AMP - Rapat Akbar yang digelar pasangan Cagub/Cawagub Tarmizi Karim-Machsalmina Ali di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Sabtu pekan lalu, tidak semeriah yang ditargetkan panitia. Massa yang hadir diperkirakan hanya 3.000-an orang.
Padahal, dalam konferensi pers tiga hari sebelumnya, Sofyan Dawood yang menjabat ketua panitia acara itu sesumbar bakal dihadiri puluhan ribu orang. Menurut dia, pihaknya sudah menyebarkan undangan kepada seluruh kader paratai pengusng, simpatisan maupun relawan pasangan Tarmizi-Machsalmina.
Di hadapan sejumlah wartawan, Sofyan Dawood menyatakan target pihaknya adalah memobilisasi massa dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun, ia tak membatasi jika massa dari berbagai daerah juga hadir dalam deklarasi tersebut. “Kami fokuskan untuk masyarakat Aceh Besar dan Banda Aceh, namun kami tidak membatasi masyarakat dari daerah lain yang ingin datang mendengarkan orasi politik dari petinggi partai nasional yang mengusung Tarmizi Karim–Machsalmina Ali,” kata Sofyan Dawood.
Teuku Banta Syahrial yang menjabat sekretaris panitia menambahkan, pihaknya memastikan tidak kurang dari 30 ribu orang bakal hadir di rapat akbar tersebut. Menurut dia, hajatan ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat Aceh akan keseriusan pasangan Tarmizi Karim–Machsalmina Ali dalam bekerja untuk membangun Aceh ke depan.
Namun, kenyataannya massa yang hadir tidak seperti yang diharapkan. Acara yang dipusatkan di pelataran parkir stadion kebanggaan masyarakat Aceh itu bahkan sempat molor dari jadwal yang ditetapkan. Dari rencana awal pukul 09.00 WIB, namun pasangan Tarmizi Karim–Machsalmina Ali beserta rombongan baru tiba di lokasi acara pukul 11.30 WIB. Alasannya, mereka harus menunggu kedatangan petinggi partai pengusung dari Jakarta.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rohumarmuziy tiba lebih awal di Bandara Sulan Iskandar Muda. Setengah jam kemudian, tiba Ketum NasDem Surya Paloh dan Ketum Golkar Setya Novanto. Ketiganya dijemput pasangan Tarmizi-Machsalmina beserta sejumlah pengurus DPD dan DPW partai pengusung. Di antaranya Ketua DPD Partai Golkar Aceh TM Nurlif dan Ketua DPW PPP Aceh Amri M Ali. Namun, Ketua NasDem Aceh Zaini Djalil tidak menghadiri acara itu.
Dikabarkan, Zaini sedang sakit sehingga harus berbaring di rumah sakit. Namun pengurus NasDem Aceh yang dihubungi Pikiran Merdeka enggan merincikan penyakit yang diderita Zaini.
Selain petinggi partai tersebut, hadir pula Wakil Ketua Umum PAN M Najib, pengurus DPP PKPI, dan pengurus DPP Partai Hanura. Secara bergantian, mereka berorasi di atas panggung.
Sofyan Dawood yang tampil pertama kali di panggung utama menyebutkan, dalam lima tahun ke depan Aceh butuh sosok birokrat berpengalaman dan mampu mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan rakyat Aceh. “Ini hanya Tarmizi Karim orangnya,” pekik Sofyan.
Di kesempatan itu, Tarmizi Karim meluruskan pernyataan yang disampaikannya saat konferensi pers di Kantor NasDem, beberapa waktu lalu. Kala itu Tarmizi sempat menyatakan bahwa dirinya adalah titipan Pemerintah Pusat. “Saya ini bukan titipan siapapun, saya bukan kiriman siapa-siapa, tapi saya kiriman hati nurani bapak dan ibu untuk membangun Aceh,” ujar Tarmizi Karim.
