AMP - Pilkada Aceh 2017 makin dalam. Publik di media sosial baik secara terang-terangan maupun secara tidak terang terus saja memperbincangkan para bakal calon.
Bulan Maret 2016 ini ada dua status menarik yang keduanya menggambarkan pandangan masing-masing terkait bakal calon yang sudah ada. Mau tahu apa pandangan mereka tentang calon?
Kampanye Hitam dan Negatif
Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjito, mengatakan kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam. Kampanye negatif adalah upaya menaikkan diri dengan mengkritik lawan. Sedangkan kampanye hitam adalah politik pencitraan dengan menjatuhkan martabat lawan.
“Jadi, kampanye negatif itu enggak masalah. Yang masalah itu kampanye hitam,” kata Arie pada musim Pilres lalu.
Pandangan senada juga pernah disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari. Menurutnya black campaign (kampanye hitam) memang harus dihindari, tetapi negative campaign (kampanye negatif) justru perlu dipelihara. Negative campaign itu sangat penting, ujarnya di Jakarta, dulu.
Qodari menjelaskan perbedaan mendasar antara kampanye hitam dengan kampanye negatif. Kampanye negatif sesuai fakta, sedangkan kampanye hitam tidak sesuai fakta, ungkapnya. Menurutnya, seorang kandidat bisa saja menuduh lawan politiknya melakukan korupsi, asalkan tuduhan tersebut bersifat faktual. Ia mencontohkan salah satu kampanye negatif yang pernah dilakukan adalah kampanye untuk tidak memilih politisi busuk pada Pemilu 2004 lalu.
Menurut Qodari, kampanye negatif merupakan suatu keniscayaan dalam berpolitik. Pada dasarnya, lanjut Qodari, dalam kampanye setiap kandidat berusaha melakukan dua hal: Menunjukkan hal-hal yang baik terkait dirinya dan melakukan hal-hal lain yang terkait dengan saingan atau lawan politiknya, ujarnya.
Gambaran Balon Gubernur Aceh
Menurut Nadine Angelique, dari beberapa bakal calon yang ada ia berkesimpulan bahwa Irwandi Yusuf lah yang cocok dipilih. “Kalau terpilih, banyak untungnya untuk masyarakat. Banyak program pro rakyat,” tulisnya.
Berbeda dengan Nadine, akun Atjehbaru justru menilai yang tepat menjadi gubernur Aceh adalah Tarmizi Karim. “(Tarmizi Karim) cocok menjadi pemimpin Aceh,” simpulnya.
Berikut seutuhnya pandangan mereka berdua:
Pandangan Nadine Angelique
16 Maret 2016 pukul 10.18 WIB
Pandangan singkat NA tentang bakal calon Gubernur Aceh:
1. Dr. Zaini Abdullah, orangnya baik, alim, jujur. Tetapi kurang bisa membuat perubahan, pendendam, dan suka mendengar bisikan orang sekeliling. Banyak menguntungkan keluarga sendiri.
2. Muzakir Manaf, sederhana, baik, peduli kepada masyarakat. Tapi kurang paham administrasi Pemerintahan, kehidupan keluarga banyak ditutup kabut. Tidak terbuka masalah keluarganya. Kalau terpilih, tidak punya program dari diri sendiri. Diatur oleh para pencari proyek. Yah, seperti sapi perahlah…
3. Zakaria Saman, NA tidak tahu apa memang cukup syarat administrasi seperti ijazah. Orangnya rendah hati, sederhana penampilan, meledak-ledak kalau marah. Kurang cocok kalau jadi gubernur sebab kurang paham manajemen. Diduga terlibat dalam beberapa kasus yang menghilangkan nyawa.
4. Irwandi Yusuf, jujur, suka kepada masyarakat, kasar, ceplas-ceplos dalam bicara, sering dianggap arogan dan mau menang sendiri, suka menjadi intel di saat tidak perlu. Paham administrasi dan manajemen, tidak bisa diatur-atur. Kalau terpilih, banyak untungnya untuk masyarakat. Banyak program pro rakyat.
