haris Andi Surahmin telah datang lebih awal beserta calon dari kada dari kabupaten Bombana.
Hasil lab akan diserahkan BNN pusat ke BNN Provinsi yang akan diteruskan ke KPU masing-masing terkait.(harianmerdeka)
loading...
Post a Comment