Berikutnya, Surya Paloh, Romy, dan Setya Novanto bergantian berorasi. Paloh yang ditemani sejumlah pengurus NasDem mengatakan dengan track recordnya selama ini, Tarmizi Karim menjadi harapan untuk Aceh. Meski begitu, dia berjanji akan meminta Tarmizi-Machsalmina turun tahta jika tidak mampu bekerja sesuai harapannya.
“Kalau pasangan ini terpilih, ternyata dalam waktu satu tahun bekerja tidak mampu mensejahterakan Aceh, maka saya akan meminta mereka turun dari jabatan gubernur dan wakil gubernur,” sebut Paloh.
Pemilik Media Group ini mengakui, dengan kehadirannya dalam acara tersebut, dirinya menaruh harapan besar pada pasangan Tarmizi Karim-Machsalmina Ali.
Namun, minimnya jumlah massa yang hadir dikabarkan membuat kecewa para petinggi partai pengusung, terutama Surya Paloh dan Setya Novanto.
Sumber di lingkungan fungsionaris Partai Golkar menyebutkan, massa yang hadir didominasi simpatisan dan pendukung Golkar. Namun jumlahnya tidak memuaskan hati petinggi partai. Jumlah simpatisan NasDem yang hadir juga jauh dari target awal panitia.
Pengurus Golkar ini menyebutkan, pergantian Zaini Djalil masih membekas di benak kader dan pegurus NasDem Aceh. Begitu pula di internal Golkar, menurut dia, masih ada penolakan dari pengurus DPD I dan DPD II Golkar sejumlah daerah di Aceh. “Bahkan ada yang terang-terangan mempertanyakan mengapa TM Nurlif tak jadi diusung Golkar,” tuturnya.
Selain itu, kemampuan komunikasi Tarmizi dalam merangkul partai pengusung menjadi catatan. Kata dia, Tarmizi ternyata tidak mampu menjadi perekat di antara partai pengusung untuk sama-sama menjalankan visi dan misi memenangkan Pilakda Aceh. “Ini yang menyebabkan pasangan ini belum solid,” akunya.
Meski massa yang hadir tidak sesuai harapan, namun ia membantah tudingan tim sukses kandidat lain yang menyebutkan rapat akbar itu hanya dihadiri ratusan orang. “Foto yang beredar di media sosial tak sepenuhnya bisa diklaim bahwa massa yang hadir hanya ratusan. Tak kurang dari lima ribu orang hadir dalam acara ini,” katanya.
Selain minimnya dukungan massa, diketahui Ketua DPW PAN Aceh Anwar Ahmad juga tidak hadir mendampingi Wakil Ketua Umum PAN M Najib. Hal ini disebabkan pengurus DPW PAN belum menerima keputusan DPP untuk mendukung pasangan yang dilabeli ‘titipan pusat’ itu.
Sekretaris panitia Teuku Banta Syahrial enggan mengomentari lebih jauh terkait ketidakhadiran Ketua DPW PAN Aceh. Ia menegaskan, hal itu merupakan persoalan internal PAN yang tak mungkin dicampuri pihaknya. Namun, diakuinya, dengan adanya keputusan DPP PAN di detik-detik akhir pendaftaran calon membuat pengurus DPW PAN Aceh membutuhkan waktu untuk konsolidasi dengan partai pengusung lainnya.
“Apalagi Ketua PAN Aceh ikut mendaftarkan Mualem ke KIP, tentu mereka juga mempertimbangkan etika. Mereka butuh waktu untuk konsolidasi, mungkin itu saja,” tutup Banta.
Padahal, dalam konferensi pers tiga hari sebelumnya, Sofyan Dawood yang menjabat ketua panitia acara itu sesumbar bakal dihadiri puluhan ribu orang. Menurut dia, pihaknya sudah menyebarkan undangan kepada seluruh kader paratai pengusng, simpatisan maupun relawan pasangan Tarmizi-Machsalmina.