5. Tarmizi A. Karim, pintar agama dan administrasi, baik, lemah dalam sikap termasuk lemah dalam menghadapi Jakarta. Kalau jadi gubernur, tidak bisa melawan pemerintah pusat. Banyak program yang akan jalan cepat. Menurut NA lebih baik meniti karir di Jakarta saja sebab dipakai oleh dua presiden.
6. Farhan Hamid, baik, sederhana, pintar bicara dan mengambil kesempatan. Terlalu lama berpolitik dalam partai sehingga tidak independen. Kalau jadi gubernur, lemah dalam hubungan dengan masyarakat bawah. Ada kabar kurang disukai di dalam tubuh partai sendiri di Aceh.
7. Teuku Nurlif. Pintar, tegas dan luwes dalam bergaul, lama di Jakarta dan banyak koneksi. Terlalu lama dalam partai politik nasional, sehingga kurang bisa menjalankan good governance. Pernah ditahan tersangkut perkara cek DPR RI.
8. Abdullah Puteh, baik, banyak program, banyak koneksi, karena pernah dipenjara, baiknya jangan naik lagi.
Ini pandangan pribadi NA, pasti pandangan kita bisa berbeda, pilihannya, terserah Anda.
Pandangan Atjeh Baru
21 Maret 2016 sekitar pukul 19.00
1. Dr. Zaini Abdullah, tokoh tua GAM yang dihormati, shaleh, lama bermukim di swedia, umurnya sudah diatas 70 tahun, sangat percaya dengan keluarga dekat dan kerabat, agak sukar berkomunikasi dg anak muda dan aktifis, baik orangnya, jujur, masih berpandangan pada zaman dulu, belum terlalu tau tentang model kekinian, keras pendirian kadang tdk mendengarkan pendapat orang lain. Pernah berjanji 21 janji untuk jadi gubernur. Cocok menjadi orang tua pemersatu Aceh.
2. Muzakir Manaf, mantan panglima GAM sepeninggalnya Panglima Abdullah Syafi’i. Pendiam, banyak istrinya, pandai bahasa aceh, pandai menggunakan senjata, mudah berjanji, dekat dengan elit kombatan, tegas, keras, agak keras kepala, namun suka berteman dengan ulama aswaja. Kurang teliti dalam pemerintahan dan masih harus banyak belajar ilmu tata negara. Sangat memanjakan kelompok kombatan. Namun sangat setia kawan. Cocok menjadi pengusaha dan ketua partai.
3. Zakaria Saman, mantan menteri pertahanan GAM. Suka marah, bicara ceplas ceplos, sangar dan suaranya keras. Dekat dengan siapa saja karena berteman tidak berpilih kasih, sayang pada istri muda. Sangat tau taktik perang, dan bisa mengatur pasukan. Tidak suka duduk di meja dan mengerjakan pekerjaan administrasi apalagi membaca buku tata negara. Kurang tau prosedur pemerintahan dan agak sukar bergaul dengan anak muda. Cocok menjadi kritikus dan pengamat intelijen
4. Irwandi Yusuf, mantan propaganda GAM, pernah bercerai dari istri pertama, gaya koboy, suka menggertak, bawa mobil robicon dan pesawat, dulunya dosen FKH yang hanya punya vespa, pernah berjanji hanya naik kijang inova jika jadi gubernur. Istrinya dibantu menjadi anggota DPRA, terkadang arogan dan kasar, suka menghardik, tim suksesnya pernah memukul calon gubernur lawannya. Pernah dipukul oleh masyarakat, pernah menjadi gubernur dan tidak terpilih disaat banyak uang dan ada kuasa. Diangkat menjadi gubernur ketika masih miskin dan dibantu oleh semua aktifis. Pernah studi S2 di Amerika utk kedokteran hewan, pernah membuat program JKA dan beasiswa. Pernah diaerang oleh LSM karena kasus beai bekas dan hutan. Namun dekat denga anak muda dan suka bergaul. Cocok jadi pilot pesawat dan ahli propaganda
5. Tarmizi Karim, lulusan master ilmu manajemen pembangunan di Amerika, pernah menjadi santri, pintar agama dan shaleh, pandai berkhotbah, sangat sederhana dan mampu berkomunikasi dengan siapa saja, sangat mendengar aspirasi rakyat, dipercaya oleh pemerintah pusat menjadi pj gubernur Aceh, PJ gubernur Kaltim, PJ Gubernur Kalsel. Tidak suka berjanji, dicintai oleh rakyat kalsel dan kaltim, pernah menjadi bupati aceh utara, kandidat doktor ilmu tafsir Alquran, sangat pintar administrai pemerintahan, mengerti konsep dan implementasi pembangunan, namun dianggap oleh lawannya sebagai kandidat terberat dan kemungkinan memenangkan Pilkada menjadi gubernur Aceh. Dekat dg ulama namun sayangnya terlalu pintar untuk Aceh dan sering diserang oleh lawan-lawannya dan mendapat fitnah. Cocok menjadi pemimpin Aceh
6. Farhan Hamid, baik, pernah menjadi anggota DPR dan MPR RI, sangat cerdas dan ambisius, namun kurang dekat dengan masyarakat, sangat coxok untuk.mwnjadi konseptor Aceh dan mendesain pembangunan, namun tidak terpilih menjadi anggota DPD yang kedua kali, banyak membaca tapi jarang berkomunikasi dengan anak muda. Terlalu pintar berbicara. Cocok menjadi konseptor pembangunan Aceh.
