AMP - Radovan Karadzic yang memimpin Republik Bosnia-Serbia dalam
pembersihan etnis muslim sepanjang kurun 1992-1995, Kamis (24/3),
diadili oleh Pengadilan Kriminal PBB di Den Haag, Belanda. Dia dijerat
11 pasal kejahatan perang yang masuk kategori pelanggaran HAM luar
biasa.
Channel News Asia melaporkan, Karadzic membantah semua dakwaan jaksa
penuntut. Dia mengaku tidak pernah memerintahkan tentara Serbia
menghabisi sedikitnya 8 ribu umat muslim Bosnia yang tinggal di Kota
Srebrenica pada 1995. Padahal kota di sisi timur Bosnia itu oleh Pasukan
Perdamaian PBB dan NATO dianggap sebagai wilayah aman yang tidak boleh
diserang kedua pihak bertikai.
Sedangkan korban tewas imbas perang tak seimbang selama lima tahun
antara Serbia-Bosnia mencapai 100 ribu jiwa. "Saya yakin akan dibebaskan
dari semua tuduhan," kata Karadzic.
Penjahat perang berusia 70 tahun ini ditangkap pada 2008 lalu setelah
melarikan diri ke beberapa negara. Karadzic memimpin milisi yang
bertugas secara khusus menghabisi setiap penduduk lelaki Bosnia.
Dia adalah pemimpin politik tertinggi milisi Serbia yang diadili,
setelah Presiden Slobodan Milosevic yang dianggap paling bertanggung
jawab meninggal di tahanan satu dekade lalu. Genosida warga Bosnia
adalah kejahatan perang terparah di Eropa, setingkat di bawah pendudukan
Nazi pada Perang Dunia ke-2.
Dalam dakwaan setebal 69 halaman, Jaksa menyatakan sepanjang
Maret-Desember 1992, Karadzic sudah merencanakan genosida etnis Bosnia
dari wilayah-wilayah yang diklaim milik Serbia. Selain itu, banyak saksi
mengatakan mantan dokter ini secara spesifik memerintahkan anak buahnya
menghabisi penduduk Srebrenica.
Salah satu dasar dakwaan jaksa juga adanya dokumen tertulis yang
membuktikan Karadzic sengaja mendeportasi semua warga muslim dari
perbatasan Bosnia-Kroasia tanpa alasan jelas. Jika terbukti bersalah,
Karadzic akan dipenjara seumur hidup.
Janda korban pembantaian Srebrenica berharap Karadzic dihukum
seberat-beratnya. "Saya yakin pengadilan PBB akan menyatakan dia
bersalah," kata Munira Subasic yang kehilangan suami serta kakak
kandungnya akibat tindakan keji tentara Serbia.
monumen pembantaian muslim Srebrenica (c) www.srebrenica-genocide.blogspot.com
Karadzic bersama milisinya merebut paksa Ibu Kota Sarajevo dari
pemimpin Bosnia yang ingin merdeka dari Bosnia. Kendati semua fakta
mengarah pada keterlibatannya, banyak warga Serbia menganggap Karadzic
pemimpin yang berani serta tidak bersalah atas pelanggaran HAM di masa
lalu.
"Saya tahu apa yang saya inginkan, saya kerjakan, termasuk apa yang
saya impikan. Tidak ada alasan pengadilan menuduh saya bersalah," kata
Karadzic saat diwawancarai melalui surat elektronik.
Selama ini Karadzic memperpanjang waktu sidang, dengan memanggil 248
saksi yang berupaya meringankan hukumannya. Sidang sang penjahat perang
ini sudah makan waktu 497 hari. Dia berkali-kali mengatakan situasi saat
itu adalah perang, sehingga petinggi Bosnia seharusnya juga disalahkan
jika terjadi pembantaianMassal [mdk]
loading...
Post a Comment