MOSKOW - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan
Rusia kian memanas dan kekhawatiran pecahnya Perang Dunia III telah
disuarakan media Moskow. Rusia juga sudah membuat negara-negara NATO di
Baltik cemas dengan pengerahan rudal nuklir Iskander-M di Kaliningrad.
Kedua negara yang pernah terlibat Perang Dingin ini awalnya berseteru soal krisis Ukraina, di mana AS membela Ukraina yang menuduh Moskow melakukan intervensi militer. Ketegangan berlanjut dengan krisis di Suriah, di mana Rusia pasang badan untuk sekutunya Presiden Suriah Bashar al-Assad yang hendak digulingkan pemberontak yang didukung AS.
Belum cukup, Moskow dan Washington juga rebut soal “perang cyber”. AS menuduh Rusia melakukan peretasan terhadap sistem-sistem komputer Pemerintah AS, termasuk sistem komputer Partai Demokrat yang berujung dengan bocornya dokumen e-mail kandidat presiden Hillary Clinton di situs WikiLeaks. Rusia telah membantah tuduhan ini, tapi Pemerintah Barack Obama tak peduli dan bersiap menjatuhkan sanksi pada Moskow.
Seiring dengan memanasnya ketegangan AS dan Rusia, Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengejutkan Barat dengan menggelar latihan perang nuklir yang melibatkan 40 juta warga Rusia. Latihan itu termasuk proses evakuasi massal ke bunker-bunker anti-nuklir di Moskow.
Media Rusia, Sputniknews, pada Senin (10/10/2016), mengutip laporan penulis Dave Majumdar seorang editor pertahanan untuk The National Interest (TNI), serta mantan managing editor, Zachary Keck, merinci sepuluh senjata mematikan yang mungkin digunakan Rusia dan AS jika perang benar-benar terjadi.
Beberapa senjata maut Rusia dan AS yang diulas ini, sering dipamerkan kedua negara. Berikut 10 senjata mematikan yang berpotensi digunakan kedua negara jika terjadi perang.
Kedua negara yang pernah terlibat Perang Dingin ini awalnya berseteru soal krisis Ukraina, di mana AS membela Ukraina yang menuduh Moskow melakukan intervensi militer. Ketegangan berlanjut dengan krisis di Suriah, di mana Rusia pasang badan untuk sekutunya Presiden Suriah Bashar al-Assad yang hendak digulingkan pemberontak yang didukung AS.
Belum cukup, Moskow dan Washington juga rebut soal “perang cyber”. AS menuduh Rusia melakukan peretasan terhadap sistem-sistem komputer Pemerintah AS, termasuk sistem komputer Partai Demokrat yang berujung dengan bocornya dokumen e-mail kandidat presiden Hillary Clinton di situs WikiLeaks. Rusia telah membantah tuduhan ini, tapi Pemerintah Barack Obama tak peduli dan bersiap menjatuhkan sanksi pada Moskow.
Seiring dengan memanasnya ketegangan AS dan Rusia, Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengejutkan Barat dengan menggelar latihan perang nuklir yang melibatkan 40 juta warga Rusia. Latihan itu termasuk proses evakuasi massal ke bunker-bunker anti-nuklir di Moskow.
Media Rusia, Sputniknews, pada Senin (10/10/2016), mengutip laporan penulis Dave Majumdar seorang editor pertahanan untuk The National Interest (TNI), serta mantan managing editor, Zachary Keck, merinci sepuluh senjata mematikan yang mungkin digunakan Rusia dan AS jika perang benar-benar terjadi.
Beberapa senjata maut Rusia dan AS yang diulas ini, sering dipamerkan kedua negara. Berikut 10 senjata mematikan yang berpotensi digunakan kedua negara jika terjadi perang.
Baca Selanjutnya
loading...

Post a Comment