7. Teuku Nurlif. Berani, muda, namun pernah kalah menjadi anggota DPR RI, sangat lama di jakarta, koneksi dwngan jakarta banyak, suka bergaul dan pintar mengambil hati orang, pernah menerima cobaa tersangkut perkara cekDPR RI. Namun potensial menjadi wakil gubernur Aceh.
8. Abdullah Puteh, sangat baik, oraganisatoris ulung, pernah menjadi gubernur Aceh, namun sempat di PJ kan dan tersangkut kasua helikopter dan akhirnya ditahan 5 tahun di Penjara. Sangat peduli kepada anak muda dan tetap berkontribusi untuk aceh. Cocok sebagai tokoh Aceh yang dituakan dan dihormati.
Bulan Maret 2016 ini ada dua status menarik yang keduanya menggambarkan pandangan masing-masing terkait bakal calon yang sudah ada. Mau tahu apa pandangan mereka tentang calon?
Kampanye Hitam dan Negatif
Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjito, mengatakan kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam. Kampanye negatif adalah upaya menaikkan diri dengan mengkritik lawan. Sedangkan kampanye hitam adalah politik pencitraan dengan menjatuhkan martabat lawan.
“Jadi, kampanye negatif itu enggak masalah. Yang masalah itu kampanye hitam,” kata Arie pada musim Pilres lalu.
Pandangan senada juga pernah disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari. Menurutnya black campaign (kampanye hitam) memang harus dihindari, tetapi negative campaign (kampanye negatif) justru perlu dipelihara. Negative campaign itu sangat penting, ujarnya di Jakarta, dulu.
Qodari menjelaskan perbedaan mendasar antara kampanye hitam dengan kampanye negatif. Kampanye negatif sesuai fakta, sedangkan kampanye hitam tidak sesuai fakta, ungkapnya. Menurutnya, seorang kandidat bisa saja menuduh lawan politiknya melakukan korupsi, asalkan tuduhan tersebut bersifat faktual. Ia mencontohkan salah satu kampanye negatif yang pernah dilakukan adalah kampanye untuk tidak memilih politisi busuk pada Pemilu 2004 lalu.
Menurut Qodari, kampanye negatif merupakan suatu keniscayaan dalam berpolitik. Pada dasarnya, lanjut Qodari, dalam kampanye setiap kandidat berusaha melakukan dua hal: Menunjukkan hal-hal yang baik terkait dirinya dan melakukan hal-hal lain yang terkait dengan saingan atau lawan politiknya, ujarnya.
Gambaran Balon Gubernur Aceh
Menurut Nadine Angelique, dari beberapa bakal calon yang ada ia berkesimpulan bahwa Irwandi Yusuf lah yang cocok dipilih. “Kalau terpilih, banyak untungnya untuk masyarakat. Banyak program pro rakyat,” tulisnya.
Berbeda dengan Nadine, akun Atjehbaru justru menilai yang tepat menjadi gubernur Aceh adalah Tarmizi Karim. “(Tarmizi Karim) cocok menjadi pemimpin Aceh,” simpulnya.