Di hadapan sejumlah wartawan, Sofyan Dawood menyatakan target pihaknya adalah memobilisasi massa dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun, ia tak membatasi jika massa dari berbagai daerah juga hadir dalam deklarasi tersebut. “Kami fokuskan untuk masyarakat Aceh Besar dan Banda Aceh, namun kami tidak membatasi masyarakat dari daerah lain yang ingin datang mendengarkan orasi politik dari petinggi partai nasional yang mengusung Tarmizi Karim–Machsalmina Ali,” kata Sofyan Dawood.
Teuku Banta Syahrial yang menjabat sekretaris panitia menambahkan, pihaknya memastikan tidak kurang dari 30 ribu orang bakal hadir di rapat akbar tersebut. Menurut dia, hajatan ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat Aceh akan keseriusan pasangan Tarmizi Karim–Machsalmina Ali dalam bekerja untuk membangun Aceh ke depan.
Namun, kenyataannya massa yang hadir tidak seperti yang diharapkan. Acara yang dipusatkan di pelataran parkir stadion kebanggaan masyarakat Aceh itu bahkan sempat molor dari jadwal yang ditetapkan. Dari rencana awal pukul 09.00 WIB, namun pasangan Tarmizi Karim–Machsalmina Ali beserta rombongan baru tiba di lokasi acara pukul 11.30 WIB. Alasannya, mereka harus menunggu kedatangan petinggi partai pengusung dari Jakarta.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rohumarmuziy tiba lebih awal di Bandara Sulan Iskandar Muda. Setengah jam kemudian, tiba Ketum NasDem Surya Paloh dan Ketum Golkar Setya Novanto. Ketiganya dijemput pasangan Tarmizi-Machsalmina beserta sejumlah pengurus DPD dan DPW partai pengusung. Di antaranya Ketua DPD Partai Golkar Aceh TM Nurlif dan Ketua DPW PPP Aceh Amri M Ali. Namun, Ketua NasDem Aceh Zaini Djalil tidak menghadiri acara itu.
Dikabarkan, Zaini sedang sakit sehingga harus berbaring di rumah sakit. Namun pengurus NasDem Aceh yang dihubungi Pikiran Merdeka enggan merincikan penyakit yang diderita Zaini.
Selain petinggi partai tersebut, hadir pula Wakil Ketua Umum PAN M Najib, pengurus DPP PKPI, dan pengurus DPP Partai Hanura. Secara bergantian, mereka berorasi di atas panggung.
Sofyan Dawood yang tampil pertama kali di panggung utama menyebutkan, dalam lima tahun ke depan Aceh butuh sosok birokrat berpengalaman dan mampu mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan rakyat Aceh. “Ini hanya Tarmizi Karim orangnya,” pekik Sofyan.
Di kesempatan itu, Tarmizi Karim meluruskan pernyataan yang disampaikannya saat konferensi pers di Kantor NasDem, beberapa waktu lalu. Kala itu Tarmizi sempat menyatakan bahwa dirinya adalah titipan Pemerintah Pusat. “Saya ini bukan titipan siapapun, saya bukan kiriman siapa-siapa, tapi saya kiriman hati nurani bapak dan ibu untuk membangun Aceh,” ujar Tarmizi Karim.
Berikutnya, Surya Paloh, Romy, dan Setya Novanto bergantian berorasi. Paloh yang ditemani sejumlah pengurus NasDem mengatakan dengan track recordnya selama ini, Tarmizi Karim menjadi harapan untuk Aceh. Meski begitu, dia berjanji akan meminta Tarmizi-Machsalmina turun tahta jika tidak mampu bekerja sesuai harapannya.
“Kalau pasangan ini terpilih, ternyata dalam waktu satu tahun bekerja tidak mampu mensejahterakan Aceh, maka saya akan meminta mereka turun dari jabatan gubernur dan wakil gubernur,” sebut Paloh.
Pemilik Media Group ini mengakui, dengan kehadirannya dalam acara tersebut, dirinya menaruh harapan besar pada pasangan Tarmizi Karim-Machsalmina Ali.