Berikut seutuhnya pandangan mereka berdua:
Pandangan Nadine Angelique
16 Maret 2016 pukul 10.18 WIB
Pandangan singkat NA tentang bakal calon Gubernur Aceh:
1. Dr. Zaini Abdullah, orangnya baik, alim, jujur. Tetapi kurang bisa membuat perubahan, pendendam, dan suka mendengar bisikan orang sekeliling. Banyak menguntungkan keluarga sendiri.
2. Muzakir Manaf, sederhana, baik, peduli kepada masyarakat. Tapi kurang paham administrasi Pemerintahan, kehidupan keluarga banyak ditutup kabut. Tidak terbuka masalah keluarganya. Kalau terpilih, tidak punya program dari diri sendiri. Diatur oleh para pencari proyek. Yah, seperti sapi perahlah…
3. Zakaria Saman, NA tidak tahu apa memang cukup syarat administrasi seperti ijazah. Orangnya rendah hati, sederhana penampilan, meledak-ledak kalau marah. Kurang cocok kalau jadi gubernur sebab kurang paham manajemen. Diduga terlibat dalam beberapa kasus yang menghilangkan nyawa.
4. Irwandi Yusuf, jujur, suka kepada masyarakat, kasar, ceplas-ceplos dalam bicara, sering dianggap arogan dan mau menang sendiri, suka menjadi intel di saat tidak perlu. Paham administrasi dan manajemen, tidak bisa diatur-atur. Kalau terpilih, banyak untungnya untuk masyarakat. Banyak program pro rakyat.
5. Tarmizi A. Karim, pintar agama dan administrasi, baik, lemah dalam sikap termasuk lemah dalam menghadapi Jakarta. Kalau jadi gubernur, tidak bisa melawan pemerintah pusat. Banyak program yang akan jalan cepat. Menurut NA lebih baik meniti karir di Jakarta saja sebab dipakai oleh dua presiden.
6. Farhan Hamid, baik, sederhana, pintar bicara dan mengambil kesempatan. Terlalu lama berpolitik dalam partai sehingga tidak independen. Kalau jadi gubernur, lemah dalam hubungan dengan masyarakat bawah. Ada kabar kurang disukai di dalam tubuh partai sendiri di Aceh.
7. Teuku Nurlif. Pintar, tegas dan luwes dalam bergaul, lama di Jakarta dan banyak koneksi. Terlalu lama dalam partai politik nasional, sehingga kurang bisa menjalankan good governance. Pernah ditahan tersangkut perkara cek DPR RI.
8. Abdullah Puteh, baik, banyak program, banyak koneksi, karena pernah dipenjara, baiknya jangan naik lagi.
Ini pandangan pribadi NA, pasti pandangan kita bisa berbeda, pilihannya, terserah Anda.
Pandangan Atjeh Baru
21 Maret 2016 sekitar pukul 19.00
1. Dr. Zaini Abdullah, tokoh tua GAM yang dihormati, shaleh, lama bermukim di swedia, umurnya sudah diatas 70 tahun, sangat percaya dengan keluarga dekat dan kerabat, agak sukar berkomunikasi dg anak muda dan aktifis, baik orangnya, jujur, masih berpandangan pada zaman dulu, belum terlalu tau tentang model kekinian, keras pendirian kadang tdk mendengarkan pendapat orang lain. Pernah berjanji 21 janji untuk jadi gubernur. Cocok menjadi orang tua pemersatu Aceh.
2. Muzakir Manaf, mantan panglima GAM sepeninggalnya Panglima Abdullah Syafi’i. Pendiam, banyak istrinya, pandai bahasa aceh, pandai menggunakan senjata, mudah berjanji, dekat dengan elit kombatan, tegas, keras, agak keras kepala, namun suka berteman dengan ulama aswaja. Kurang teliti dalam pemerintahan dan masih harus banyak belajar ilmu tata negara. Sangat memanjakan kelompok kombatan. Namun sangat setia kawan. Cocok menjadi pengusaha dan ketua partai.
3. Zakaria Saman, mantan menteri pertahanan GAM. Suka marah, bicara ceplas ceplos, sangar dan suaranya keras. Dekat dengan siapa saja karena berteman tidak berpilih kasih, sayang pada istri muda. Sangat tau taktik perang, dan bisa mengatur pasukan. Tidak suka duduk di meja dan mengerjakan pekerjaan administrasi apalagi membaca buku tata negara. Kurang tau prosedur pemerintahan dan agak sukar bergaul dengan anak muda. Cocok menjadi kritikus dan pengamat intelijen
4. Irwandi Yusuf, mantan propaganda GAM, pernah bercerai dari istri pertama, gaya koboy, suka menggertak, bawa mobil robicon dan pesawat, dulunya dosen FKH yang hanya punya vespa, pernah berjanji hanya naik kijang inova jika jadi gubernur. Istrinya dibantu menjadi anggota DPRA, terkadang arogan dan kasar, suka menghardik, tim suksesnya pernah memukul calon gubernur lawannya. Pernah dipukul oleh masyarakat, pernah menjadi gubernur dan tidak terpilih disaat banyak uang dan ada kuasa. Diangkat menjadi gubernur ketika masih miskin dan dibantu oleh semua aktifis. Pernah studi S2 di Amerika utk kedokteran hewan, pernah membuat program JKA dan beasiswa. Pernah diaerang oleh LSM karena kasus beai bekas dan hutan. Namun dekat denga anak muda dan suka bergaul. Cocok jadi pilot pesawat dan ahli propaganda
5. Tarmizi Karim, lulusan master ilmu manajemen pembangunan di Amerika, pernah menjadi santri, pintar agama dan shaleh, pandai berkhotbah, sangat sederhana dan mampu berkomunikasi dengan siapa saja, sangat mendengar aspirasi rakyat, dipercaya oleh pemerintah pusat menjadi pj gubernur Aceh, PJ gubernur Kaltim, PJ Gubernur Kalsel. Tidak suka berjanji, dicintai oleh rakyat kalsel dan kaltim, pernah menjadi bupati aceh utara, kandidat doktor ilmu tafsir Alquran, sangat pintar administrai pemerintahan, mengerti konsep dan implementasi pembangunan, namun dianggap oleh lawannya sebagai kandidat terberat dan kemungkinan memenangkan Pilkada menjadi gubernur Aceh. Dekat dg ulama namun sayangnya terlalu pintar untuk Aceh dan sering diserang oleh lawan-lawannya dan mendapat fitnah. Cocok menjadi pemimpin Aceh
6. Farhan Hamid, baik, pernah menjadi anggota DPR dan MPR RI, sangat cerdas dan ambisius, namun kurang dekat dengan masyarakat, sangat coxok untuk.mwnjadi konseptor Aceh dan mendesain pembangunan, namun tidak terpilih menjadi anggota DPD yang kedua kali, banyak membaca tapi jarang berkomunikasi dengan anak muda. Terlalu pintar berbicara. Cocok menjadi konseptor pembangunan Aceh.
7. Teuku Nurlif. Berani, muda, namun pernah kalah menjadi anggota DPR RI, sangat lama di jakarta, koneksi dwngan jakarta banyak, suka bergaul dan pintar mengambil hati orang, pernah menerima cobaa tersangkut perkara cekDPR RI. Namun potensial menjadi wakil gubernur Aceh.
8. Abdullah Puteh, sangat baik, oraganisatoris ulung, pernah menjadi gubernur Aceh, namun sempat di PJ kan dan tersangkut kasua helikopter dan akhirnya ditahan 5 tahun di Penjara. Sangat peduli kepada anak muda dan tetap berkontribusi untuk aceh. Cocok sebagai tokoh Aceh yang dituakan dan dihormati.
Hasil wawancara ini diperoleh dari berbagai sumber, percaya tidak percaya demikian hasil wawancara kami. Bukan untuk mencari musuh atau lawan. Ini hanya sebagai salah satu referensi orang Aceh. Boleh dibantah dan diklarifikasi. Bagaimana pendapat anda? berikan komentar anda pada kolom komentar yang telah tersedia di bawah ini.[*]
Sumber: harianaceh.co.id
loading...
Post a Comment