Namun, minimnya jumlah massa yang hadir dikabarkan membuat kecewa para petinggi partai pengusung, terutama Surya Paloh dan Setya Novanto.
Sumber di lingkungan fungsionaris Partai Golkar menyebutkan, massa yang hadir didominasi simpatisan dan pendukung Golkar. Namun jumlahnya tidak memuaskan hati petinggi partai. Jumlah simpatisan NasDem yang hadir juga jauh dari target awal panitia.
Pengurus Golkar ini menyebutkan, pergantian Zaini Djalil masih membekas di benak kader dan pegurus NasDem Aceh. Begitu pula di internal Golkar, menurut dia, masih ada penolakan dari pengurus DPD I dan DPD II Golkar sejumlah daerah di Aceh. “Bahkan ada yang terang-terangan mempertanyakan mengapa TM Nurlif tak jadi diusung Golkar,” tuturnya.
Selain itu, kemampuan komunikasi Tarmizi dalam merangkul partai pengusung menjadi catatan. Kata dia, Tarmizi ternyata tidak mampu menjadi perekat di antara partai pengusung untuk sama-sama menjalankan visi dan misi memenangkan Pilakda Aceh. “Ini yang menyebabkan pasangan ini belum solid,” akunya.
Meski massa yang hadir tidak sesuai harapan, namun ia membantah tudingan tim sukses kandidat lain yang menyebutkan rapat akbar itu hanya dihadiri ratusan orang. “Foto yang beredar di media sosial tak sepenuhnya bisa diklaim bahwa massa yang hadir hanya ratusan. Tak kurang dari lima ribu orang hadir dalam acara ini,” katanya.
Selain minimnya dukungan massa, diketahui Ketua DPW PAN Aceh Anwar Ahmad juga tidak hadir mendampingi Wakil Ketua Umum PAN M Najib. Hal ini disebabkan pengurus DPW PAN belum menerima keputusan DPP untuk mendukung pasangan yang dilabeli ‘titipan pusat’ itu.
Sekretaris panitia Teuku Banta Syahrial enggan mengomentari lebih jauh terkait ketidakhadiran Ketua DPW PAN Aceh. Ia menegaskan, hal itu merupakan persoalan internal PAN yang tak mungkin dicampuri pihaknya. Namun, diakuinya, dengan adanya keputusan DPP PAN di detik-detik akhir pendaftaran calon membuat pengurus DPW PAN Aceh membutuhkan waktu untuk konsolidasi dengan partai pengusung lainnya.
“Apalagi Ketua PAN Aceh ikut mendaftarkan Mualem ke KIP, tentu mereka juga mempertimbangkan etika. Mereka butuh waktu untuk konsolidasi, mungkin itu saja,” tutup Banta.
MENGAKU PUAS
Meski massa yang hadir tidak mencapai target, kata Banta, pihaknya merasa puas dengan pelaksanaan acara tersebut. Menurut Ketua Bapilu NasDem Aceh ini, seluruh ketua partai yang hadir juga menyatakan puas terhadap acara tersebut. “Mereka juga menilai ini tanda-tanda dari kemenangan pasangan Tarmizi–Machsalmina,” sambungnya.
Banta membantah pihak panitia mengupah setiap orang yang hadir dalam deklarasi tersebut. Diakuinya, para kader dan simpatisan memang diplotkan uang transpor dan konsumsi Rp30-50 ribu per orang. “Uang itu tak diberikan langsung, namun mereka difasilitasi transpor saja,” katanya.
Sementara terkait ketidakhadiran Ketua NasDem Aceh Zaini Djalil, sebut Banta, tidak ada sangkut paut dengan pergantian Cawagub yang mendampingi Tarmizi. “Beliau (Zaini) sakit, sehingga tak mungkin hadir ke acara dan naik ke panggung orasi,” ujarnya.
Ia memastikan Partai NasDem tetap solid mengusung pasangan Tarmizi–Machsalmina di Pilkada 2017.[pikiranmerdeka.co]
loading...
Post a Comment